Rinosinusitis kronik dapat mengenai semua kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan.
10
Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada pada saat bayi lahir kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal. Sinus sfenoid mulai berkembang setelah
berusia 3 tahun dan sinus frontal mulai berkembang pada usai 8-10 tahun. Semua sinus paranasal mencapai besar maksimal pada usia 18 tahun.
7,25
Hasil penelitian Multazar A 2011 di RSUP H. Adam Malik Medan dengan desain case series, proporsi penderita rinosinusitis kronik tertinggi yaitu pada
kelompok umur 28-35 tahun 20,6 dan terdiri dari laki-laki 42,9 dan perempuan 57,1.
50
Hasil penelitian Dewanti 2008 di Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta dengan desain case series, proporsi jenis kelamin tertinggi yaitu laki-laki 57,6
sedangkan wanita 42,4.
51
6.2.2. Suku
Distribusi proporsi penderita rinosinusitis kronik rawat inap berdasarkan suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.3. Diagram Bar Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap
Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010
Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan suku tertinggi yaitu suku Batak 71,6 dan terendah suku Melayu
2,9 serta terdapat 6,9 lain-lain yang terdiri dari suku Nias, Aceh, Sikh dan Tionghoa. Hal ini hanya menunjukkan penderita rinosinusitis kronik yang berobat ke
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kebanyakan suku Batak. Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan rumah sakit swasta kelas B di Kota
Medan. Sesuai dengan visinya, Rumah Sakit Santa Elisabeth dalam memberikan pelayanan lebih mengutamakan orang yang paling membutuhkan tanpa membedakan
suku, agama dan golongan.
48
6.2.3. Agama
Distribusi proporsi penderita rinosinusitis kronik rawat inap berdasarkan agama di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
71,6
13,7 6,9
4,9 2,9
Batak Jawa
Lain-lain Minang
Melayu 10
20 30
40 50
60 70
80
Suku P
rop o
rs i
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.4. Diagram Bar Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap
Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010
Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan agama tertinggi yaitu Kristen Protestan 51,1 dan terendah
Hindu dan Budha masing-masing 0,9. Hal ini hanya menunjukkan penderita rinosinusitis kronik yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
kebanyakan beragama Kristen Protestan. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan merupakan rumah sakit swasta milik
Kongregasi Suster Fransisikanes Santa Elisabeth Medan. Sesuai dengan falsafah, visi, dan misinya, rumah sakit ini dalam melaksanakan tugas selalu dilandasi semangat
dasar Suster Fransisikanes Santa Elisabeth untuk mengembangkan cinta dan nilai kristiani dengan menitikberatkan penyembuhan manusia.
Dalam memberikan pelayanan, Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan lebih mengutamakan orang yang paling membutuhkan tanpa membedakan suku, agama
dan golongan.
48
51,1
25,5 21,6
0,9 0,9
Kristen Protestan Islam
Kristen Katolik Hindu
Budha 10
20 30
40 50
60
Agama P
rop or
si
Universitas Sumatera Utara
6.2.4. Pekerjaan