Pengertian Respon Hubungan Respon Konsumen dan Perilaku Konsumen Dimensi-dimensi Respon

B. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut American Marketing Association ”Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.....” Sedangkan menurut Nugroho 2003:3 : ”Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, temasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.” Berdasarkan kedua defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen dalam memilih maupun membeli suatu produk pasti melalui proses yang cukup rumit. Dikatakan rumit karena banyak variasi produk yang memungkinkan konsumen sulit dalam pembuatan keputusan. Maka dari itu, salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mempengaruhi keputusan konsumen adalah dengan melakukan bauran pemasaran marketing mix, bisa berupa perubahan produk beserta elemen-elemennya atau melalui penyampaian kata-kata, gambar, atau simbol yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan pada konsumen. Kegiatan bauran pemasaran tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi persepsi konsumen.

C. Pengertian Respon

Respon biasanya memainkkan peranan utama dalam membentuk sebuah perilaku. Dalam banyak hal, respon terhadap merek tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Respon positif terhadap suatu merek akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek tertentu. Dan sebaliknya respon negatif akan menghalangi Universitas Sumatera Utara konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk. Menurut Simamora 2003:126 : ”Respon adalah reaksi konsumen terhadap stimuli tertentu.” Sedangkan menurut Loudon dan Bitta dalam Anwar,2000:4 : ”Respon merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari adanya stimulus”. ”Stimuli atau stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu Nugroho,2005:160.” Berdasarkan defenisi diatas, dapat dilihat bahwa respon itu timbul bila ada stimuli yang kemudian ditanggapi sehingga timbul keinginan untuk bertindak. Respon hanya akan ada bila digambarkan dalam bentuk perilaku lisan dan perilaku perbuatan. Lalu timbul proses evaluasi yang menentukan apakah menerima atau tidak menolak terhadap obyek atau produk yang dihadapi.

D. Hubungan Respon Konsumen dan Perilaku Konsumen

Respon hanya salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, tetapi dalam keputusan tertentu faktor-faktor lain mungkin lebih berpengaruh dibanding respon. Implikasi pemasaran dari hubungan respon dan perilaku berkaitan dengan pengukuran komponen-komponen kognitif berpikir dan afektif perasaan dari respon pembeli, hasil pengukuran dapat didayagunakan untuk meramalkan perilaku.

