BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu memusatkan diri secara intensif tehadap objek tertentu dengan mempelajarinya
sebagai suatu kasus. Seorang peneliti harus mengumpulkan data setepat-tepatnya dan selengkap-lengkapnya dari kasus tersebut untuk mengetahui sebab-sebab
yang sesungguhnya bilamana terdapat aspek-aspek yang perlu dipebaiki Nawawi, 1995:72.
Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi komunitas,
suatu program, atau suatu situasi sosial Mulyana, 2001: 201. Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus memiliki beberapa
keuntungan. Keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut: a.
Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.
b. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan
apa yang dialami orang dalam kehidupan sehari-hari. c.
Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.
d. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian
atas transferabilitas. e.
Studi kasus terbuka bagi penelitian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan studi kasus menyediakan peluang untuk menerapkan prinsip umum terhadap situasi-situasi spesifik dan contoh-contoh, yang disebut
kasus-kasus. Analisis menunjukkan kombinasi pandangan, pengetahuan dan kreativitas dalam mengidentifikasi dan membahas isu-isu yang relevan dalam
kasus yang dianalisisnya, dalam menganalisis isu-isu ini dari sudut pandang teori dan riset yang relevan dan dalam merancang strategi yang realistik dan layak
untuk mengatasi situasi problematikyang teridentifikasi dalam kasus. Tujuan studi kasus adalah meningkatkan pengetahuan mengenai
peristiwa-peristiwa komunikasi yang nyata dalam berbagai konteks. Karakteristik studi kasus antara lain sebagai berikut:
a. Eksplorasi mendalam dan menyempit.
b. Fokus pada peristiwa nyata dalam kehidupan yang sesungguhnya.
c. Dibatasi oleh ruang dan waktu.
d. Mendetail, deskriptif.
e. Menyelidiki hubungan dan keterpautan.
Rancangan umum untuk studi kasus dapat digambarkan sebagai sebuah corong. Awal studi adalah bagian corong yang lebar. Ini menunjukkan
peneliti menjajagi tempat-tempat dan orang-orang yang mungkin dijadikan subjek atau sumber data. Dan memungkinkan pengembangan dalam proses
pencarian dan pemilahan data yang ada. Selanjutnya menyempit ke tempat penelitian, subjek bahan dan tema. Menurut Arifin 1994: 51 sifat metode yang
berorientasi kasus adalah holistik. Metode ini menganggap kasus sebagai entitas menyeluruh dan bukan sebagai kumpulan bagian-bagian. Jadi hubungan antara
bagian-bagian dalam keseluruhan itu dipahami dalam konteks keseluruhan dan
Universitas Sumatera Utara
yang kedua juga dipahami sebagai perkiraan. Dari awal penjajagan yang luas peneliti menuju lebih terarah ke pengumpulan data dan analisa beberapa hal yang
perlu diperhatikan menurut Bogdan dan Biklen 1990: 78-80 adalah informan penting, yakni orang-orang yang mempunyai pemahaman mendalam mengenai
apa yang terjadi, sampling waktu, yang sangat berkaitan dengan ketersediaan dokumen dan data pendukung lain http:.puslit.petra.ac.id
3.2.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap satu murabbi dan enam binaan suatu halaqoh akhwat yang berada di bawah naungan Forum Silaturahmi Forsil
Aktivis Dakwah Kampus ADK Universitas Sumatera Utara. Lokasi halaqoh berada di Musholla Iqra’ Universitas Sumatera Utara.
3.3.Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan anggota dari Jama’ah Tarbiyah yang komunitasnya lebih dikenal dengan Partai Keadilan Sejahtera PKS. Subjek
penelitian adalah murabbi dan enam binaannya dalam kelompok halaqoh akhwat perempuan. Dalam kelompok ini ada enam orang binaan yang terikat dengan
seorang murabbi. Dalam menentukan subjek penelitian yang paling penting adalah
subjek penelitian harus memungkinkan atau dapat diakses, menarik dan tentu saja dapat digeneralisasikan. Selain itu, subjek penelitian yang baik adalah orang-
Universitas Sumatera Utara
orang dengan peran tertentu dan memiliki pengalaman. Subjek penelitian haruslah memiliki kaitan erat dengan kasus yang ingin diteliti.
Murabbi yang diteliti merupakan seorang akhwat kader inti Jama’ah Tarbiyah yang ada di Medan. Murabbi ini juga seorang penanggung jawab
aktivitas dakwah akhwat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara USU.
Enam binaan merupakan akhwat yang masih berstatus sebagai mahasiswi Universitas Sumatera Utara USU dengan jurusan dan fakultas yang
berbeda. Masing-masing binaan juga mengemban tugas sebagai Aktivis Dakwah Kampus ADK di USU.
