46
tempat. Setiap tata guna lahan atau sistem kegiatan mempunyai suatu jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik
pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Sistem tersebut merupakan sistem pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari pola kegiatan sosial,
ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Interaksi yang terjadi antara sistem kegiatan dengan sistem jaringan menghasilkan manusia danatau barang dalam bentuk
pergerakan kendaraan danatau orang pejalan kaki. Sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman, murah, handal dan sesuai dengan lingkungannya dapat
tercipta jika pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas yang baik Tamin, 2000, 28.
Perubahan yang terjadi pada masing-masing sistem akan berdampak pada sistem yang lainnya. Dalam usahanya untuk mewujudkan suatu pergerakan yang
aman, nyaman, lancar maka diperlukan suatu sistem yang mampu memenaje sistem-sistem yang telah ada yaitu sistem kelembagaan Tamin, 2000; 29.
2.5.1 Interaksi Tata Guna Lahan dengan Transportasi
Transportasi bukan merupakan tujuan Akhir yang ingin kita capai tetapi merupakan sarana perantara untuk memudahkan manusia mencapai tujuan akhir
yang sebenarnya, seperti pergi ke toko untuk membeli pakaian, makanan dan barang-barang untuk keperluan hidup, pergi ke kantor untuk bekerja mencari
uang, pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu pergi rekreasi untuk refresing dan lain sebagainya. Oleh sebab itu kebutuhan akan jasa transportasi adalah kebutuhan
yang diturunkan dari kebutuhan kita akan tujuan akhir yang dimaksud derived
47
demand yang timbul akibat adanya tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup
manusia Miro, 1997:13-14. Tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup tertuang dalam berbagai aktivitas
yang dilakukan oleh penduduk seperti aktivitas bekerja, sekolah, olah raga, belanja, dan bertamu yang berlangsung diatas sebidang tanah kantor, pabrik,
pertokoan, rumah, dan lain-lain. Potongan lahan ini biasanya disebut tata guna lahan. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan perjalanan antar tata
guna lahan tersebut dengan menggunakan sistem jaringan transportasi misalnya berjalan kaki atau naik angkutan umum. Hal ini menimbulkan perjalanan arus
manusia, kendaraan dan barang Tamin, 2000:30. Pergerakan arus manusia, kendaraan, dan barang mengakibatkan berbagai
macam interaksi. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi antara pekerja dengan tempat bekerjanya, interaksi antara ibu rumah tangga dan pasar, antara pelajar
dengan sekolah dan antara pabrik dan lokasi bahan mentah serta pasar lain
sebagainya. Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa perangkutan dan tata guna lahan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Sebaran geografis antara tata guna lahan sistem kegiatan serta kapasitas dan lokasi dari fasilitas transportasi sistem jaringan digabungkan untuk
mendapatkan arus dan pola pergerakan lalu lintas di daerah perkotaan sistem pergerakan. Besarnya arus dan pola pergerakan lalu lintas sebuah kota dapat
memberikan umpan balik untuk menetapkan lokasi tata guna lahan yang tentunya membutuhkan prasarana baru pula Tamin, 2000:50-51.
48
Keberadaan transportasi dan guna lahan di perkotaan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, ke duanya memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi.
Transportasi dan tata guna lahan oleh para perencana kota sering diibaratkan sebagai ”dua sisi mata uang logam”, karena tempat masuk dan keluarnya
transportasi diperlukan agar sebidang tanah memiliki fungsi produktif, dan jalur lalu lintas tidak akan bermanfaat kecuali bila jalur tersebut melayani kegiatan baru
ataupun yang telah ada pada ke dua ujungnya Branch, 1995; 580. Tata guna lahan merupakan salah satu penentu utama timbulnya
pergerakan dan aktivias. Aktivitas yang dikenal dengan bangkitan perjalanan akan menentukan fasilitas-fasilitas transportasi apa saja yang akan dibutuhkan untuk
melakukan pergerakan. Ketersediaan fasilitas akan meningkatkan aksesibilitas, yang pada akhirnya akan mempengaruhi guna lahan Khisty dan Lall, 2005.
Dengan demikian, setiap perubahan guna lahan pada suatu daerah akan berpengaruh pada sistem tranportasi.
Dalam perkembangan suatu kawasan tidak dapat diperkirakan mana yang lebih dahulu ada antara penggunaan lahan dengan kebutuhan perjalanan, karena
kedua variabel tersebut saling mempengaruhi. Satu pihak dapat dianggap sebagai penyebab bagi perkembangan yang lain, kalau suatu kawasan di bangun jaringan
jalan maka akan menarik orang untuk berkreativitas pada kawasan tersebut, demikian juga dengan dibukanya suatu kawasan maka akan diikuti oleh
perkembangan transportasi. Transportasi dan tata guna lahan berhubungan sangat erat sehingga
biasanya dianggap membentuk suatu land use system. Pengembangan lahan tidak
49
akan terjadi tanpa pengembangan suatu sistem transportasi, sedangkan sistem transportasi tidak mungkin disediakan apabila tidak melayani kepentingan
ekonomi atau aktivitas pembangunan. Agar tata guna lahan dapat terwujud dengan baik maka kebutuhan transportasinya harus terpenuhi dengan baik, sistem
transportasi yang macet tentunya akan menghalangi tata guna lahannya. Sebaliknya, transportasi yang tidak melayani suatu tata guna lahan akan kurang
bermanfaat. Tumewu, 1997:12.
2.5.2 Bangkitan dan Tarikan