59
2.8 Tinjauan Transportasi Dalam Penentuan Rute.
2.8.1 Sistem Rute.
Jika ditinjau dari aspek spesial geografis maupun jika ditinjau dari waktu pelayanan, maka penumpang dengan berbagai kepentingan dapat menggunakan
rute angkutan umum secara bersama-sama. Dalam hal ini tentu saja, suatu rute angkutan umum akan melayani calon penumpang yang mempunyai asal dan
tujuan yang berbeda-beda atau penumpang yang memiliki jarak perjalanan berbeda-beda.
Selain karakteristik perjalanan yang berbeda-beda, suatu rute angkutan umum juga harus melayani penumpang yang mempunyai karakteristik sosial
ekonomi yang berbeda dan karakteristik aktivitas yang berbeda-beda pula. Dilain pihak, jika ditinjau dari karakteristik aktivitasnya, maka sistem rute
angkutan umum harus melayani kebutuhan mobilitas penumpang yang bervariasi dari waktu ke waktu. Ada saat kebutuhan pergerakan penumpang sangat tinggi
jam puncak, dan di lain waktu harus melayani kebutuhan pergerakan penumpang yang relatif rendah. Dalam hal ini suatu rute angkutan umum tidak mungkin
melayaninya dengan cara pengaturan lokasi rute yang berbeda dari waktu ke waktu,
karena hanya akan membuat bingung penumpang. Hal yang mungkin adalah dengan tetap menggunakan lokasi rute yang sama, tetapi dengan
melakukan frekuwensi yang berbeda dari waktu ke waktu.
60
2.8.2 Klasifikasi Rute
Ditinjau dari peranannya dalam struktur jaringan jalan rute dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe pelayanan, tipe jaringan dan rute berdasarkan
beban pelayanan yang diberikan. Berdasarkan tipe perjalanan, rute dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Rute Tetap. Pengemudi angkutan umum diwajibkan mengendarai kendaraannya hanya
pada jalur rute yang telah ditentukan dan sesuai dengan jadwal waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
2. Rute Tetap Dengan Deviasi Khusus. Pengemudi diberi kebebasan melakukan deviasi untuk alasan-alasan khusus,
misalnya menaikkan dan menurunkan calon penumpang yang lanjut usia atau alasan fisik lainnya. Deviasi khusus ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu
saja, misal pada jam sibuk. 3. Rute Dengan Batasan Koridor.
Pengemudi diizinkan melakukan deviasi dari rute yang telah ditentukan dengan batasan-batasan tertentu, yaitu :
Pengemudi wajib menghampiri untuk menaikkan dan menurunkan penumpang beberapa lokasi perhentian tertentu, yang jumlahnya terbatas,
misalnya 3 tiga atau 4 empat perhentian. Diluar perhentian yang diwajibkan tersebut, pengemudi diizinkan
melakukan deviasi sepanjang tidak melewati daerah atau koridor yang telah ditentukan sebelumnya.
61
4. Rute Dengan Deviasi Penuh. Pengemudi bebas mengemudikan kendaraannya kemanapun dia suka,
sepanjang dia mempunyai rute awal dan akhir yang sama. Berdasarkan tipe jaringan jalan, rute angkutan umum dapat dibedakan
menjadi 5 kelompok yaitu bentuk grid, linear, radial, teritorial, dan bentuk modifikasi radial LPKM- ITB, 1997:V6 - V11.
a. Pola Jaringan Grid Orthogonal