3.3.1.Sejarah Jama’ah Tarbiyah di Indonesia
Cikal bakal lahirnya Jama’ah Tarbiyah di Indonesia berasal dari gerakan dakwah para mahasiswa dan mahasiswi di kampus-kampus di luar negeri
maupun di tanah air. Perjalanan dakwah para aktivis kampus yang dikenal dengan sebutan gerakan tarbiyah di Indonesia, mulai marak sejak tahun 1990-an di mana
perlawanan terhadap kehidupan yang permissif, hidup tanpa norma, semakin menggejala di kalangan kampus.
Ciri khas gerakan tarbiyah ini adalah membentuk halaqoh-halaqoh kelompok-kelompok kecil dengan lima hingga 12 orang anggota dipandu oleh
seorang murabbi. Sebagai rujukan, gerakan tarbiyah seringkali mengidolakan para mujaddid dan ulama Timur Tengah melalui karya intelektualnya yang
dituangkan dalam buku-buku panduan seperti Syaikh Hasan Al-Banna, Sayd Hawwa, Sayd Qutb, Yusuf Qardhawi, Abdul A’la Maududi serta para murid dan
pengikutnya di seluruh penjuru dunia. Sehingga banyak kalangan mengidentikkan
Universitas Sumatera Utara
gerakan tarbiyah sebagai bagian dari jaringan gerakan Ikhwanul Muslimin yang lahir di Mesir.
Tawaran gerakan tarbiyah yang simpatik dan bersahabat bergayung sambut dengan kehausan mahasiswa dan mahasiswi akan siraman rohani yang
jernih. Daya tarik gerakan ini terus meningkat hingga gerakan tarbiyah lama kelamaan menjadi gerakan mainstream di kampus.
Kampus-kampus besar seperti Universitas Indonesia, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Universitas
Padjajaran, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Negeri Jakarta dulu IKIP Jakarta dan IKIP seluruh Indonesia, serta Universitas
Sumatera Utara menjadi lahan subur bagi gerakan tarbiyah. Tidak ketinggalan kampus-kampus swasta.
Sebagai gerakan mahasiswa, gerakan tarbiyah juga memiliki lembaga resmi mahasiswa seperti Lembaga Dakwah Kampus LDK. Selain melakukan
tarbiyah terhadap mahasiswa, mahasiswi, dosen dan sejumlah staf kampus, Jama’ah Tarbiyah juga sering menggelar seminar, bedah buku, diskusi dan lain-
lain. Gerakan tarbiyah lalu tidak hanya aktif di kampus-kampus. Para
lulusan perguruan tinggi dan institut yang aktif di kampus setelah memasuki lapangan kerja, melanjutkan misi dakwahnyake sektor-sektor lapangan kerja,
perumahan-perumahan serta desa-desa di tempat mereka menetap. Pada dasarnya, gerakan tarbiyah adalah gerakan yang inklusif. Siapa
dan kapan saja bisa bergabung ke dalam gerakan tersebut sepanjang dapat mengikuti pembinaan yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan,
Universitas Sumatera Utara
sehingga melahirkan gerakan dakwah yang turun-temurun membentuk Multi Level Dakwah MLD.
Setelah sukses menjadi gerakan dakwah kampus dan di masyarakat, Jama’ah Tarbiyah kemudian mulai hadir di kancah politik. Lahirlah PK Partai
Keadilan pada 9 Agustus 1998 sebagai cikal bakal dari PKS Partai Keadilan Sejahtera yang berasimilasi pada 20 April 2002. Mulai saat itu, masyarakat lebih
mengenal Jama’ah Tarbiyah dengan sebutan PKS Edward, 2006:xxii
3.4.Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Lapangan Field Research
Penelitian lapangan Field Research adalah pengumpulan data di lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian. Pengumpulan
data dari responden melalui wawancara mendalam depth interview, observasi partisipan serta analisis dokumen.
1. Wawancara mendalam depth interview. Wawancara merupakan bentuk
komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang yang lainnya dengan mengajukann
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Dalam wawancara mendalam, informan bebas memberikan jawaban. Peneliti harus berusaha
agar suasana wawancara berlangsung informal sehingga informan bersedia memberikan jawaban dan tidak perlu ada yang disembunyikan. Dalam
wawancara mendalam, peneliti juga harus berupaya mengambil peran pihak yang diteliti, secara intim menyelam ke dalam dunia psikologis dan
sosial mereka. Peneliti harus mendorong pihak yang diwawancarai untuk
Universitas Sumatera Utara
mengemukakan semua gagasan dan perasaannya dengan bebas dan nyaman. Untuk itu peneliti dapat menggunakan bahasa yang akrab dan
informal. Lebih baik lagi jika peneliti dapat menggunakan bahasa atau istilah-istilah yang dekat dan melekat pada informan.
