EBV seperti IgA Antibodi terhadap VCA-viral capsid antigen, maupun EA-early antigen, antigen EBV rekombinan seperti EBV nuclear antigens EBNAyang
paling sering dipergunakan. Hasil pemeriksaan serologi positif untuk EBV ditemukan pada hampir 100 nonkeratinizing carcinoma, sedangkan keratinizing
squamous cell carcinoma cenderung kurang membawa EBV dibanding nonkeratinizing carcinoma.
1
2.1.7. Klasifikasi
Klasifikasi karsinoma nasofaring berdasarkan WHO: 1. Keratinizing squamous cell carcinoma ICDO 80713. Tipe KNF ini menunjukkan diferensiasi
skuamous dengan adanya intercellular bridges, dan keratin dalam gambaran histologinya; 2. Nonkeratinizing carcinoma ICDO 80723 yang mencakup tipe
berdiferensiasi dan tipe tidak berdiferensiasi undifferentiated. Tumor ini umumnya lebih radiosensitif dan mempunyai hubungan yang kuat dengan EBV.
2.1. Differentiated nonkeratinizing carcinoma. Sel-sel tumor menunjukkan diferensiasi dengan maturasi sel skuamous. 2.2.. Undifferentiated carcinoma.
Sel-sel tumor dengan bentuk inti oval atau bulat vesikular dengan anak inti menonjol. Batas antar sel tidak jelas dan dengan hubungan antar sel yang sinsitial;
3. Basaloid squamous cell carcinoma ICDO 80833. Merupakan tipe histologi yang jarang, terdiri dari komponen basaloid dan komponen skuamous.
1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1.
Perubahan klasifikasi karsinoma nasofaring sejak tahun 1978 sampai sekarang
2
World Health Organization 1978 1. Squamous cell carcinoma
2. Nonkeratinizing carcinoma 3. Undifferentiated carcinoma
World Health Organization 1991 1. Squamous cell carcinoma
2. Nonkeratinizing carcinoma a. Differentiated nonkeratinizing carcinoma
b. Undifferentiated carcinoma World Health Organization 2005
1. Squamous cell carcinoma 2. Nonkeratinizing carcinoma
a. Differentiated nonkeratinizing carcinoma b. Undifferentiated carcinoma
3. Basaloid squamous carcinoma
2.1.8. Gambaran sitologi dan histopatologi karsinoma nasofaring 2.1.8.1
. Keratinizing Squamous Cell Carcinoma
Pada pemeriksaan histopatologi keratinizing squamous cell carcinoma memiliki kesamaan bentuk dengan yang terdapat pada lokasi lainnya. Dijumpai
adanya diferensiasi dari sel skuamous dengan intercellular bridge atau keratinisasi.
12,14,29,34
Tumor tumbuh dalam bentuk pulau-pulau yang dihubungkan dengan stroma yang desmoplastik dengan infiltrasi sel-sel radang limfosit, sel
plasma, neutrofil dan eosinofil yang bervariasi. Sel-sel tumor berbentuk poligonal dan berlapis. Sel-sel pada bagian tengah pulau menunjukkan sitoplasma
eosinofilik yang banyak mengindikasikan keratinisasi. Dijumpai adanya keratin pearls.
1,12,35
Universitas Sumatera Utara
A B
Gambar 2.4 . Nasopharyngeal keratinizing squamous cell carcinoma. A. Tumor
menunjukkan invasi ke stroma. B. Pulau-pulau sel tumor yang invasif berbentuk ireguler dengan stroma desmoplastik. Sel-sel tumor menunjukkan diferensiasi skuamous yang
jelas disertai keratinisasi
1
Pada sediaan sitologik inti karsinoma sel skuamous berbentuk lebih spindel dengan kromatin yang padat dan tersebar tidak merata. Pleomorfisme
inti lebih jelas terlihat. Nukleoli bervariasi dalam besar dan jumlah, sitoplasma lebih padat, berwarna biru dan batas sel lebih mudah dikenali. Keratinisasi
merupakan indikasi yang paling dapat dipercaya sebagai tanda adanya diferensiasi ke arah sel skuamous. Bila keratinisasi tidak terlihat maka dijumpainya halo pada
sitoplasma di sekitar inti dan kondensasi sitoplasma pada bagian pinggir sel merupakan penuntun yang sangat menolong untuk mengenal lesi tersebut sebagai
karsinoma sel skuamous.
12,36-38
Gambar 2.5 . Gambaran sitologi karsinoma sel skuamous, inti pleomorfik, kromatin
kasar, batas sel jelas, sitoplasma kebiruan.
