Organizational Communication, Komunikasi Massa Mass Communication dan Komunikasi Publik Public Communication, Cangara, 2005:29.
2.2. Komunikasi Kelompok Kecil
Menurut De Vito 1997, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa
tujuan yang sama dan memiliki derajat organisasi tertentu di antara mereka. Kelompok kecil merupakan sekumpulan perorangan, jumlahnya cukup kecil
sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima. Pada umumnya kelompok kecil terdiri dari kira-kira 3 hingga
12 orang. Para anggota kelompok ini harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi. Pada saat strukturnya ketat – maka kelompok
akan berfungsi menrurut prosedur tertentu di mana setiap komentar harus mengikutiperaturan yang tertulis. Pada saat yang lain, strukturnya sangat longgar
seperti pada suatu pertemuan sosial. Komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang
dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama
lain dan berkomunikasi tatap muka Arni, 2002:182. Komunikasi kelompok kecil memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
mempermudah pertemuan ramah tamah, personality kelompok, kekompakan, komitmen terhadap tugas, biasanya tidak lebih dari sembilan orang, adanya norma
kelompok dan saling tergantung satu sama lain. Dalam komunikasi kelompok
Universitas Sumatera Utara
kecil, proses komunikasi yang terjadi secara verbal dan nonverbal dapat lansung diamati baik oleh komunikator maupun komunikan.
Para anggota kelompok kecil harus dapat berkomunikasi secara bebas dan terbuka dengan semua anggota lain dalam kelompok. Kelompok pun dapat
membangun norma-norma kelompok atau peraturan. Peraturan ini bisa dinyatakan secara eksplisit maupun implisit. Norma atau peraturan ini berlaku bagi anggota
perorangan maupun kelompok secara keseluruhan dan tentunya akan berbeda dari satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Kelompok kecil memiliki beberapa tipe: 1.
Kelompok sosial: kelompok ini bertujuan menciptakan atau menyediakan kebutuhan rasa aman dan solidaritas di antara para anggotanya, mereka
bersama-sama membentuk self-esteem. 2.
Kelompok kerja: kelompok ini berfungsi untuk menyelesaikan sebagian tugas penting.
3. Kelompok terencanakelompok dadakan: beberapa kelompok dibentuk
secara spontan, seperti sebuah kelompok persahabatan. Namun ada pula kelompok yang dibentuk secara berencana karena ada tujuan yang
spesifik.
2.2.1.Alasan Orang Terlibat dalam Kelompok
Orang-orang terlibat dalam kelompok karena setiap orang memiliki harapan dan cita-cita yang berbeda namun mau digabung dalam satu kelompok.
Beberapa orang mungkin mau bergabung karena termotivasi oleh atau peduli terhadap tugas-tugas penting, namun orang lain termotivasi oleh daya tarik pribadi
terhadap anggota lain.
Universitas Sumatera Utara
a. Sinergi kelompok
Kehadiran kelompok seringkali mampu untuk menghasilkan sebuah pekerjaan yang berkualitas tinggi dan juga mengambil
keputusan yang lebih baik daripada kita bekerja sendiri. b.
Dukungan dan komitmen Dukungan dan komitmen dari anggota-anggota secara individual
akan menyumbang kinerja kelompok. c.
Kebutuhan antarpribadi Individu sering bekerja sama dalam kelompok karena dalam
kelompok akan mereka temukan kebutuhan-kebutuhan antarpribadi.
Wiiliam Schutz dalam teorinya FIRO Fundamental Interpersonal Relationship Orientations – telah mengidentifikasikan tiga
kebutuhan yaitu:
Inklusi – kebutuhan untuk mengembangkan identitas dengan orang lain, kebutuhan untuk terlibat bersama dengan orang lain.
Kontrol – merupakan kebutuhan untuk mengawasi orang lain.
Afeksi – kebutuhan untuk mengembangkan relasi dengan orang lain,
dikasihi, dihormati, disayangi. Kelompok merupakan tempat di mana setiap orang dapat mencari dan membangun kesetiakawanan yang
bermutu.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tampilan Kelompok
Tampilan kelompok group performance adalah komposisi, ukuran, norma, kohesivitas yang mempengaruhi sukses aktivitas kelompok dalam tujuan
organisasi. a.
