Data tulis diperoleh dari buku Jambar Hata Dongan tu Ulaon Adat Sihombing, 1989 dan buku Sintaksis Bahasa Batak Toba Sibarani, 1997.
Untuk memperoleh data digunakan metode simak yang didukung oleh teknik catat Sudaryanto, 1993: 133, 135. Selain data di atas, disediakan data intuitif sebagai
data pendukung. Kemudian, peneliti menguji keberterimaan data tersebut kepada narasumber.
Data FP yang telah dikumpulkan dikelompokkan berdasarkan kategori pembentuk komplemen, keterangan, dan spesifier. Tahapan-tahapan
pengelompokan data ialah sebagai berikut. 1.
Mengelompokkan data berdasarkan kategori pembentuk komplemen, yakni NFN, FP, dan FNum.
2. Mengelompokkan data berdasarkan kategori pembentuk keterangan, yakni
FP dan klausa relatif. 3.
Mengelompokkan data berdasarkan letak spesifier, yakni spesifier di awal adalah adverbia dan spesifier di akhir adalah determiner.
3.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis  untuk menyelesaikan permasalahan penelitian. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah
metode agih dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik perluas, dan teknik balik, dan teknik sisip
Sudaryanto, 1993: 37. Metode ini digunakan untuk menentukan perilaku fungsi gramatikal dan kaidah struktur FP. Sementara itu, untuk menentukan kategori
Universitas Sumatera Utara
frasa dari sebuah kalimat, diuji dengan teknik pengedepanan dan teknik pembelakangan Haegeman, 1994. Perhatikan contoh-contoh berikut.
13  Ndang parduli ibana [di sude   hata-hata  ni   jolma.] tidak    peduli  3tg     P semua perkataan Pos orang
‘Dia tidak peduli pada setiap perkataan orang.’ 14 Ro       do  ibana [sian Jakarta.]
datang  T    3.tg    P     Jakarta ‘Dia datang dari Jakarta.’
Data di atas dibagi berdasarkan konstituen. Konstituen di sude hata-hata ni jolma  ‘pada semua perkataan orang’ dan sian Jakarta ‘dari Jakarta’ merupakan
satu frasa. Hal itu dapat dibuktikan melalui teknik pengedepanan berikut. 15 [Di sude   hata-hata  ni   jolma] ndang parduli ibana.
P semua perkataan Pos orang    tidak   peduli  3tg ‘Pada setiap perkataan orang, dia tidak peduli.’
16 [sian Jakarta] do ibana  ro. P     Jakarta   T   3.tg   datang
‘Dari Jakarta dia datang.’ Pada frasa di sude hata-hata ni jolma ‘pada setiap perkataan orang’, sian
Jakarta ‘dari Jakarta’ terdapat hata ni jolma ‘perkataan orang’ dan Jakarta yang berfungsi sebagai komplemen sebab elemen-elemen tersebut diperlukan oleh
preposisi  di ‘pada’ dan sian ‘dari’ yang menjadi intinya untuk membentuk FP. Apabila komplemen dilesapkan, konstruksi yang dihasilkan menjadi tidak
gramatikal. Perhatikan contoh berikut. 17 Ndang parduli ibana [di.]
tidak   peduli  3tg      P ‘Dia tidak peduli pada.’
Universitas Sumatera Utara
18 Ro      do ibana [sian] datang T  3.tg     P
‘Dia datang dari.’ Bandingkan dengan contoh di bawah ini
19 Ndang parduli ibana [di sude hata-hata  ni  jolma   na  adong di lambungna.] tidak   peduli  3tg     P semua perkataan Pos orang  yang ada  P dekatnya
‘Dia tidak peduli pada setiap perkataan orang yang ada di dekatnya.’ 20 Ro      do  ibana [sian Jakarta dohot inantana.]
datang T    3.tg     P    Jakarta    P     istrinya ‘Dia datang dari Jakarta dengan istrinya.’
FP di sude hata-hata ni jolma na adong di lambungna 19 tetap
gramatikal meskipun frasa tersebut telah diperluas dengan hadirnya klausa relatif na adong di lambungna yang berfungsi sebagai komplemen. Representasi struktur
frasa di atas dapat dilihat pada skema di bawah ini. 21 FP
P’
P’ KlR
P FN
di            sude hata-hata ni jolma       na adong di lambungna ‘pada’        ‘semua perkataan orang’    ‘yang ada di dekatnya’
Universitas Sumatera Utara
Inti leksikal di berkombinasi dengan komplemen sude hata ni jolma untuk membentuk P-bar, kemudian pada tingkatan di atasnya P-bar berkombinasi
dengan keterangan na adong di lambungna untuk membentuk p-bar yang lebih tinggi. Spesifier tidak muncul pada struktur frasa tersebut.