12
Universitas Sumatera Utara
2.1.8.2. Nonkeratinizing Carcinoma
Secara histopatologi tumor terdiri dari lembaran padat, pulau-pulau yang tidak teratur, lembaran yang diskohesif dan trabekula bercampur dengan limfosit
dan sel plasma yang bervariasi jumlahnya. Subklasifikasi menjadi subtipe undifferentiated dan differentiated adalah pilihan, perbedaan daerah biopsi dalam
satu tumor atau biopsi yang diambil pada interval waktu yang berbeda dari pasien yang sama mungkin menunjukkan gambaran subtipe yang berbeda. Ketika kedua
subtipe terlihat dalam spesimen, tumor dapat diklasifikasikan sesuai dengan subtipe yang menonjol, atau sebagai nonkeratinizing carcinoma dengan gambaran
dari kedua subtipe.
1
2.1.8.2.1. Differentiated Subtype
Pada pemeriksaan histopatologi nonkeratinizing carcinoma differentiated subtype memperlihatkan gambaran stratified dan membentuk pulau-pulau.
12,14,35
Gambaran stratifikasi sering dengan pertumbuhan plexiformis, mirip dengan karsinoma sel transisional kandung kemih.
1
Sel-sel menunjukkan batas antar sel yang jelas dan terkadang dijumpai intercellular bridge yang samar-samar.
Dibandingkan dengan undifferentiated carcinoma ukuran sel lebih kecil, rasio inti sitoplasma lebih kecil, inti lebih hiperkromatik dan anak inti tidak menonjol.
1,12
A B
Gambar 2.6 . Nasopharyngeal nonkeratinizing carcinoma, differentiated type. A.
Karsinoma invasif menunjukkan degenerasi kistik dengan nekrosis. B. Pada pembesaran kuat sel-sel tumor menunjukkan pleomorfisitas dan hiperkromatik yang jelas dengan rasio
inti-sitoplasma yang meningkat, mitosis yang juga meningkat dan polaritas yang menghilang. Tidak dijumpai tanda-tanda keratinisasi.
38
Universitas Sumatera Utara
2.1.8.2.2. Undifferentiated Subtype
Gambaran sitologi yang dapat dijumpai pada nonkeratinizing carcinoma undifferentiated subtype undifferentiated carcinoma berupa kelompokan sel-sel
berukuran besar yang tidak berdiferensiasi, inti yang membesar dan khromatin pucat, terdapat anak inti yang besar, sitoplasma rapuh, dijumpai latar belakang sel-
sel radang limfosit diantara sel-sel epitel.
1,12,36,37
Sebaran sel-sel tumor yang besar di sekitar sel-sel limfoid dapat menyerupai Hodgkin lymphoma.
1
A B
Gambar 2.7 . Gambaran sitologi undifferentiated carcinoma. Kelompokan sel-sel epitel
undifferentiated, dengan inti vesikuler, nukleoli menonjol dan sitoplasma pucat dan rapuh, dengan latar belakang limfosit.A. diwarnai dengan MGG, B. diwarnai dengan
HE.
37
Pada pemeriksaan histopatologi undifferentiated carcinoma ditandai dengan sel-sel tumor yang besar tersusun sinsitial dengan batas sel yang tidak
jelas, inti vesikuler bentuk bulat sampai oval, dan nukleoli yang jelas di tengah. Sel-sel sering terlihat padat atau bahkan tumpang tindih. Kadang-kadang, inti
dapat kaya akan kromatin dibanding vesikular. Sitoplasma sedikit yang amfofilik atau eosinofilik.
1,34
Beberapa sel tumor dapat berbentuk spindel. Dijumpai infiltrat sel radang dalam jumlah banyak, khususnya limfosit, sehingga dikenal juga
sebagai lymphoepithelioma. Dapat juga dijumpai sel-sel radang lain, seperti sel plasma, eosinofil, epiteloid dan multinucleated giant cell walaupun jarang.
12,14,35
Universitas Sumatera Utara
Terdapat dua pola pertumbuhan undifferentiated subtype yaitu tipe Regauds, yang terdiri dari kumpulan sel-sel epiteloid dengan batas yang jelas yang
dikelilingi oleh jaringan ikat fibrous dan sel-sel limfosit. Tipe kedua yaitu tipe Schmincke, sel-sel epitelial neoplastik tumbuh difus dan bercampur dengan sel-sel
radang. Tipe ini sering dikacaukan dengan large cell malignant lymphoma.
12,14,35
Pemeriksaan yang teliti dari inti sel tumor dapat membedakan antara karsinoma nasofaring dan large cell malignant lymphoma, dimana inti dari karsinoma
nasofaring memiliki gambaran vesikular, dengan pinggir inti yang rata dan berjumlah satu, dengan anak inti yang jelas berwarna eosinophil. Inti dari limfoma
biasanya dengan pinggir lebih iregular, kromatin kasar dan anak inti lebih kecil dan berwarna basofilik atau amfofilik.