Komposisi kelompok Komposisi kelopmpok merupakan derajat kesamaan atau perbedaan
karakteristik anggota kelompok yang mempengaruhi aktivitas kelompok. Komposisi kelompok seringkali digambarkan dengan homogenitas dan
heterogenitas anggota kelompok. b.
Ukuran kelompok Ukuran kelompok adalah jumlah anggota suatu kelompok yang
mempengaruhi alokasi sumber daya dalam rangka aktivitas mencapai tujuan organisasi.
c. Norma kelompok.
Norma kelompok merupakan standar yang menentukan perilaku kerja para anggota organisasi, jadi norma kelompok itu selalu mengacu pada perilaku
yang diharapkan atau pola-pola perilaku. Menurut Napier dan Gershenfeld dalam De Vito, 1997, para anggota
kelompok akan menerima norma tersebut apabila:
Anggota menginginkan keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok.
Pentingnya keanggotaan kelompok seseorang semakin tinggi.
Kelompok bersifat kohesif, dan para anggota berhubungan sangat erat, terikat satu sama lain, dan saling tergantung satu sama lain dan
kelompok memenuhi kebutuhan mereka.
Universitas Sumatera Utara
Pelanggaran norma dihukum dengan reaksi yang negatif.
Dari norma kelompok dapat timbul konformitas yang mengarah pada kohesivitas kelompok. Secara garis besar:
Norma kelompok membantu kelompok menjadi “survive”, misalnya
karena kelompok menolak perilaku yang menyimpang dari kebiasaan dan konformitas yang telah tercipta dan terpelihara dengan baik.
Norma kelompok membuat anggota kelompok dapat meramalkan
perilaku yang diharapkan atau pola-pola perilaku yang diharapkan semua anggota kelompok.
Norma kelompok membantu kelompok menghindari situasi yang
kurang jelas atau ambigu.
Norma kelompok merupakan nilai sentral dari kelompok, dan bahkan menentukan identitas kelompok.
d. Kohesivitas kelompok: motivasi yang mendorong para anggota kelompok
untuk bertahan lebih lama dalam suatu kelompok. Ada beberapa faktor yang mendorong terciptanya kohesi kelompok antara
lain daya tarik kelompok, daya tahan anggota kelompok dalam kelompok sehingga tidak mudah keluar dari kelompok, serta motivasi yang
mendorong anggota kelompok untuk tettap bertahan dalam situasi apapun.
2.2.3.Pemimpin dalam Komunikasi Kelompok Kecil
Dalam kebanyakan kelompok kecil, satu orang bertindak sebagai pemimpin. Pemimpin harus menaruh perhatian pada pencapaian tugas dimensi
tugas dan memastikan bahwa para anggota merasa puas dimensi orang.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun tugas dan orang merupakan pusat perhatian yang penting, setiap situasi akan memerlukan kombinasi yang berbeda antara tugas dan orang.
Kita juga dapat melihat kepemimpinan dari sisi tiga gaya kepemimpinan Bennis, dalam De Vito, 1997:
Pemimpin lepas kendali: pemimpin lepas kendali tidak berinisiatif
untuk mengarahkan atau menyarankan alternatif tindakan. Akan tetapi, pemimpin ini lebih mengizinkan kelompok untuk mengembangkan
dan melaksanakan sendiri pekerjaannya, bahkan termasuk juga mengizinkan untuk melakukan kesalahan. Pemimpin semacam ini
menolak setiap wewenang yang diberikan dan hanya menjawab pertanyaan dan memberikan informasi jika diminta secara khusus.
Pemimpin demokratis: pemimpin demokratis memberikan pengarahan,
tetapi mengizinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan cara yang dikendaki para anggotanya. Pemimpin
demokratis merangsang timbulnya pengarahan sendiri dan aktualisasi diri pada para nggota kelompok.
Pemimpin otoriter: pemimpin otoriter merupakan kebalikan dari
pemimpin lepas kendali. Pemimpin semacam ini menentukan kebijakan kelompok atau membuat keputusan tanpa berkonsultasi atau
memastikan persetujuan dari para anggotanya. Pemimpin ini bersifat impersonal.
2.3. Komunikasi Antarpribadi