2.1.3. Etiologi
Etiologi  KNF  dinyatakan  berhubungan  dengan  interaksi  yang  kompleks dari faktor lingkungan dan faktor genetik serta infeksi Epstein-Barr virus.
16-21
2.1.3.1. Faktor  Genetik
KNF merupakan keganasan yang jarang di sebagian besar tempat di dunia, namun  KNF  merupakan  salah  satu  kanker  tersering  di  Asia  Tenggara  dengan
insidensi berkisar 10-53 kasus per 100.000 penduduk. Insidensinya juga tinggi di Alaska,  Greenland  dan  Tunisia  dengan  kisaran  15-20  per  100.000  penduduk.
Terdapat  risiko  familial  yang  tinggi  pada  populasi  Kanton  dan  pada  orang-orang dengan riwayat KNF pada keluarga. Banyak penelitian yang membuktikan adanya
kelainan pada kromosom antara lain translokasi, amplifikasi, dan delesi 3p, 5p dan 3q  juga  pada  kromosom  lain  yang  bervariasi  pada  masing-masing  kasus.
Inaktivasi  gen  supresor  tumor  pada  9p,  11q,  14q,  dan  16q  serta  perubahan onkogen  pada  kromosom  8  dan  12  juga  ditemukan  pada  KNF.  Beberapa  studi
menunjukkan bahwa delesi kromosom 3p merupakan kelainan genetik yang paling sering  ditemukan  pada  KNF.  Beberapa  studi  lain  juga  menunjukkan  adanya
polimorfik dalam gen yang memetabolisme karsinogen yang berhubungan dengan KNF.  Cytochrome  P450  2E1  CYP2E1  dan  Cytochrome  P450  2A6  CYP2A6
merupakan  grup  cytochrome  P450  yang  respon  terhadap  aktivasi  metabolik nitrosamin  dan  karsinogen  lain.  Gen-gen  ini  diduga  berperan  dalam  timbulnya
KNF.
22
Salah  satu  studi  di  Cina  pada  keluarga  penderita  KNF  dijumpai  adanya lokus  yang  rentan  pada  regio  HLA  human  leukocyte  antigen.  Studi  dari
kerentanan HLA pada orang-orang Cina menunjukkan bahwa orang-orang dengan
Universitas Sumatera Utara
HLA  A0207  atau  B4601  tetapi  tidak  pada  A0201  memiliki  resiko  yang meningkat  untuk  terkena  karsinoma  nasofaring.
12,23
Studi  oleh  Goldsmith  et  al menyatakan adanya hubungan pada risiko KNF dengan HLA-A2, HLA-B14, dan
HLA-B46.
2
2.1.3.2. Faktor Lingkungan
Adanya  hubungan  antara  faktor  kebiasaan  makan  dengan  terjadinya  KNF dipelajari  oleh  Ho  dkk.  Ditemukan  kasus  KNF  dalam  jumlah  yang  tinggi  pada
mereka  yang  gemar mengkonsumsi  ikan asin  yang dimasak dengan  gaya  Kanton Cantonese-style  salted  fish.  Risiko  terjadinya  KNF  sangat  berkaitan  dengan
lamanya  mereka  mengkonsumsi  makanan  ini.  Banyak  studi  case-control  pada berbagai  populasi  Kanton,  Cina  Selatan  lainnya,  Cina  Utara  dan  Thailand
menunjukkan  bahwa  makanan  gaya  Kanton  mengandung  nitrosodimethyamine NDMA,  N-nitrospyrrolidene  NPYR,  dan  N-nitrospiperidine  NPIP  dalam
jumlah  besar  yang  dapat  menjadi  faktor  karsinogenik  terhadap  KNF.
3,20
Paparan ikan  asin  sejak  usia  muda  merupakan  resiko  tinggi  KNF  pada  populasi  Cina
Selatan.  Di  beberapa  bagian  negeri  Cina  makanan  ini  mulai  digunakan  sebagai pengganti  air  susu  ibu  pada  saat  menyapih.  Peneliti  lainnya  mencoba
menghubungkannya  dengan  makanan  yang  diawetkan  menggunakan  garam lainnya  seperti  udang  asin,  telur  asin.  Pada  penelitian  terhadap  hewan  percobaan
diketahui bahwa tumor nasal dan nasofaringeal dapat diinduksi pada tikus dengan memberi ikan asin dalam makanan mereka. Pajanan di tempat kerja seperti asap,
paparan formaldehyde dan debu kayu juga telah diketahui merupakan faktor risiko bagi  timbulnya  KNF.  Belakangan  ini  penelitian  dilakukan  terhadap  pengobatan
alami  Chinese  Herbal  Medicine  =  CHM.  Hildesheim  et  al  memperoleh
Universitas Sumatera Utara
hubungan  yang  erat  antara  terjadinya  KNF,  infeksi  EBV  dan  penggunaan CHM.
3,20
2.1.3.3. Epstein –Barr Virus