Karakteristik Komunikasi Antarpribadi Efektif

yang besar akan dapat meningkatkan daya perubahan sikap, sedangkan kepercayaan yang kecil akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan. Labih dikenal dan disenangi komunikator oleh komunikan, akan lebih cenderung komunikan mengubah kepercayaannya kea rah yang dikehendaki komunikator. Kepercayaan pada komunikator, mencerminkan bahwa pesan yang diterima komunikan yang dianggap benar sesuai dengan kenyataan empiris.  Daya tarik komunikator source attractiveness Seorang komunikator akan dapat melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik. Jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan bisa karena komunikator disenangi atau dikagumi atau dianggap mempunyai persamaan dengan komunikan, sehingga komunikan bersedia untuk tunduk kepada pesan yang disampaikan komunikator.

2.3.2. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi Efektif

Menurut Joseph De Vito 1986 dalam bukunya The Interpersonal Communication Book, karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal dilihat dari dua perspektif, yaitu: 1. Perspektif Humanistik, meliputi sifat-sifat: a. Keterbukaan Openess Proses komunikasi anatarpribadi akan dapat berlangsung dengan efektif bila pribadi-pribadi yang terlibat di dalam proses komunikasi antarpribadi tersebut saling memiliki keterbukaan Universitas Sumatera Utara disclosure. Komunikator dapat mengutarakan apa saja yang ingin disampaikan melalui keterbukaan, demikian juga sebaliknya, komunikasi dapat mengutarakan ketidakmengertian serta hambatan-hambatan, tanpa perlu menutupnya. Dengan demikiann pengertian akan lebih mudah dicapai sehingga komunikasi dapat lebih efektif. Sikap keterbukaan dalam komunikasi antarpribadi ditunjukkan oleh dua aspek yaitu: 1 kita harus saling terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita; 2 kemauan memberikan tanggapan kepada orang lain dengan jujur dan terus terang tentang segala sesuatu yang dikatakannya, begitu juga sebaliknya. b. Perilaku Suportif Supportiviness Seseorang dapat memberikan dukungan yaitu dengan mengerti tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dukungan tercapai bila ada saling pengertian dari mereka yang mempunyai kesamaan melalui komunikasi yang efektif, dukungan dapat diberikan. Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri ada perilaku suportif. Jack R. Gibb menyebut 3 perilaku yang menimbulkan perilaku suportif yakni:  Deskriptif, orang yang memiliki sikap ini lebih banyak meminta informasi tentang sesuatu hal sehingga mereka merasa dihargai;  Spontanitas, orang yang terbuka dan terus terang tentang apa yang dipikrkannya; Universitas Sumatera Utara  Profesionalisme, orang yang memiliki sikap berpikir terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda, dan bersedia menerima pendapat orang lain bila pendapatnya keliru atau salah. c. Perilaku Positif Positiveness Sikap ini menunjuk pada dua aspek yaitu: 1 Komunikasi antarpersonal akan berkembang bila ada pandangan positif terhadap diri sendiri; 2 Memiliki perasaan positif terhadap orang lain dalam berbagai situasi komunikasi. Sikap positif dapat timbul dari orang-orang yang memiliki pengalaman dan latar belakang yang sama, yang memungkinkan tercapainya komunikasi yang efektif. Jadi, dengan rasa positif, komunikasi efektif dapat tercapai. d. Empati Empathy Empati merupakan kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya sendiri pada peranan atau posisi orang lain. Adanya empati komunikator dapat merasakan perasaan komunikan, sehingga setiap pesan yang disampaikan sesuai dengan keinginan komunikator dan komunikan. e. Kesetaraan Equality Kesetaraan merupakan sarat untuk mencapai pengertian yang sama terhadap suatu pesan, baik dalam ide, gagasan dan lainnya. Bila komunikan belum mengerti pesan yang disampaikan, komunikator Universitas Sumatera Utara segera dapat mengulangi atau member penjelasan yang sejelas- jelasnya sampai dapat dipahami. Kesetaraan ini mencakup dua hal, yaitu: 1 Kesetaraan bidang pengalaman di antara para pelaku komunikasi. Artinya komunikasi interpersonal umumnya akan lebih efektif bila para pelakunya mempunyai nilai, sikap, perilaku dan pengalaman yang sama; 2 Kesetaraan dalam percakapan di antara para pelaku komunikasi. Artinya, komunikasi interpersonal harus ada kesetaraan dalam hal mengirim dan menerima pesan. 2. Perspektif Pragmatis a. Bersikap yakin Confidence Komunikasi antarpribadi ini terlihat lebih efektif apabila seseorang tidak merasa malu, gugup atau gelisah menghadapi orang lain. b. Kebersamaan Immediacy Sikap kebersamaan ini dikomunikasikan secara verbal maupun nonverbal. Secara verbal orang yang memiliki sifat ini, dalam berkomunikasi selalu mengikut sertakan dirinya sendiri dengan orang lain dengan istilah seperti kita, memanggil nama seseorang, memfokuskan pada ciri khas orang lain, memberikan umpan balik yang relevan dan segera, serta menghargai pendapat orang lain. Secara non verbal, orang yang memiliki sifat ini akan berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata menggunakan gerakan-gerakan. Universitas Sumatera Utara c. Manajemen Informasi Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak sehingga tidak seorangpun yang merasa diabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran, arah pembicaraan, menggunakan pesan-pesan verbal dan nonverbal secara konsisten. d. Perilaku Ekspresif Expresiveness Memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang yang berperilaku ekspresif akan menggunakan berabagai variasi pesan, baik secara verbal maupun nonverbal, untuk menyampaikan keterlibatan dan perhatiannya pada apa yang dibicarakannya. e. Orientasi pada Orang Lain Other Orientation Seseorang harus memiliki sifat yang berorientasi pada orang lain mencapai untuk beradaptasi efektivitas komunikasi. Artinya seseorang mampu untuk beradaptasi dengan orang lain selama berlangsungnya komunikasi interpersonal. Dalam hal ini, seseorang harus mampu melihat perhatian dan kepentingan orang lain, mampu merasakan situasi dan interaksi dengan sudut pandang orang lain serta menghargai perbedaan orang lain dalam menjelaskan suatu hal. Bochner dan Kelly mengemukakan lima kemampuan khusus di dalam menjalin komunikasi antarpribadi, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Empati, atau proses kemampuan menangkap hal-hal yang terdapat di dalam komunikasi dengan orang lain melalui analisis isi pembicaraan, nada suara, ekspresi wajah, sehingga seseorang dapat menangkap pikiran dan perasaan yang sesuai dengan orang yang bersangkutan. 2. Deskripsi, kemampuan untuk membuat pernyataan yang konkrit, spesifik, dan deskriptif. 3. Kemampuan merasakan dan memahami pernyataan yang dibuat dan mempertanggungjawabkannya sehingga tidak hanya menyalahkan orang lain terhadap perasaan yang dialami. 4. Sikap kedekatan, keinginan untuk membicarakan perasaan-perasaan pribadi. 5. Tingkah laku yang fleksibel ketika menghadapi kejadian yang baru dialami. Burgoon dan Ruffner menjelaskan hambatan komunikasi sebagai bentuk reaksi negatif dari individu berupa kecemasan yang dialami seseorang ketika berkomunikasi, baik komunikasi antarpribadi, komunikasi di depan umum, maupun komunikasi massa. Individu yang mengalami hambatan komunikasi akan merasa cemas bila berpartisipasi dalam bentuk komunikasi yang lebih luas, tidak sekedar cemas berbicara di depan umum. Ciri dan kecemasan komunikasi antarpribadi yaitu tidak berminat untuk berkomunikasi unwillingness, melakukan penghindaran avoiding dan tidak adanya skill acquisition atau syarat keterampilan. http:library.usu.ac.iddownloadfkpsikologi-lita.pdf. Universitas Sumatera Utara

