Konsep Dasar Manhaj Tarbiyah Islamiyah

Tarbiyah Islamiyah memiliki tiga karakter dasar, yakni: sulit tetapi menghasilkan hasil yang berkualitas, proses yang panjang namun terjaga kemurniannya dan lambat namun hasilnya terjamin. Tarbiyah Islamiyah dapat dilakukan dengan pendekatan taktis dan strategis. Langkah-langkah taktis dipetakan untuk menyeimbangkan luasnya medan dakwah dengan jumlah kader dan menyelaraskan dukungan masa dengan potensi tarbiyah. Langkah strategis dilakukan untuk menyusun barisan kader inti agar tidak terjadi kekosongan kader.

2.5.2. Konsep Dasar Manhaj Tarbiyah Islamiyah

Takariawan dan Laila 2005, memaparkan konsep dasar atau manhaj Tarbiyah Islamiyah sebagai berikut: a. Makna Tarbiyah Islamiyah Tarbiyah Islamiyah merupakan proses menjaga dan memelihara fitrah objek didik, mengembangkan bakat dan potensi objek didik sesuai kekhasan masing-masing, mengarahkan potensi dan bakat tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan dan semuanya dilakukan secara bertahap. b. Objek dan Subjek Tarbiyah. Jika telah berada dalam lingkaran tarbiyah, baik murabbi maupun binaan adalah objek dan subjek tarbiyah. c. Visi Tarbiyah. Visi tarbiyah adalah menjadikan muslim dan muslimah yang produktif dan mampu menanggung amanah dakwah, yang memiliki wawasan ilmiah dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dibutuhkan, mendukung potensi Universitas Sumatera Utara dan keterampilan mereka dalam berbagai segi produktif yang diperlukan demi mendukung dan mewujudkan cita-cita dakwah. d. Misi Tarbiyah Misi tarbiyah merupakan pernyataan yang lebih terukur, seperti menyiapkan muslim dan muslimah yang memiliki kepribadian Islami sesuai tuntutan syari’at, mampu beradaptasi dengan teknologi dan sebagainya. e. Tujuan Tarbiyah Islamiyah Tarbiyah Islamiyah memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:  Menghantarkan masyarakat pada penghambaan diri kepada Allah semata yang diaplikasikan dalam seluruh hidupnya. Penghambaan yang disebutkan adalah penghambaan yang didasarkan kepada kesaksian la ilaaha illaAllaah wa muhammadar rasulullaah tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad rasul Allah. Penghambaan yang dicapai melalui tarbiyah ini terwujud dalam bentuk kepercayaan, peribadatan dan pelaksanaan syariat.  Melakukan harakah pergerakan. Harakah terdiri atas dua bentuk. Pertama, melalui peningkatan konsep dan mentalmoral. Ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas harakah. Kedua, melalui perluasanekspansi seperti manuver, membina kader, mengorganisasi kegiatan dan orang.  Membentuk tanggungjawab individu. Tujuan tarbiyah dalam membentuk tanggung jawab individu diarahkan kepada tanggung jawab syariah yang dibutuhkan untuk Universitas Sumatera Utara mengendalikan tingkah laku dan kehidupan individu. Tanggung jawab ini berdasarkan pengetahuan terhadap fikih hukum Islam. Tanggung jawabnya kepada Allah dapat dilaksanakan dengan rujukan fikih hukum Islam yang dapat mengatur kehidupannya dengan baik.  Menyatukan potensi umat Islam ke arah yang amal yang nyata secara tersusun dan terrencana.  Menggambarkan Islam dengan jelas dan benar. Dilihat dari tujuan tarbiyah ini maka tarbiyah tidak hanya memberikan pengajian ilmu Islam tetapi tarbiyah berusaha membentuk pribadi muslim yang mempunyai akidah dan akhlak, memiliki izzah Islam, juga bergerak dalam harakah Islamiyah, membentuk pribadi dai, membina pribadi yang bertanggung jawab dan membangun potensi. Sehingga dapat bermanfaat untuk kepentingan umat dan jamaah dalam menegakkan syariat Islam. Syariat Islam ditegakkan oleh para kader yang tertarbiyah. Para kader yang ada di setiap lapisan masyarakat dengan kepakaran, kemahiran, posisi, keberadaan, pengaruh, dan sebagainya menjadi ujung tombak pelaksanaan syariat Islam. Tarbiyah bukan segala-galanya tetapi tarbiyah dapat membentuk pribadi muslim dan juga memelihara kelslaman yang dimiliki sehingga dapat menopang program harakah. Tarbiyah memang bukan segala-galanya, tetapi segala-galanya takkan bisa diraih kecuali melalui tarbiyah. Tarbiyah dilakukan secara bertahap dari yang umum hingga yang khusus. Beberapa perangkat yang dapat digunakan dalam tarbiyah adalah usrah pengajian, katibah, rihlah, Universitas Sumatera Utara mukhayam atau muasykar, daurah, nadwah dan muktamar. Masing-masing perangkat ini memiliki tujuan, etika dan syarat rukunnya. Mereka yang tertarbiyah merupakan generasi unik yang tampil di tengah kegalauan suasana dunia saat ini. Al Quran dan sunnah merupakan rujukan dan pedoman hidup generasi tarbiyah ini. Ada tiga unsur tarbiyah yang perlu dipenuhi agar tercapainya generasi Islam yaitu pendidik, manhaj sistem dan orang yang siap dididik. Manhaj tarbiyah yang digunakan adalah Al Quran dan sunnah manakala pendidik dalam tarbiyah merujuk kepada cara bagaimana Rasul SAW membina para sahabatnya. Yang dididik juga memiliki ciri-ciri para sahabat Nabi SAW yang siap merubah diri sendiri dan siap juga merubah diri orang lain. Agar tercapainya tujuan tarbiyah tersebut maka manhaj tarbiyah mesti mengikuti sirah nabawiyah yang telah memberikan gambaran tentang metode mendidik generasi sahabat dan membuktikan keberhasilan tarbiyah dalam membentuk suatu perubahan masyarakat dan peradaban. Setelah generasi sahabat Nabi SAW, maka kita diwajibkan untuk mengikuti model para sahabat Nabi. f. Muwashafat Tarbiyah Sifat-sifat atau Karakter yang Menjadi Sasaran Akhir Tarbiyah  Akidah yang lurus.  Ibadah yang benar.  Akhlaq yang terpuji.  Memiliki jiwa kemandirian.  Berilmu penngetahuan luas.  Fisik yang sehat dan kuat.  Memiliki etos dan kesungguhan mujahadah. Universitas Sumatera Utara  Memiliki jiwa kerapian dan keteraturan.  Efektif dalam menjaga dan memanfaatkan waktu.  Bermanfaat bagi orang lain. Rukun komitmen yang dipegang oleh kader-kader yang tertarbiyah ada sepuluh yakni paham, ikhlas, amal, jihadberjuang, pengorbanan, percaya, keteguhan, totalitas, ukhuwah dan taat. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu memusatkan diri secara intensif tehadap objek tertentu dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Seorang peneliti harus mengumpulkan data setepat-tepatnya dan selengkap-lengkapnya dari kasus tersebut untuk mengetahui sebab-sebab yang sesungguhnya bilamana terdapat aspek-aspek yang perlu dipebaiki Nawawi, 1995:72. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi komunitas, suatu program, atau suatu situasi sosial Mulyana, 2001: 201. Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus memiliki beberapa keuntungan. Keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut: a. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti. b. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami orang dalam kehidupan sehari-hari. c. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden. d. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas. e. Studi kasus terbuka bagi penelitian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Komunikasi Kelompok Kecil Mengenai Sikap Taat Akan Norma (Studi Kasus Kelompok Kecil Re’uwel Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan Fakultas Hukum)