Peneliti mewawancara subjek penelitian di lokasi penelitian langsung, yakni di Musholla Iqra’ Universitas Sumatera Utara USU maupun di
tempat-tempat subjek penelitian melakukan aktivitas atau beristirahat, seperti di fakultas masing-masing atau rumah subjek penelitian.
2. Observasi partisipan. Observasi partisipan merupakan proses pemilihan,
pengubahan, dan pencatatan serangkaian perilaku dan suasana yang berhubungan dengan kasus yang diteliti dan sesuai dengan tujuan yang
hendak dipeoleh sebelumnya. Observasi ini berguna untuk menjelaskan, memaparkan dan merinci gejala yang terjadi. Peneliti terlibat dalam
kegiatan yang ditelitinya dan berhubungan langsung dengan pihak-pihak yang diteliti.
Peneliti melakukan observasi langsung di lokasi penelitian, dan terlibat dalam proses halaqoh seperti binaan yang diteliti.
3. Analisis dokumen. Analisis dokumen yang dimaksud adalah analisis
terhadap catatan harian, surat-surat pribadi, foto-foto dan lain-lain. Dokumen ini dapat mengungkapkan bagaimana subjek mendefenisikan
dirinya sendiri, lingkungan dan situasi yang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitan antara defenisi diri tersebut dalam hubungan dengan
orang-orang disekelilingnya dengan tindakan-tindakannya. Dokumen-
Universitas Sumatera Utara
dokumen ini dapat mendukung data-data yang diperoleh sebelumnya dari observasi maupun wawancara.
Peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen pribadi maupun dokumen halaqoh subjek penelitian. Dokumen pribadi yang dimaksud
adalah surat-surat pribadi antara murabbi dengan binaan, sedangkan dokumen halaqoh antara lain merupakan program kerja kelompok halaqoh
tersebut dan daftar evaluasi binaan. b.
Penelitian Kepustakaan Library Research Penelitian kepustakaan Library Research dilakukan dengan cara
mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian
dilakukan melalui buku-buku, jurnal, internet dan sebagainya.
3.5.Teknik Analisis Data
Maleong mendefinisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian
dasar dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data Kriyantono, 2007:163. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis kualitatif yang merupakan pengukuran dengan menggunakan data-data yang menyangkut klasifikasi atau kategorisasi sejumlah variabel. Melalui
pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk
narasi.
Universitas Sumatera Utara
Untuk studi kasus, jumlah informan dan individu yang dijadikan informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang-orang
yang dapat dijadikan informan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian, orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja mudah
untuk diakses. Melalui metode kualitatif, kita dapat mengenal subjek secara pribadi
dan melihat mereka menegmbangkan defenisi mereka sendiri tentang dunia dan komunikasi yang mereka lakukan. Kita dapat merasakan apa yang mereka alami
dalam pergaulan mereka sehari-hari. Metode kualitatif memungkinkan kita menyelidiki konsep-konsep yang dalam pendekatan lainnya akan hilang.
3.6.Acuan Pertanyaan Wawancara
A. Pertanyaan untuk binaan.
1. Nama
2. Fakultas
3. Sejak kapan mengikuti tarbiyah? Alasannya?
4. Sejak kapan masuk ke kelompok halaqoh ini?
5. Sudah berapa kali ganti murabbi?
6. Alasan murabbinya diganti?
7. Menurut kamu, murabbi itu apa?
8. Apa arti murabbi dalam hidup kamu?
9. Sejauh mana kamu mengenal murabbi kamu saat ini?
10. Bagaimana kondisi kehidupan murabbimu menurut kamu?
11. Apakah kamu percaya pada kemampuan dan keikhlasan murabbimu?
Universitas Sumatera Utara
12. Hal-hal apa saja yang kamu bicarakan, ceritakan atau kamu bagi dengan
murabbi? 13.
Adakah hal-hal yang sengaja ingin kamu sembunyikan dari murabbi, atau kamu tidak ingin murabbi kamu mengetahuinya? Hal-hal seperti apa?
14. Apakah kamu selalu terus terang tentang apa yang kamu pikirkan pada
murabbi kamu? 15.
