Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konsumsi kertas dunia adalah sekitar 300 juta ton pada tahun 19961997 dan diperkirakan akan naik sekitar 500 juta ton pada tahun 2011 Hurter dan riccio, 1998. Menurut asosiasi pulp dan kertas Indonesia APKI, konsumsi kertas Indonesia mencapai 5,2 juta ton pada tahun 2011 dan akan meningkat 3-5 pada tahun 2012. Produksi kertas saat ini masih mengandalkan kayu sebagai bahan baku utama, sedangkan proses reboisasi hutan memerlukan jangka waktu yang lama dibandingkan dengan besarnya kebutuhan kertas Indonesia saat ini. Faktanya sekitar 1 milyar ton kayu per tahun digunakan sebagai bahan bakar dan kayu bangunan Aspinall, 1983. Dibeberapa negara, kayu tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dengan permintaan pulp dan kertas yang terus meningkat Pahkala, 2001. Dilihat dari penggunaan bahan baku kayu yang telah berkurang untuk pembuatan pulp kertas dan bertambahnya permintaan dari masyarakat untuk produk kertas, bahan baku baru untuk pembuatan pulp seperti serat nonkayu mulai diteliti secara meluas di dunia Ververis et. al., 2004. Selulosa bakteri selulosa nonkayu dapat dijadikan sebagai solusi bahan pengganti kertas yang terbarukan. Satu hal yang terpenting dari selulosa bakteri adalah kemurnian seratnya, yaitu tidak seperti serat selulosa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung hemiselulosa dan lignin yang sulit untuk dihilangkan Bielecki et. al., 2004. Untuk proses pemisahan hemiselulosa dan lignin dari pulp kertas tersebut masih menggunakan bahan-bahan kimia yang tidak ramah terhadap lingkungan. Universitas Sumatera Utara Selulosa bakteri merupakan selulosa yang terbentuk dari organisme nonfotosintesis , dimana bakteri yang dapat menghasilkan selulosa bakteri termasuk dalam famili Acetobacter, Rhizobium, Agrobacterium dan Sarcina Jonas dan Farah, 1998. Selulosa Bakteri adalah suatu material murah, ramah lingkungan dan merupakan hasil sintesis dengan bakteri “Acetobacter xylinum” Selulosa bakteri memiliki diameter serat sebesar 4-7 nm Ozawa dan Kikuchi, 2006. Oleh karena ukuran diameter seratnya yang berukuran nanometer, maka kertas yang dihasilkan oleh paduan selulosa bakteri disebut dengan nanokertas. Kertas berkekuatan tinggi telah diproduksi dari selulosa bakteri yang disintesis secara ekstraselular oleh bakteri Acetobacter xylinum. Dibandingkan dengan selulosa dari kayu, selulosa bakteri memiliki kemurnian, kristalinitas, dan kekuatan tarik yang lebih tinggi. Dengan demikian, Selulosa bakteri cocok digunakan sebagai bahan penguat pada pulp kertas dengan metode disintegrasi dan mencampurkannya dengan material berserat lainnya karena terlihat bahwa selulosa bakteri terfragmentasi pada permukaan lainnya Yamanaka et. al., 1989; Iguchi et. al., 2000. Dari penelitian sebelumnya, Ververis 2006 menyebutkan bahwa pencampuran biomassa alga, kulit jeruk dan lemon efektif dalam pembuatan pulp kertas dengan penghematan sekitar 45 dari biaya bahan baku material. Gea 2010 juga meyebutkan bahwa apple dan lobak memiliki potensi sebagai alternatif pembuatan pulp kertas dan mudah diperoleh dimana-mana sebagai bahan makanan. Sumatera Utara merupakan salah satu daerah penghasil jeruk keprok Citrus Reticulata Blanco syn terbesar yaitu sejumlah 856.019 ton pada tahun 2010. Akibat dari konsumsi jeruk yang banyak, maka akan timbul limbah kulit jeruk yang banyak pula yang belum dimanfaatkan dan masih dibuang begitu saja. Pada penelitian ini, penulis ingin memanfaatkan limbah kulit jeruk tersebut sebagai bahan baku yang berpotensi dalam pembuatan pulp kertas. Selulosa bakteri dipadukan dengan selulosa yang diisolasi dari kulit jeruk untuk menghasilkan kertas berukuran nanometer 10 -9 m yang diharapkan berpotensi dalam berbagai aplikasi penggunaan kertas, misalnya sebagai bahan baku prangko, kertas sertifikat, bahan baku pembuatan uang dan kertas konvensional lainnya. Universitas Sumatera Utara

1.2. Perumusan Masalah