Kerangka Konsep Hak Eksekutorial Kreditur Preferen Dalam Kepailitan Debitor

2. Kerangka Konsep

Menghindari kesimpangsiuran dalam menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1. Kepailitan adalah Sita umum atas semua harta kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator dibawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang. 28 2. Debitor Pailit adalah Debitor yang sudah dinyatakan pailit pada putusan Pengadilan. 29 3. Insolvensi adalah Suatu keadaan dimana debitor tidak mampu membayar. 30 4. Kurator adalah Balai Harta Peninggalan dan orang perorangan yang berdomisili di Indonesia yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus dan atau membereskan harta pailit, serta terdaftar pada Kementerian yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya dibidang hukum dan peraturan perundang-undangan. 31 5. Pengadilan Niaga adalah Pengadilan dalam lingkup peradilan umum yang mengeluarkan putusan pailit dan putusan penundaan kewajiban pembayaran utang. 32 28 Pasal 1 angka 1 UUK dan PKPU 29 Pasal 1 angka 4 UUK dan PKPU 30 Penjelasan Pasal 57 ayat 1 UUK dan PKPU 31 Pasal 70 UUK dan PKPU 32 Pasal 1 angka 7 UUK dan PKPU Universitas Sumatera Utara 6. Kreditur Preferen yang diistimewakan adalah Kreditur yang oleh undang- undang, semata-mata karena sifat piutangnya, mendapatkan pelunasan terlebih dahulu. 33 7. Hak istimewa adalah Suatu hak yang diberikan oleh undang-undang kepada seorang kreditur yang menyebabkan ia berkedudukan lebih tinggi daripada yang lain, semata-mata berdasarkan sifat piutang itu. 34 8. Hak Tanggungan adalah Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan utang tertentu, memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain. 35 9. Objek Hak Tanggungan adalah terdiri atas hak-hak atas tanah serta benda- benda yang berkaitan dengan tanah. 36 10. Akta Pemberian Hak Tanggungan adalah Akta PPAT yang berisi pemberian hak tanggungan kepada kreditur tertentu sebagai jaminan untuk pelunasan piutangnya. 37 33 Jono. Hukum Kepailitan. Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Hal 5 34 Pasal 1134 UUK dan PKPU 35 Pasal 1 ayat 1 UUHT 36 Pasal 4 UUHT 37 Pasal 1 ayat 5 UUHT Universitas Sumatera Utara 11. Sertifikat Hak Tanggungan adalah Tanda bukti adanya hak tanggungan yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 38 12. Pemberi Hak Tanggungan adalah Orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek hak tanggungan yang bersangkutan. 39 13. Pemegang Hak Tanggungan adalah Orang perorangan atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang. 40 14. Harta Pailit adalah Segala kekayaan yang dimiliki debitor dalam bentuk benda bergerak maupun benda tetap yang merupakan objek dari tugas kurator. 41 15. Eksekusi adalah Pelaksanaan putusan pengadilan atau salinan akta-akta yang mempunyai kekuatan eksekutorial. 42 16. Hukum Eksekusi adalah Hukum yang mengatur tentang pelaksanaan hak-hak kreditur dalam suatu perjanjian kredit utang-piutang yang dijamin dengan harta kekayaan tertentu milik debitor, apabila debitor tersebut ternyata tidak memenuhi prestasinya. 43 38 Pasal 14 ayat 1 UUHT 39 Pasal 8 ayat 1 UUHT 40 Pasal 9 UUHT 41 Pasal 69 ayat 1 UUK dan PKPU 42 Rudhy A. Lontoh, et. al., Penyelesaian Utang Piutang Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Bandung: Alumni, 2001. Hal 540 43 Sri Soedewi Masjchoen Sofyan. Hukum Perdata: Hukum Benda, Cet. 5. Yogyakarta: Liberty, 2001. Hal 31 Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian

1. Spesifikasi Penelitian