Kecenderungan Penderita Rinosinusitis Kronik Berdasarkan Tahun Keluhan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Kecenderungan Penderita Rinosinusitis Kronik Berdasarkan Tahun

Distribusi frekuensi dan kecenderungan trend kunjungan penderita rinosinusitis kronik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan berdasarkan data tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 6.1. Diagram Garis Kecenderungan Kunjungan Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Berdasarkan Data Tahun 2006-2010 Berdasarkan gambar 6.1. dapat dilihat bahwa kecenderungan penderita rinosinusitis kronik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006- 2010 menunjukkan peningkatan dengan persamaan garis y = 2,5x + 12,9, frekuensi penderita rinosinusitis kronik meningkat sebanyak 14 kasus, simpel rasio peningkatan 2 kali, dan persentase peningkatan sebesar 50. Penderita rinosinusitis kronik tertinggi pada tahun 2010 yaitu 28 orang dan terendah tahun 2007 yaitu 14 orang. 17 14 26 17 28 y = 2.5x + 12.9 5 10 15 20 25 30 2006 2007 2008 2009 2010 F re k u en si Tahun Universitas Sumatera Utara Pada hasil penelitian ini terjadinya peningkatan penderita rinosinusitis kronik mempunyai keterkaitan dengan jumlah penderita rinosinusitis kronik yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan mengalami peningkatan selama tahun 2006-2010. 6.2. Sosiodemografi Penderita Rinosinusitis Kronik 6.2.1. Umur dan Jenis Kelamin Distribusi proporsi penderita rinosinusitis kronik rawat inap berdasarkan umur dan jenis kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 6.2. Diagram Bar Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010 Dari gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan jenis kelamin laki-laki tertinggi yaitu pada kelompok umur 23-31 tahun 1,9 11,9 8,8 6,9 5,9 5,9 0,9 2,9 8,8 12,7 11,9 10,8 4,9 4,9 0,9 15,0 10,0 5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 5-13 14-22 23-31 32-40 41-49 50-58 59-67 68-76 Proporsi U m u r tah u n Laki-laki Perempuan Universitas Sumatera Utara 12,7 dan terendah pada kelompok umur 68-76 tahun 0,9. Proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan jenis kelamin perempuan tertinggi yaitu pada kelompok umur 14-22 tahun 11,9 dan terendah pada kelompok umur 59-67 tahun 0,9 serta tidak ditemukan penderita pada kelompok umur 68-76 tahun. Proporsi penderita rinosinusitis kronik tertinggi yaitu pada laki-laki 57,8 sedangkan pada perempuan 42,2 dengan sex ratio 1,4:1. Hal ini menunjukkan perbandingan penderita rinosinusitis kronik antara laki-laki dan perempuan hampir sama. Karakteristik penderita rinosinusitis kronik dengan umur termuda pada penelitian ini adalah berumur 5 tahun, jenis kelamin laki-laki, keluhan sekret hidung purulen, batuk, demam, lokasi rinosinusitis sinus maksila, sinus etmoid, sinus sfenoid, sinus yang terlibat multisinusitis, penatalaksanaan medis operasi, dan pulang sembuh. Karakteristik penderita rinosinusitis kronik dengan umur tertua pada penelitian ini adalah berumur 70 tahun, jenis kelamin laki-laki, keluhan hidung tersumbat, lokasi rinosinusitis sinus maksila, sinus etmoid, sinus sfenoid, sinus yang terlibat multisinusitis, penatalaksanaan medis operasi, dan pulang atas permintaan sendiri. Etiologi rinosinusitis kronik tidak berdiri sendiri. Berdasarkan etiologinya rinosinusitis kronik dikelompokkan menjadi tipe infeksi dan non-infeksi. Rinosinusitis infeksi biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas atas akut yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Rinosinusitis non-infeksi biasanya disebabkan alergi, faktor lingkungan dan penyebab fisiologik. 49 Universitas Sumatera Utara Rinosinusitis kronik dapat mengenai semua kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan. 10 Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada pada saat bayi lahir kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal. Sinus sfenoid mulai berkembang setelah berusia 3 tahun dan sinus frontal mulai berkembang pada usai 8-10 tahun. Semua sinus paranasal mencapai besar maksimal pada usia 18 tahun. 7,25 Hasil penelitian Multazar A 2011 di RSUP H. Adam Malik Medan dengan desain case series, proporsi penderita rinosinusitis kronik tertinggi yaitu pada kelompok umur 28-35 tahun 20,6 dan terdiri dari laki-laki 42,9 dan perempuan 57,1. 50 Hasil penelitian Dewanti 2008 di Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta dengan desain case series, proporsi jenis kelamin tertinggi yaitu laki-laki 57,6 sedangkan wanita 42,4. 51

