Berbagai spesies
Acetobacter sp. dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Bakteri inilah yang menyebabkan pengasaman jus buah-buahan
Banwart, 1981.
2.4.1. Acetobacter xylinum
Klasifikasi ilmiah dari Acetobacter xylinum :
Kerajaan : Bacteria
Divisio : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo :
Pseudomonadales Famili
: Pseudomonodaceae Genus
: Acetobacter Spesies :
Acetobacter xylinum Budiyanto,2002
Bakteri Acetobacter xylinum sering ditemukan dalam hubungan simbiosis dengan berbagai tanaman seperti tanaman tebu dan kopi. Sebuah sel bakteri
Acetobacter xylinum tunggal mampu melakukan polimerisasi molekul glukosa 200.000 per detik menjadi rantai
β-1,4-glikosidik yang kemudian diekskresikan ke dalam medium disekitarnya membentuk ikatan pita mikroserat menyerupai lebar dan
struktur rata-rata serat tanaman dan alga.
Gambar 2.3. Bakteri Acetobacter xylinum
Universitas Sumatera Utara
Serat yang terbentuk di membran dengan sintase selulase dan hasilnya dikeluarkan dari baris 50-80 pori-pori seperti lembaran sepanjang sumbu longitudinal
sel. Pembentukan ini menghasilkan matriks selulosa yang mengambang pada permukaan, sehingga diperkirakan bakteri Acetobacter xylinum adalah sebuah bakteri
sebuah aerob obligat, yang tumbuh dengan adanya oksigen yang tinggi pada permukaan medium Muthukumarasamy, 2001.
Pengamatan mikroskop elektron menunjukkan bahwa selulosa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum terjadi dalam bentuk serat. Bakteri Acetobacter
xylinum telah diterapkan sebagai model mikroorganisme untuk studi dasar selulosa. Acetobacter xylinum adalah bakteri yang paling sering dipelajari sebagai sumber
selulosa karena kemampuannya untuk menghasilkan tingkat polimer yang relatif tinggi dari berbagai sumber karbon dan nitrogen. Selulosa bakteri diproduksi sebagai
gelatin membran dan dapat dicetak dengan berbagai bentuk dan ukuran tergantung pada teknik fermentasi dan kondisi yang digunakan Chawla et. al., 2008.
2.4.2. Pembuatan selulosa bakteri Nata de coco
Beberapa tahap kegiatan dalam pembuatan selulosa bakteri adalah sebagai berikut :
1. Preparasi
Tahap preparasi terdiri atas beberapa kegiatan sebagai berikut :
a. Penyaringan
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau benda benda asing yang tercampur dengan air kelapa, seperti misalnya sisa gabut.
Penyaringan yang lebih baik apabila dilakukan dengan menggunakan kain penyaring.
b. Penambahan gula pasir dan urea
Ketersediaan karbohidrat dan protein yang terdapat dalam air kelapa belum mencukupi kebutuhan untuk pembentukan selulosa bakteri, kedalam air
kelapa tersebut perlu ditambahkan gula pasir 10 dan urea 0,5.
Universitas Sumatera Utara
Jenis sumber karbon bisa berupa bahan seperti misalnya glukosa, laktosa, fruktosa. Demikian juga dengan jenis sumber nitrogen yang digunakan dapat berupa
nitrogen organik seperti misalnya protein, maupun nitrogen anorganik seperti misalnya ammonium fosfat, ammonium sulfat, dan urea.
c. Perebusan
Perebusan dilakukan sampai mendidih dan dipertahankan selama 5-10 menit untuk meyakinkan bahwa mikroba kontaminan telah mati, dan juga
menyempurnakan pelarutan gula pasir yang ditambahkan. d.
Penambahan cuka Tujuan penambahan cukaasam asetat adalah untuk menurunkan pH air
kelapa dari sekitar 6,5 sampai mencapai pH 4,3, yang merupakan kondisi optimal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
e. Pendinginan
Pendinginan paling baik dilakukan dengan cara membiarkan cairan dalam nampan selama satu malam. Hal ini sekaligus untuk mengecek ada
tidaknya kontaminan yang tumbuh pada cairan.
2. Inokulasi, fermentasi, dan pengendaliannya
a. Pemberian bibit inokulasi Pemberian bibit dilakukan apabila campuran air kelapa, urea, dan asam
asetatcuka telah benar-benar dingin. Bila pemberian bibit dilakukan pada waktu cairan air kelapa masih dalam keadaan panas atau hangat, maka
bibit bakteri Acetobacter xylinum dapat mengalami kematian, sehingga proses fermentasi tidak dapat berlangsung.
b. Fermentasi atau pemeraman Campuran air kelapa yang sudah diberi bibit, dibiarkan selama 14 hari agar
terjadi proses fermentasi dan terbentuklah selulosa bakteri Pambayun, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan selulosa bakteri Nata de coco