5. Diabetes Mellitus 6. Asma 7. Kelainan anatomi hidung 8. Kelainan kongenital

bermakna dengan kejadian rinosinusitis maksila kronik p=0,003 dan diperoleh nilai OR=3,95 CI 95=1,55-10,11. 41

a.5. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis kronik. Hal ini disebabkan penderita diabetes mellitus berada dalam kondisi immunocompromised atau turunnya sistem kekebalan tubuh sehingga lebih rentan terkena penyakit infeksi seperti rinosinusitis. 27 Hasil penelitian Primartono tahun 2003 di Semarang, dari 31 penderita rinosinusitis maksila kronik didapatkan 3 orang 9,7 dengan diabetes mellitus. 18

a.6. Asma

Asma merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis kronik. Sebesar 25-30 penderita asma dapat berkembang menjadi polip hidung sehingga mengganggu aliran mukus. 26 Hasil penelitian Seybt et al tahun 2003 di Georgia, dari 145 penderita rinosinusitis kronik didapatkan 34 orang 23,4 menderita asma. 42

a.7. Kelainan anatomi hidung

Kelainan anatomi seperti septum deviasi, bula etmoid yang membesar, hipertrofi atau paradoksal konka media dan konka bulosa dapat mempengaruhi aliran ostium sinus, menyebabkan penyempitan pada kompleks osteomeatal dan menggangu clearance mukosilia sehingga memungkinkan terjadinya rinosinusitis. 33 Penelitian Munir tahun 2000 di RSUP H. Adam Malik Medan, dari 67 kasus rinosinusitis maksila kronik ditemukan 58 kasus 86,6 dengan kelainan kompleks ostiomeatal diantaranya adalah pembesaran bula etmoid 21 kasus 36 , polip pada konka bulosa dan konka paradoxal 16 kasus 27,6 , kelainan prosesus unsinatus 10 Universitas Sumatera Utara kasus 17,3, polip pada metus media dan hiatus seminularis 7 kasus 12 serta septum deviasi 4 kasus 6,9 . 43 Penelitian Primartono tahun 2003 di Semarang dengan menggunakan desain Cross Sectional, hasil analisis statistik menunjukkan deviasi septum berhubungan secara bermakna dengan kejadian rinosinusitis maksila kronik p=0,019 dan diperoleh nilai RP=4,90 CI 95=1,19-20,11. 18

a.8. Kelainan kongenital

Kelainan kongenital seperti sindroma kartagener dan fibrosis kistik dapat mengganggu transport mukosiliar sistem pembersih. Sindrom kartagener atau sindrom silia immortal merupakan penyakit yang diturunkan secara genetik, dimana terjadi kekuranganketiadaan lengan dynein sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pada koordinasi gerakan silia dan disorientasi arah dari denyut silia. Gangguan pada transport mukosiliar dan frekuensi denyut silia menyebabkan infeksi kronis yang berulang sehingga terjadi bronkiektasis dan rinosinusitis. Pada fibrosis kistik terjadi perubahan sekresi kelenjar yang menghasilkan mukus yang kental sehingga menyulitkan pembersihan sekret. Hal ini menimbulkan stase mukus yang selanjutnya akan terjadi kolonisasi kuman dan timbul infeksi. 44

b. Faktor Agent