6.2.2. Suku

Distribusi proporsi penderita rinosinusitis kronik rawat inap berdasarkan suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 6.3. Diagram Bar Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010 Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan suku tertinggi yaitu suku Batak 71,6 dan terendah suku Melayu 2,9 serta terdapat 6,9 lain-lain yang terdiri dari suku Nias, Aceh, Sikh dan Tionghoa. Hal ini hanya menunjukkan penderita rinosinusitis kronik yang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kebanyakan suku Batak. Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan rumah sakit swasta kelas B di Kota Medan. Sesuai dengan visinya, Rumah Sakit Santa Elisabeth dalam memberikan pelayanan lebih mengutamakan orang yang paling membutuhkan tanpa membedakan suku, agama dan golongan. 48

6.2.3. Agama

Distribusi proporsi penderita rinosinusitis kronik rawat inap berdasarkan agama di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini. 71,6 13,7 6,9 4,9 2,9 Batak Jawa Lain-lain Minang Melayu 10 20 30 40 50 60 70 80 Suku P rop o rs i Universitas Sumatera Utara Gambar 6.4. Diagram Bar Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010 Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan agama tertinggi yaitu Kristen Protestan 51,1 dan terendah Hindu dan Budha masing-masing 0,9. Hal ini hanya menunjukkan penderita rinosinusitis kronik yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kebanyakan beragama Kristen Protestan. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan merupakan rumah sakit swasta milik Kongregasi Suster Fransisikanes Santa Elisabeth Medan. Sesuai dengan falsafah, visi, dan misinya, rumah sakit ini dalam melaksanakan tugas selalu dilandasi semangat dasar Suster Fransisikanes Santa Elisabeth untuk mengembangkan cinta dan nilai kristiani dengan menitikberatkan penyembuhan manusia. Dalam memberikan pelayanan, Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan lebih mengutamakan orang yang paling membutuhkan tanpa membedakan suku, agama dan golongan. 48 51,1 25,5 21,6 0,9 0,9 Kristen Protestan Islam Kristen Katolik Hindu Budha 10 20 30 40 50 60 Agama P rop or si Universitas Sumatera Utara

6.2.4. Pekerjaan

Distribusi proporsi penderita rinosinusitis kronik rawat inap berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 6.5. Diagram Bar Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010 Berdasarkan gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan pekerjaan tertinggi yaitu pegawai swasta 26,5 dan terendah tidak bekerja 0,9. Penderita yang tidak bekerja berjumlah 1 orang 0,9 dan masih berumur 5 tahun. Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan rumah sakit swasta kelas B di Kota Medan yang menerima pasien dengan biaya sendiri dan bukan biaya sendiri Askes swasta, Jamsostek, dan biaya perusahaan. Penderita rinosinusitis kronik yang datang 26,5 24,5 21,6 15,8 7,8 2,9 0,9 5 10 15 20 25 30 Pegawai Swasta PelajarMahasiswa Wiraswasta IRT PNSTNIPOLRI Pensiunan PNSTNIPOLRI Tidak Bekerja P rop or si Pekerjaan Universitas Sumatera Utara berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kebanyakan pegawai swasta terutama karyawan PT Persero Terbatas. 6.2.5. Tempat Tinggal Distribusi proporsi penderita rinosinusitis kronik rawat inap berdasarkan tempat tinggal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 6.6. Diagram Pie Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010 Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan tempat tinggal tertinggi yaitu Kota Medan 58,8 dan terendah luar Kota Medan 41,2. Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan rumah sakit swasta yang terletak di Kota Medan sehingga yang paling banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Santa Elisabeth adalah masyarakat Kota Medan. Penderita dari Luar 58,8 41,2 Kota Medan Luar Kota Medan Universitas Sumatera Utara Kota Medan berasal dari daerah Tebing Tinggi, Deli Serdang, Langkat, Asahan, Karo, Aceh, Labuhan Batu, Pematang Siantar, Sibolga, dan Nias.

6.3. Keluhan

Distribusi proporsi penderita rinosinusitis kronik rawat inap berdasarkan keluhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 6.7. Diagram Bar Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap Berdasarkan Keluhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010 Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan keluhan tertinggi yaitu hidung tersumbat 63,7 dan terendah sakit gigi, nyeri telinga dan bau mulut masing-masing 0,9. Hidung tersumbat merupakan salah satu gejala mayor dari rinosinusitis kronik yang terjadi akibat adanya inflamasi pada mukosa rongga hidung. 10 Proses inflamasi akan mengakibatkan oedem di dalam dan di sekeliling ostium sinus sehingga terjadi 0,9 0,9 0,9 1,9 2,9 13,7 26,5 26,5 59,8 63,7 10 20 30 40 50 60 70 Bau mulut Nyeri telinga Sakit gigi Batuk Gangguan penciuman Demam Nyeri pada wajah Sekret hidung purulen Sakit kepala Hidung tersumbat Proporsi K e lu h a n Universitas Sumatera Utara gangguan pada aerasi, drenase dan produksi kelenjar mukosa sinus. Perubahan mukosa akan mempermudah terjadinya infeksi. 29 Hasil penelitian Multazar A 2011 di RSUP H. Adam Malik Medan dengan desain case series, proporsi keluhan tertinggi yaitu hidung tersumbat 75,3. 50

6.4. Lokasi Rinosinusitis