6 89 163

Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Tentang Gejala Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok Club Motor Brotherhood Medan Dalam Rangka Pengambilan Keputusan)

9 85 93

Peranan Komunikasi Kelompok Dalam Meningkatkan Minat Belajar (Studi Kasus Pada LSM Yayasan Abdi Satya di Kecamatan Pantai Cermin)”

2 77 107

Komunikasi Kelompok Pemulung untuk Bertahan Hidup (Studi Kasus Tentang Komunikasi Kelompok Dikalangan Pemulung Dalam Bertahan Hidup)

8 129 111

:Komunikasi Kelompok Kecil dan Pengamalan Nilai-nilai Ajaran Islam (Studi Korelasional dengan Pendekatan Taksonomi Bloom pada Kelompok Mentoring Agama Islam di Rohani Islam (Rohis) SMA Negeri 2 Binjai).

1 39 249

PERAN HALAQAH DALAM MENANAMKAN NILAI DAN SIKAP ANTI KORUPSI PADA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DI KABUPATEN PEKALONGAN

1 19 181

Komunikasi Kelompok Kecil dalam Organisa

0 0 18

Tinjauan Komunikasi Kelompok Kecil Mengenai Sikap Taat Akan Norma (Studi Kasus Kelompok Kecil Re’uwel Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan Fakultas Hukum)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Tinjauan Komunikasi Kelompok Kecil Mengenai Sikap Taat Akan Norma (Studi Kasus Kelompok Kecil Re’uwel Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan Fakultas Hukum)

0 0 7

Tinjauan Komunikasi Kelompok Kecil Mengenai Sikap Taat Akan Norma (Studi Kasus Kelompok Kecil Re’uwel Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan Fakultas Hukum)

0 1 15