Eksekusi Jaminan Preferen Hak Eksekutorial Kreditur Preferen Dalam Kepailitan Debitor

sekaligus. 104 Kemudian Penagihan seketika dan sekaligus dipertegas lagi dalam Pasal 6 UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, yaitu dapat dilakukan antara lain: 1. Terdapat tanda-tanda bahwa penanggung pajak akan membubarkan badan usahanya atau berniat untuk itu; 2. Badan usaha akan dibubarkan oleh Negara atau; 3. Terjadi penyitaan atas barang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan.

2. Eksekusi Jaminan Preferen

Secara umum tetap diakui bahwa kreditur preferen dapat mengeksekusi barang tanggungan untuk pelunasan utang. Pada peraturan kepailitan yang sudah ada, kreditur preferen dapat melaksanakan haknya tanpa memperhatikan ada atau tidak kepailitan. 105 Sebagai pengakuan dari sifat mendahulu yang dimiliki pemegang hak preferen, Pasal 56 ayat 1 Undang-undang Kepailitan secara tegas menyatakan bahwa tiap-tiap kreditur yang memegang hak tanggungan, hak gadai atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak tejadi kepailitan. Itu berarti Undang-undang Kepailitan secara tegas mengatakan bahwa pernyataan kepailitan tidak menghalangi pelaksanaan hak preferen yang diberikan 104 Pasal 20 UU Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan. 105 Rudhy A. Lontoh, et. al., Op. Cit. Hal. 73 Universitas Sumatera Utara oleh undang-undang. Walaupun demikian ketentuan Pasal 56 ayat 2 menyatakan bahwa jika hak atas penagihan yang mereka miliki adalah suatu piutang yang merupakan piutang-piutang yang wajib dicocokkan menurut ketentuan pasal 126 dan pasal 127 UUK, maka eksekusi hanya dijalankan jika tagihan atau piutang telah dicocokkan, dan eksekusi tersebut hanya dapat dipergunakan untuk mengambil pelunasan dari jumlah yang diakui dari pencocokan atas penagihan atau piutang tersebut. 106 Pemegang hak tanggungan dikenal sebagai “Separatisten”. Sesuai dengan Pasal 1178 KUHPerdata, kreditur yang mempunyai hak hipotik dengan disertai klasula “eigenmachtige verkoop” diberi kuasa untuk secara sendiri melakukan eksekusi atas benda yang jadi jaminan tersebut. Demikian pula dengan pemegang gadai, hak tanggungan dan fidusia. Kreditur pemegang hak jaminan mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan eksekusi atas hak jaminannya. Karena hak jaminan merupakan hak kebendaan, maka hak jaminan berlaku bagi orang ketiga, maka terhadap hak jaminan berlaku asas publisitas, artinya hak jaminan tersebut harus di daftarkan di kantor pendaftaran hak jaminan yang bersangkutan. Dalam perjanjian hipotik, kreditur juga bisa memiliki wewenang untuk menjual sendiri benda jaminan, namun ini harus diperjanjikan sebagaimana ditentukan oleh Pasal 1178 ayat 2 BW. Itu berarti kewenangan ini bukan lahir dari undang-undang, tetapi harus dimunculkan dalam perjanjian oleh para pihak dalam 106 Ibid Universitas Sumatera Utara wujud pemberian kuasa oleh debitur kepada kreditur untuk menjual sendiri benda agunan bila terjadi wanprestasi. Di dalam prakteknya pelaksanaan hak eksekusi kreditur preferen telah sesuai dengan UUK dan PKPU. Walaupun secara umum kreditur preferen dengan hak jaminan diakui dapat mengeksekusi barang jaminan tersebut untuk pelunasan utang, maka di dalam cakupan kepailitan, semua barang tersebut tetap harus ditangguhkan sesuai peraturan yang berlaku. Sehingga jika membahas mengenai kepailitan yang menjadi pedoman utamanya adalah UUK dan PKPU. 107

3. Eksekusi Hak Tanggungan