E. Dimensi-dimensi Respon

Menurut Simamora 2003:134 dimensi-dimensi respon meliputi hal- hal sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Tahap Respon konsumen terhadap suatu produk melewati beberapa tahap, menurut model AIDA. Tahap respon meliputi perhatian attention, ketertarikan interest, keinginan desire, dan tindakan action. Perhatian dapat diartikan sebagai perhatian konsumen terhadap produk atau jasa dari beberapa pilihan yang tersedia di pasar. Setelah konsumen melewati tahap perhatian, maka akan timbul minat atau ketertarikan terhadap produk atau jasa yang mempunyai kelebihan bibanding produk atau jasa yang lain. Ketertarikan terhadap produk atau jasa itu, membuat mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat untuk melakukan pembelian. Hasrat yang timbul dalam diri konsumen dipengaruhi oleh stimuli-stimuli baik internal maupun eksternal Simamora 2003:126. Tahap yang terakhir adalah tindakan , yaitu dimana konsumen akan melakukan tindakan pembelian dari produk atau jasa yang sudah dipilih, akan tetapi tidak menutup kemungkinan konsumen dapat membatalkan pembeliannya karena faktor tertentu. b. Panjang Panjang maksimal stimulus tergatung model apa yang digunakan. Dengn model Hierarchy-of-effect, panjang responnya adalah enam. Namun, tidak berarti bahwa respon yang menggunakan AIDA lebih pendek dari pada model Hierarchy-of-effect. Justru, panajang maksimal respon pada setiap model adalah sama. Begitu pula panjang minimal. Sebuah respon yang maksimal action dalam model AIDA adalah empat. Ini sama panjangnya dengan respon maksimal dalam model Hierarchy-of- effect purchase yang panjangnya enam. Universitas Sumatera Utara c. Arah Ada dua arah respon, yaitu positif dan negatif. Respon positif terjadi apabila respon mengarah pada perilaku yang diinginkan. Jika menggunakan model AIDA, respon positifnya adalah perhatian, berminat ingin dan bertindak. Sedangkan respon negatifnya adalah menjadi bingung, tidak berminat, tidak ingin, dan tidak bertindak. d. Lebar Lebar menyatakan seberapa besar respon yang terjadi ditiap tahap. Lebar maksimal tergantung pada skala yang digunakan. Banyaknya kelas tergantung kemapuan untuk membentuk kategori lebar respon. Yang perlu diperhatikan adalah perbedaan nyata, perbedaan ini harus bersifat bertingkat dan perbedaan tingkatan terjadi secara merata. Tingkatan- tingkatan responnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Tingkatan-tingkatan Respon Positif Tahap Respon Lebar = 1 Lebar = 2 Lebar = 3 Awareness Brand Recognition Familiar brand Top-of mind Knowledge Tahu sedikit Tahu banyak Tahu semuanya Liking Cukup suka Suka Sangat suka Preference Second brand alternatives Together with other brand divided brand preference The only once top of hearth alternative Conviction Cukup yakin Yakin Sangat yakin Purchase Sekedar mencoba Pembeli teratur Pembeli teratur sekaligus mempromosikan produk kepada orang lain Sumber : Simamora 2003:137 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Tingkatan-Tingkatan Respon Negatif Tahap Respon Lebar = 1 Lebar = 2 Lebar = 3 Awareness Samar-samar antara ingat dan lupa Lupa tetapi masih bisa diingat Lupa sama sekali Knowledge Cukup bingung Bingung Sangat bingung Liking Cukup tidak suka Tidak suka Sangat tidak suka Preference Merek yang tidak dipilih Menghindari merek Memusuhi merek Conviction Cukup tidak yakin Tidak yakin Sangat tidak yakin Purchase Mengurangi pembelian Menghentikan pembelian kembali, tetapi tetap memakai produk yang dibeli Mengembalikan produk uang telah dibeli kepada penjual Sumber : Simamora 2003:137 Contoh Model Hierarchy Respon Model Hierarchy of Effect Area Cognitive Area Effective Area Behavior Sumber : Kotler 2003:568 Gambar 2.1 Model Hierarchy of Effect Awareness Knowledge Liking Preference Conviction Purchase Universitas Sumatera Utara Menurut gambar 2.1 tahapan dalam model Hierarchy of Effect terdiri dari tiga area yaitu : Kotler,2003:568 1. Area Kognitif Cognitive Area Area ini adalah area dimana konsumen menyadari akan kebenaran suatu produk atau jasa kemudian konsumen mulai mengerti dan mengetahui fungsi produk atau jasa tersebut. Area kognitif meliputi: a. Kesadaran Brand Awarness Jika pasar sasaran belum mengenal produk, maka perusahaan perlu membuat promosi agar mereka mulai mengenal produk, maka perusahaan perlu membuat promosi agar mereka mulai mengenal produk. Dengan kata lain, pasar sasaran sadar bahwa produk itu ada. Kegiatan promosi seperti ini perlu untuk produk-produk baru. b. Pengetahuan Knowledge Bisa saja pasar sasaran kenal, sadar atau ingat nama produk, tetapi tidak tahu banyak mengenai produk. Pengetahuan merupakan respon kedua setelah kesadaran. Jika mencapai tahap ini, tentu perusahaan harus membuat promosi yang informatif. 2. Area Efektif Effective Area Area ini mencakup tahap dimana konsumen mulai timbul perasaan suka dan yakin akan produk atau jasa yang disukainya. Setelah produk atau jasa tersebut menjadi pilihannya untuk dikonsumsi. Area efektif meliputi: a. Kesukaan Liking Jika mereka suka atau berminat terhadap produk tersebut, artinya target pasar sasaran sudah samapai pada tahap ketiga dalam Universitas Sumatera Utara model yang digunakan. Bisa saja pasar sasaran menyukai produk tetapi tidak menempatkannya lebih penting dibanding produk- produk lain yang sama. b. Pilihan Preference Jika target pasar sasaran sudah menempatkan produk sebagai pilihan pertama, maka pasar sasaran sudah sampai pada tahap preferensi dalam model. c. Keyakinan Conviction Bisa saja pasar sasaran sudah menjadikan produk sebagai pilihan, akan tetapi tidak memiliki keyakinan yang pasti mengenai produk, biasanya orang-orang akan lebih mempromosikan juga kepada orang lain. Sehingga perusahaan dapat memperoleh promosi gratis melalui komunikasi dari mulut ke mulut word-of mouth communication 3. Area Tindakan Behavior Area Area ini merupakan tahap akhir konsumen yaitu konsumen akan mulai melakukan pembelian, area ini adalah Pembelian purchase. Inilah tahap terakhir dalam proses. Pada akhirnya, pasar sasaran yang sudah dikenal, tahu menjadikan produk sabagai pilihan dan yakin akan pilihannya akan membeli produk pada saat yang tepat. e. Kekuatan Iklan sebuah merek sangat erat kaitannya dengsn respon konsumen. Semakin kuat respon tersebut dalam mempengaruhi konsumen maka respon dari konsumen terhadap merek produk yang diiklan juga semakin besar, demikian juga sebaliknya. Untuk mengukur kekuatan respon, harus Universitas Sumatera Utara memperhatikan dua dimensi, yaitu panjang dan lebar. Dengan mengalikan kedua dimensi ini, maka akan diperoleh kekuatan respon. f. Kecepatan Kecepatan dalam memberikan respon berbeda-beda pada tiap konsumen. Ada yang sampai pada tahap pembelian begiru mendapat stimuli, adapula yang setelah waktu yang sangat lama baru melakukan pembelian. Bahkan, ada yang tidak sampai pada tahap pembelian sama sekali. g. Lama bertahan Ada respon sesaat, ada pula respon yang berlangsung dalam jangka waktu panjang. Dalam persepsi respon yang berlangsung sesaat dinamakan sensasi.

