Bicu et. al., 2011. Tahap ini dilakukan untuk memisahkan komponen bukan selulosa dari kulit jeruk seperti lemak, resin, minyak, lilin, dan zat pewarna yang disebut
dengan fraksi larut lemak liposoluble. Residu yang diperoleh diekstraksi kembali dengan air panas, NH
4 2
C
2
O
4
0,5, dan HCl 0,05N untuk menghilangkan komposisi
pektin yang terkandung dalam kulit jeruk Habibi et. al., 2008. Delignifikasi kulit jeruk dilakukan dengan proses digesti menggunakan larutan NaOH 2 dan Na
2
SO
3
2 . Proses pemutihan pulp dilakukan dengan penambahan NaOCl 1,75 sehingga
derajat keputihan pulp naik tajam. Penambahan NaOH 17,5 digunakan untuk mengendapkan selulosa sebelum diputihkan kembali kedua kalinya dengan NaOCl
1,75 Harahap, 2012. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh selulosa kulit jeruk dengan kadar selulosa 5,63 .
4.2.3. Hasil Nanokertas
Dalam penelitian ini, selulosa bakteri yang telah diblender selama 20 menit dicampurkan dengan selulosa yang telah diisolasi dari kulit jeruk dengan
menggunakan magnetik stirer selama 3 jam. Hal ini dilakukan agar kedua material tersebut membentuk campuran yang merata dengan baik. Campuran yang diperoleh,
diperas untuk menghilangkan kandungan airnya dengan menggunakan wire mesh untuk mempercepat waktu pengeringan. Setelah itu, campuran dicetak dan
dikeringkan selama 2 hari.
Gambar 4.5. Proses isolasi selulosa dari kulit jeruk
Universitas Sumatera Utara
4.2.4. Hasil Pengujian Mekanik
Uji mekanik yang dilakukan adalah uji tarik yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kekuatan nanokertas dari campuran selulosa bakteri SB dengan selulosa
dari kulit jeruk KJ. Dari pengolahan data yang diperoleh, dihasilkan Modulus Young’s dari masing-masing nanokertas yang disajikan pada Tabel 4.3.
No. Komposisi
nanokertas Ketebalan
mm Gauge
mm Lebar
mm Modulus
Young’s GPa
1. 50 SB : 50 KJ
0,19 30
15 1,4
2. 60 SB : 40 KJ
0,21 30
15 0,6
3. 80 SB : 20 KJ
0,18 30
15 0,8
4. 100 SB : 0 KJ
0,196 30
15 0,5
Berdasarkan besar Modulus Young’s yang diperoleh, bahwa nanokertas dengan perbandingan 50 SB:50 KJ memiliki kekuatan tarik yang paling besar dibandingkan
dengan nanokertas dengan perbandingan komposisi lainnya. Hal ini diduga bahwa terjadi interaksi antara selulosa bakteri SB dengan selulosa dari kulit jeruk KJ,
dimana celah serat dari selulosa bakteri diduga diisi oleh selulosa dari kulit jeruk KJ sehingga menghasilkan perpaduan yang lebih padat.
Berdasarkan penjelasan
diatas diduga bahwa selulosa bakteri berperan sebagai matriks dan selulosa yang diisolasi dari kulit jeruk berperan sebagai Filler. Dari data
yang diperoleh, terlihat bahwa semakin meningkatnya komposisi dari selulosa kulit jeruk KJ yang ditambahkan pada nanokertas, maka kekuatan kertas semakin
meningkat sebagaimana terlihat dengan meningkatnya nilai modulus Young’s, sehingga diduga kulit jeruk berperan sebagai bahan penguat pada nanokertas yang
dihasilkan.
Tabel 4.3. Modulus Young’s Nanokertas
Universitas Sumatera Utara
4.2.5. Hasil Pengujian Degradasi Termal