52
2.6 Karakteristik Jaringan Jalan
Ditinjau dari sisi penyediaan supply, keberadaan jaringan jalan yang terdapat dalam suatu kota sangat menentukan pola jaringan pelayanan angkutan
umum. Jalan mempunyai suatu sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam
pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hirarki Setijowarno dan Frazila, 2001:107.
2.6.1 Jenis Jaringan Jalan
Beberapa jenis ideal jaringan jalan Morlok, 1978:682 adalah jaringan
jalan grid, radial, cincin-radial, spinal, heksagonal, dan delta seperti Gambar 2.7 berikut :
Sumber: Morlok 1978:684
GAMBAR 2.7 JENIS JARINGAN JALAN
Jaringan jalan grid merupakan bentuk jaringan jalan pada sebagian besar kota yang mempunyai jaringan jalan yang telah direncanakan. Jaringan ini
Jaringan Jalan Grid
Jaringan Jalan Radial Jaringan
Jalan
Jaringan Jalan Spinal
Jaringan Jalan Heksagonal
Jaringan Jalan Delta
53
terutama cocok untuk situasi di mana pola perjalanan sangat terpencar dan untuk layanan transportasi yang sama pada semua area.
Jenis jaringan radial difokuskan pada daerah inti tertentu seperti CBD. Pola jalan seperti menunjukkan pentingnya CBD dibandingkan dengan berbagai
pusat kegiatan lainnya di wilayah kota tersebut. Jenis populer lainnya dari
jaringan jalan, terutama untuk jalan-jalan arteri utama, adalah kombinasi bentuk- bentuk radial dan cincin. Jaringan jalan ini tidak saja memberikan akses yang
baik menuju pusat kota, tetapi juga cocok untuk lalu lintas dari dan ke pusat- pusat kota lainnya dengan memutar pusat-pusat kemacetan.
Bentuk lain adalah jaringan jalan spinal yang biasa terdapat pada jaringan transportasi antar kota pada banyak koridor perkotaan yang telah
berkembang pesat, seperti pada bagian timur laut Amerika Serikat. Keuntungan jaringan jalan ini adalah adanya persimpangan-persimpangan jalan yang
berpencar dan mengumpul tetapi tanpa melintang satu sama lain secara langsung.
2.6.2 Sistem Jaringan Jalan
Jalan sebagai salah satu akses mencapai suatu wilayah tertentu mempunyai peran yang penting dalam memberikan ‘pelayanan’ bagi pengguna jalan yang
melintasinya. Oleh sebab itu untuk menghindari ‘keruwetan’ penggunaan jaringan jalan, maka perlu pengklasifikasian jaringan jalan yang disesuaikan dengan fungsi
ruas jalan tersebut. Sistem jaringan jalan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang jalan terdiri atas sistem jaringan jalan
primer dan sistem jaringan jalan sekunder, yaitu:
54
Jalan Primer, merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud
pusat-pusat kegiatan.
Jalan Sekunder, merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Sedangkan menurut fungsinya Menurut UU No. 382004 Pasal 8, jalan
umum dapat dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan, yaitu:
Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata- rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Jalan Lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata- rata rendah.
55
2.7 Konsep Pelayanan Angkutan