12,14,35
A B
C D
Gambar 2.8 . Nasopharyngeal nonkeratinizing carcinoma, undifferentiated subtype.
A. Disebut sebagai lymphoepithelial carcinoma, dengan karakteristik sel-sel limfoid sebagian bercampur dengan sel-sel tumor membentuk agregat kecil sehingga sulit
menentukan asal sel dari epitel. B. Tampak sel-sel berbentuk spindel dengan inti hiperkromatik dan nukleoli tidak menonjol. C. Sel-sel karsinoma dengan inti vesikular.
D. Kadang-kadang beberapa sel dapat menunjukkan amyloid globules di antara sel-sel tumor, bahkan ada yang intraselular sehingga mendorong inti ke tepi
1
Universitas Sumatera Utara
2.1.8.3. Basaloid Squamous Cell Carcinoma
Bentuk mikroskopis lain yang jarang dijumpai adalah basaloid squamous cell carcinoma.
1,12,35
Tipe ini memiliki dua komponen yaitu sel-sel basaloid dan sel-sel skuamous. Sel-sel basaloid berukuran kecil dengan inti hiperkromatik dan
tidak dijumpai anak inti dan sitoplasma sedikit. Tumbuh dalam pola solid dengan konfigurasi lobular dan pada beberapa kasus dijumpai adanya peripheral
palisading. Komponen sel-sel squamous dapat in situ atau invasif. Batas antara komponen basaloid dan skuamous jelas.
1,12
Gambar 2.9. Undifferentiated
carcinoma “Regaud type”, terdiri dari
sel-sel yang membentuk sarang- sarang padat
35
Gambar 2.10.
Undifferentiated carcinoma
“Schmincke type”, terdiri sel-sel yang tumbuh membentuk
gambaran sinsisial yang difus
35
Gambar 2.11.
Basaloid squamous cell carcinoma pada nasofaring.
Sel-sel basaloid menunjukkan pola pertumbuhan festooning, sel-sel
basaloid berselang-seling dengan squamous differentiaton.
1
Universitas Sumatera Utara
2.1.9. Metastasis Karsinoma Nasofaring Pada Kelenjar Getah Bening Leher
Pembesaran KGB leher bagian atas merupakan gejala tersering dari KNF.
1
Lebih dari 90 dari metastasis KGB yang didiagnosis dengan aspirasi awal. Salah satu bantuan yang sangat penting dalam penanganan tumor di leher, dan bagi
onkologi kepala dan leher secara umum adalah melihat tingkat KGB leher yang terlibat.
7
Insidensi lokasi metastasis KNF pada KGB leher diteliti oleh Ho et al dapat dilihat pada gambar 2.12. Hasil meta-analisis dari 13 uji klinis
menggunakan MRI untuk diagnosis dan penentuan stadium untuk KNF mengungkapkan bahwa KGB leher yang paling sering terlibat meliputi KGB
retrofaringeal lateral dan KGB tingkat II dengan kemungkinan metastasis masing- masing 69,4 70,4. Selanjutnya kelompok KGB diikuti oleh tingkat III, VA,
dan IV, dengan kemungkinan masing-masing sebesar 44,9, 26,7, 11,2. Beberapa kelompok KGB leher, termasuk tingkat I, tingkat VI, parotis dan
kelenjar supraklavikula memiliki risiko yang sangat rendah untuk metastasis KNF. Sebuah temuan penting adalah bahwa penyebaran limfatik di KGB leher
berlangsung berantai secara teratur dari KNF primer. Terdapat risiko yang sangat rendah sekitar 0,5 untuk skip metastasis.
33
Pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus pada KGB leher yang membesar merupakan pemeriksaan yang sangat bernilai untuk mendiagnosis
metastasis KNF, juga sebagai diagnosis awal dan untuk menentukan stadium. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan imunositokimia dengan sitokeratin dan in-
situ hybridization untuk EBER baik pada apusan atau pada sel blok.
1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.12 . Ringkasan insidensi metastasis karsinoma nasofaring pada
kelenjar getah bening leher
33
A B
C
Gambar 2.13 . Metastatis karsinoma nasofaring pada kelenjar getah bening. A. Gambaran
sitologi biopsi aspirasi KGB menunjukkan kelompokan sel-sel tumor di antara sel-sel limfosit matur. B. Secara histologi dengan pembesaran sedang menunjukkan area dengan
pertumbuhan sel-sel tumor dengan kohesi antar sel yang kuat. C. Sel-sel tumor dengan pewarnaan imunohistokimia dengan sitokeratin.
1
2.1.10. Pewarnaan Imunohistokimia