Apakah kamu bersedia menerima pendapat murabbi kamu bila pendapat kamu berbeda dengannya?Alasannya
16. Seperti apa kamu menganggap murabbimu?
17. Pernahkah kamu mencoba menempatkan diri kamu sebagai murabbi dan
memahami perasaannya? Peristiwa apa yang melatarbelakanginya? 18.
Apakah yang kamu lakukan jika murabbi kamu melakukan suatu kesalahan?
19. Apakah kamu merasa mendapat dukungan dari murabbi kamu? Dalam hal
apa saja? 20.
Hal-hal apa saja yang biasanya tidak didukung oleh murabbi kamu? Bagaimana tanggapan dan perasaanmu?
21. Apakah kamu juga sering mendukung murabbi kamu? Dalam hal apa saja?
22. Apa tujuan kamu sehingga ingin terikat oleh murabbi?
23. Sekompak apa kamu dengan murabbi dan teman satu halaqohmu?
24. Hal-hal apa saja yang kamu lakukan dengan mereka yang menurut kamu
mencerminkan kekompakanmu dengan masing-masing mereka? 25.
Bagaimana tanggapanmu jika kamu ditransfer ke kelompok halaqoh lain dan murabbimu diganti?
Universitas Sumatera Utara
26. Menurut kamu, apakah kamu termasuk orang yang komitmen dengan
prinsip-prinsip dan aturan di kelompok halaqoh ini pada khususnya dan jama’ah ini pada umumnya?
27. Apa saja aturan atau norma yang telah disepakati kelompok halaqoh ini
yang kamu ingat? 28.
Apakah kamu menaatinya? Alasannya? 29.
Apakah ada sanksi jika anggota kelompok halaqoh tidak menaatinya? Sanksi apa?
30. Bagaimana reaksi kamu jika ada anggota kelompok lain yang melanggar
aturan yang telah kalian sepakati? 31.
Sejauh apa kamu membutuhkan murabbi? Mengapa? 32.
Menurut kamu, apa arti tsiqah? 33.
Apakah kamu termasuk orang yang tsiqah pada murabbi kamu? 34.
Pernahkah murabbi kamu menyuruh kamu tsiqah padanya? Bagaimana penyampaiannya?
35. Bagaimana kamu menyikapi dan menilai sikap tsiqah itu sendiri?
36. Apakah kamu setuju bahwa seorang binaan harus tsiqah dengan
murabbinya? Alasannya? 37.
Dalam hal apa saja kamu tsiqah dengan murabbi kamu? 38.
Apakah kamu sering mendapat perintah dan larangan dari murabbi kamu? Apakah kamu menaatinya?
39. Tolong ceritakan pengalaman kamu yang berkaitan dengan sikap tsiqah
Universitas Sumatera Utara
B. Pertanyaan untuk murabbi.
1. Nama
2. Usia
3. Pekerjaan
4. Sejak kapan mengikuti tarbiyah? Alasannya?
5. Berapa jumlah kelompok halaqoh yang dibina?
6. Apa perbedaan kelompok halaqoh ini dengan kelompok halaqoh lain yang
Anda bina? 7.
Menurut Anda, binaan itu apa? 8.
Apa arti binaan dalam hidup Anda? 9.
Sejauh mana Anda mengenal binaan Anda? 10.
Bagaimana kondisi kehidupan binaan Anda? 11.
Mengapa Anda mau membina mereka? 12.
Hal-hal seperti apa yang Anda bicarakan, ceritakan atau Anda bagi dengan binaan Anda?
13. Seperti apa Anda menganggap binaan Anda?
14. Pernahkah Anda mencoba menempatkan diri Anda sebagai binaan dan
mencoba memahami perasaan mereka? Peristiwa apa yang melatarbelakanginya?
15. Apa yang Anda lakukan jika binaan Anda melakukan suatu kesalahan?
16. Apa tujuan Anda membina mereka?
17. Sekompak apa Anda dengan mereka?
18. Bagaimana jika ada binaan Anda yang melanggar aturan kelompok yang
telah disepakati?
Universitas Sumatera Utara
19. Apakah Anda uga ikut menaati aturan atau norma kelompok yang telah
disepakati? Atau ada semacam dispensasi untuk Anda? 20.
Apa yang dapat menyebabkan seorang binaan ditransfer ke kelompok lain atau dengan kata lain, murabbinya diganti?
21. Apa arti tsiqah menurut Anda?
22. Menurut Anda, apakah binaan-binaan Anda dalam kelompok ini tsiqah
pada Anda? 23.
Bagaimana cara Anda menanamkan sikap tsiqah pada mereka? 24.
Dalam hal apa saja mereka tsiqah pada Anda? 25.
Tolong ceritakan tentang ketsiqahann binaan-binaan pada Anda
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN