Gambar 2.12 . Ringkasan insidensi metastasis karsinoma nasofaring pada
kelenjar getah bening leher
33
A B
C
Gambar 2.13 . Metastatis karsinoma nasofaring pada kelenjar getah bening. A. Gambaran
sitologi biopsi aspirasi KGB menunjukkan kelompokan sel-sel tumor di antara sel-sel limfosit matur. B. Secara histologi dengan pembesaran sedang menunjukkan area dengan
pertumbuhan sel-sel tumor dengan kohesi antar sel yang kuat. C. Sel-sel tumor dengan pewarnaan imunohistokimia dengan sitokeratin.
1
2.1.10. Pewarnaan Imunohistokimia
Secara praktis semua sel tumor menunjukkan hasil positif kuat terhadap pan-cytokeratin AE1AE3, MNF-116; yang terwarnai secara uniformis, berbeda
dengan undifferentiated carcinoma dari tempat lain misalnya paru atau tiroid
Universitas Sumatera Utara
yang terwarnai secara fokal. Juga terwarnai positif kuat dengan high molecular weight cytokeratins seperti CK 56, 34ßE12. Dengan epithelial membrane
antigen biasanya memberi reaksi secara fokal saja, pada kebanyakan kasus menunjukkan reaksi positif kuat pada inti sel tumor.
1
Beberapa marker lain untuk KNF antara lain p53, epidermal growth factor receptor EGFR, vascular endothelial growth factor VEGF, Ki-67 dan c-erbB2
HER2neu serta
protein EBV
antara lain
EBNA, LMP1
dan EBER.
9,15,21,24,27,28,38,39
A B
Gambar 2.14 . Pewarnaan imunohistokimia pada nonkeratinizing carcinoma
undifferentiated subtype. A. In-situ hybridization for EBER menunjukkan reaksi positif pada semua inti sel tumor nuclear labeling. B. Imunohistokimia dengan pan sitokeratin
menunjukkan reaksi positif pada epitel permukaan dan pada kelompokan ireguler sel-sel tumor di dalam stroma.
1
2.1.11. Stadium Klinik
Penentuan stadium dilakukan berdasarkan atas kesepakatan antara UICC Union Internationale Centre Cancer dan AJCC Americant Joint Committe on
Cancer. Untuk karsinoma nasofaring pembagian TNM adalah sebagai berikut : T menggambarkan keadaan tumor primer, besar dan perluasannya
T1 : Tumor terbatas pada nasofaring T2 : Tumor meluas ke orofaring danatau fossa nasal
T2a : Tanpa perluasan ke parafaring T2b : Dengan perluasan ke parafaring
T3 : Invasi ke struktur tulang dan atau sinus paranasal
Universitas Sumatera Utara
T4 : Tumor meluas ke intrakranial dan atau mengenai saraf otak, fossa infratemporal, hipofaring atau orbita
N menggambarkan keadaaan kelenjar limfe regional N0 : Tidak ada pembesaran kelenjar
N1 : Terdapat pembesaran kelenjar ipsilateral 6 cm N2 : Terdapat pembesaran kelenjar bilateral 6 cm
N3 : Terdapat pembesaran kelenjar 6 cm atau ekstensi ke supraklavikula
M menggambarkan metastasis jauh M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh
Berdasarkan TNM tersebut di atas, stadium penyakit dapat ditentukan : Satdium 0
: Tis, N0, M0 Stadium I
: T1, N0, M0 Stadium IIA : T2a, N0, M0
Stadium IIB : T1, N1, M0; atau T2a, N1, M0; atau T2B, N0,N1, M0 Stadium III
: T1, N2, M0; atau T2a, T2b, N2 M0; atau T3, N0, N1, N2, M0 Stadium IVA : T4, N0, N1, N2, M0
Stadium IVB : Tiap T, N3, M0 StadiumIVC : Tiap T, Tiap N, M1.
1,2,6,10,37,39
Universitas Sumatera Utara
2.1.12. Penatalaksanaan