Gel yang ada dicuci dengan air keran yang mengalir , kemudian gel tersebut direndam selama 1 malam dengan NaOH 2,5 , setelah itu direndam dengan NaOCl 2,5 .
Setelah itu, gel selulosa bakteri dicuci dengan air keran untuk menghilangkan pelarut yang ada hingga pH mencapai kondisi netral Gea, et. al, 2007.
3.2.6. Desintegrasi Gel Selulosa bakteri
Disintegrasi gel selulosa bakteri dilakukan dengan cara memotong-motong gel selulosa bakteri nata de coco, kemudian dihaluskan dengan blender. Ditentukan
kadar air dari gel selulosa bakteri.
3.2.7. Preparasi Kulit Jeruk
Kulit jeruk dibersihkan dengan air. Dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering. Kemudian dihaluskan dengan blender 3 menit hingga menjadi serbuk halus.
3.2.8. Isolasi Selulosa dari Kulit Jeruk
Serbuk kulit jeruk 40 g diekstraksi dengan larutan azeotrope kloroform-heksana 72:28 pada suhu 69
o
C selama 10 jam dalam alat soklet Bicu et. al., 2011. Kemudian diekstraksi dengan air panas pada suhu 60
o
C selama 4 jam, NH
4 2
C
2
O
4
0,5 pada suhu 80
o
C selama 4 jam, dan larutan HCl 0,05 N pada suhu 80
o
C selama 2 jam Habibi et. al., 2008. Setelah itu disaring dan ampas dicuci hingga filtrat netral.
Selanjutnya didigesti dengan 300 mL larutan yang mengandung NaOH 2 dan Na
2
SO
3
2 pada suhu 50
o
C selama 1 jam. Kemudian disaring dan ampas dicuci sampai netral. Selanjutnya dilakukan pemutihan dengan 250 mL larutan NaOCl 1,75
pada temperatur mendidih selama 0,5 jam. Kemudian disaring dan ampas dicuci sampai pH filtrat netral. Setelah itu, dilakukan pemurnian selulosa dari sampel dengan
500 mL larutan NaOH 17,5 pada suhu 80
o
C selama 0,5 jam. Kemudian disaring, dicuci hingga filtrat netral. Dilanjutkan dengan pemutihan dengan NaOCl 1,75 pada
suhu 60
o
C selama 5 menit Harahap, 2012. Ditentukan kadar air dari selulosa yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
3.2.9. Pencampuran Selulosa Bakteri dengan Selulosa dari Kulit Jeruk
Pembuatan Nanokertas dilakukan dengan pencampuran selulosa bakteri dan selulosa yang diisolasi dari kulit jeruk dengan perbandingan A100:0, B80:20,
C60:40, D50:50 dan E0:100 berdasarkan perhitungan berat keringnya. Campuran tersebut diaduk selama 2 jam kemudian disaring dan ditempatkan diatas
plat cetakan. Campuran yang telah dicetak dijemur selama 2 hari.
Berat teoritis setiap formulasi adalah 1 g, dengan penambahan carboxyl cethyl cellulose CMC sebayak 0,2 g pada setiap formula. Perbandingan Selulosa bakteri :
selulosa kulit jeruk masing-masing formulasi adalah : Formula A
= 100 : 0
Formula B =
80 : 20 Formula C
= 60 : 40
Formula D =
50 : 50 Formula E
= 0 : 100
Perhitungan :
Kadar air selulosa bakteri SB
Pengujian kadar air dilakukan dengan metode gravimetri dimana sampel dipanaskan pada suhu 110
o
C selama 2 jam dan didinginkan didalam desikator. Kemudian ditimbang hingga berat sampel konstan. Berikut persamaan penentuan kadar air :
Kadar air = x 100 ......................................................3.1
Berdasarkan persamaan diatas, diperoleh kadar air sebesar 95,47 , dan kadar selulosa didalam selulosa bakteri sebesar 4,53 .
Kadar air selulosa kulit jeruk KJ
Dengan perlakuan yang sama dengan selulosa bakteri, diperoleh kadar air dalam selulosa kulit jeruk sebesar 94,37 , dan kadar selulosa didalam kulit jeruk sebesar
5,63 .
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perhitungan terhadap berat kering masing- masing sampel, maka massa sampel pada perbandingan selulosa bakteri yang telah dihaluskan dengan
selulosa kulit jeruk; A100:0 , B80:20 , C60:40 , D50:50 dan E0:100 ditunjukkan pada Tabel 3.1 di bawah ini.
No. Komposisi Nanokertas
Massa BC g
Massa KJ g
1. 100 SB : 0 KJ
17,66 -
2. 80 SB : 20 KJ
14,12 2,84
3. 60 SB : 40 KJ
10,59 5,68
4. 50 SB : 50 KJ
8,83 7,1
5. 0 SB : 100 KJ
- 14,2
Tabel 3.1 Komposisi selulosa bakteri dan selulosa kulit jeruk pada tiap-tiap variasi perbandingan
Universitas Sumatera Utara
3.3. Parameter yang diamati 3.3.1. Penentuan kadar air
Pengujian kadar air dilakukan dengan metode gravimetri dimana sampel nanokertas dipanaskan pada suhu 110
o
C didalam oven selama 2 jam dan didinginkan didalam desikator. Kemudian nanokertas ditimbang hingga berat sampel konstan. Dihitung
kadar air dengan persamaan 3.1.
3.3.2. Uji Morfologi
Nanokertas yang telah dicetak, diamati dengan pengamatan mikroskopik menggunakan SEM diawali dengan merekatkan sampel dengan stab yang terbuat dari
logam spesimen older. Kemudian setelah sampel dibersihkan dengan alat peniup, sampel dilapisi dengan emas dan palladium dalam mesin dionspater yang bertekanan
1492 x 10
-2
atm. Sampel selanjutnya dimasukkan ke dalam ruangan yang khusus dan kemudian disinari dengan pancaran elektron bertenaga 15 kV sehingga sampel
mengeluarkan elektron sekunder dan elektron terpental yang dapat dideteksi dan detektor scientor yang kemudian diperkuat dengan suatu rangkaian listrik yang
menyebabkan timbulnya gambar chatode ray tube CRT. Pemotretan dilakukan setelah memilih bagian tertentu dari objek sampel dan perbesaran yang diinginkan
sehingga diperoleh foto yang baik dan jelas.
3.3.3. Uji Tensil
Uji tensil dilakukan dengan menggunakan mesin Instron Gotech Al-7000M untuk mengukur modulus elastisitas dan kemuluran. Sebelum uji dilakukan, sampel
disiapkan dengan panjang dan tebal sampel sekitar 50,0 mm dan 15 mm. Kedua sisi nanokertas dijepit pada alat untuk ditarik oleh beban yang ditentukan massanya.
Kecepatan pengukuran 1 mmmenit dan dilakukan pengujian sebanyak tiga kali untuk setiap sampel.
Universitas Sumatera Utara