F. Persepsi konsumen

Dokumen yang terkait

Analisis Strategi Perluasan Merek (Brand Extension) Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne Terhadap Sensitivitas Respon Konsumen pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

8 112 141

Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1 43 78

Analisis Sensitivitas Respon Konsumen Pada Perluasan Merek (Brand Extension) Sabun Mandi Lifebuoy ke Shampoo Lifebuoy (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia)

5 100 111

Analisis Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Ekstensifikasi Merek (Brand Extention) Pada Vaseline Hand & Body Lotion (Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara)

2 79 103

Pengaruh strategi brand extension terhadap intensi membeli konsumen: studi kasus pemakaian brand extension Lifebuoy untuk sampul

1 81 146

Analisis Pengaruh Sensitivitas Respon Konsumen terhadap Perluasan Merek (Brand Extension) pada Produk Sabun Mandi Bayi Merek Mittu (Studi Kasus pada Ibu Muda di Young Moms Community Bandung).

1 3 20

Analisis Pengaruh Sensitivitas Respon Konsumen terhadap Perluasan Merek (Brand Extension) (Studi Kasus pada Produk Sabun Merek Gatsby di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha).

2 10 23

Analisis Sensitivitas Respon Konsumen terhadap Perluasan Merek (Brand Extension) pada Shampoo Merek Lifebuoy (Studi Kasus di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha).

0 1 21

Analisis Strategi Perluasan Merek (Brand Extension) Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne Terhadap Sensitivitas Respon Konsumen pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

0 0 13

ANALISA SENSITIVITAS RESPON KONSUMEN DARI EKSTENSIFIKASI MEREK (BRAND EXTENSION) PADA SABUN MANDI CAIR MEREK CITRA (STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO) - repository perpustakaan

0 0 16