2.4. Teori Pemrosesan-Informasi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Komunikasi Kelompok Kecil Mengenai Sikap Taat Akan Norma (Studi Kasus Kelompok Kecil Re’uwel Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan Fakultas Hukum)

6 89 163

Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Tentang Gejala Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok Club Motor Brotherhood Medan Dalam Rangka Pengambilan Keputusan)

9 85 93

Peranan Komunikasi Kelompok Dalam Meningkatkan Minat Belajar (Studi Kasus Pada LSM Yayasan Abdi Satya di Kecamatan Pantai Cermin)”

2 77 107

Komunikasi Kelompok Pemulung untuk Bertahan Hidup (Studi Kasus Tentang Komunikasi Kelompok Dikalangan Pemulung Dalam Bertahan Hidup)

8 129 111

:Komunikasi Kelompok Kecil dan Pengamalan Nilai-nilai Ajaran Islam (Studi Korelasional dengan Pendekatan Taksonomi Bloom pada Kelompok Mentoring Agama Islam di Rohani Islam (Rohis) SMA Negeri 2 Binjai).

1 39 249

PERAN HALAQAH DALAM MENANAMKAN NILAI DAN SIKAP ANTI KORUPSI PADA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DI KABUPATEN PEKALONGAN

1 19 181

Komunikasi Kelompok Kecil dalam Organisa

0 0 18

Tinjauan Komunikasi Kelompok Kecil Mengenai Sikap Taat Akan Norma (Studi Kasus Kelompok Kecil Re’uwel Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan Fakultas Hukum)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Tinjauan Komunikasi Kelompok Kecil Mengenai Sikap Taat Akan Norma (Studi Kasus Kelompok Kecil Re’uwel Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan Fakultas Hukum)

0 0 7

Tinjauan Komunikasi Kelompok Kecil Mengenai Sikap Taat Akan Norma (Studi Kasus Kelompok Kecil Re’uwel Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan Fakultas Hukum)

0 1 15