FP  sian Jakarta dohot inantana 21 telah diperluas dengan hadirnya keterangan  dohot inantana. Dalam skema X-bar, preposisi sian berkombinasi
nomina Jakarta untuk membentuk P-bar. Selanjutnya, P-bar berkombinasi dengan FP  dohot inantana untuk membentuk P-bar berikutnya. Strukturnya tergambar
dalam kaidah berikut. 22 FP
P’
P’ FP
P N
sian Jakarta                  dohot inantana
‘dari’          ‘Jakarta’                ‘dengan istrinnya’ Selain tidak dapat dilesapkan, komplemen FP juga tidak dapat
dipindahkan ke depan inti leksikal atau tidak dapat dibalik. Perhatikan contoh di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
23 [Sian pittu  pudi]      do baowa      i      kaluar. P    pintu belakang T   laki-laki DET  keluar
‘Dari pintu belakang, laki-laki itu keluar.’ Pada 23 sian pittu pudi ‘dari pintu belakang’ adalah satu frasa. Dikatakan
satu frasa karena konstituen tersebut dapat dipindahkan ke belakang atau ke akhir kalimat.
24 Kaluar do baowa     i        [sian  pittu  pudi] keluar  T   laki-laki DET    P    pintu belakang
‘Laki-laki itu keluar dari pintu belakang.’ Pada FP sian pittu pudi, FN pittu pudi merupakan komplemen sebab
konstituen tersebut dibutuhkan inti leksikal sian untuk membentuk FP. Apabila komplemen dipindahkan ke depan inti leksikal, konstruksi yang dihasilkan
menjadi tidak gramatikal. Perhatikan contoh di bawah ini. 25 Kaluar do baowa      i        [pittu  pudi       sian]
keluar  T   laki-laki DET   pintu belakang P ‘Laki-laki itu keluar pintu belakang dari.’
Sekarang perhatikan contoh berikut. 26 [Sian najolo sahat tu saonari]  ndang  marnamuba  pangalahona.
P      dulu     P      P sekarang  tidak    Akt.ubah      perilakunya. ‘Dari dulu hingga sekarang perilakunya tidak berubah.’
Pada contoh di atas sian najolo sahat tu saonari ‘dari dulu hingga sekarang’ merupakan FP. Meskipun terdapat tiga preposisi, konstituen tersebut
tetap satu frasa. Hal itu dapat dibuktikan dengan teknik pembelakangan berikut.
Universitas Sumatera Utara
27 Ndang marnamuba pangalahona [sian najolo sahat  tu saonari.] tidak   Akt.ubah     perilakunya    P      dulu     P       P sekarang
‘Perilakunya tidak berubah dari dulu hingga sekarang.’ Pada contoh di atas najolo  ‘dulu’ tergolong komplemen sebab elemen
tersebut tidak dapat dilesapkan dan tidak dapat dipindahkan ke depan inti leksikal sian  ‘dari’. Apabila dipindahkan, konstruksi yang dihasilkan menjadi tidak
gramatikal. 28 a. [Sian sahat tu saonari] ndang  marnamuba pangalahona.
P       P      P sekarang  tidak  Akt.ubah     perilakunya ‘Dari hingga sekarang perilakunya tidak berubah.’
b. [najolo sian sahat tu saonari] ndang  marnamuba pangalahona. dulu     P       P     P sekarang  tidak  Akt.ubah     perilakunya
‘Dulu dari hingga sekarang perilakunya tidak berubah.’ Perilaku keterangan berbeda dengan perilaku komplemen pada FP. Pada
27  sahat tu saonari ‘hingga ke sekarang’ tergolong keterangan sebab elemen tersebut dapat dilesapkan. Perubahannya terlihat pada contoh di bawah ini.
29 [Sian najolo] ndang  marnamuba pangalahona. P      dulu     tidak    Akt.ubah     perilakunya.
‘Dari dulu perilakunya tidak berubah.’ Dalam skema X-bar, frasa pada contoh 27 terbentuk dari inti leksikal
sian yang berkombinasi dengan komplemen najolo untuk membentuk P-bar. Pada tingkatan di atasnya, P-bar berkombinasi dengan keterangan sahat tu saonari
untuk membentuk P-bar yang lebih tinggi. Spesifier tidak muncul pada struktur frasa tersebut. Struktur frasanya tergambar pada skema berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
30 FP
P’
P’ FP
P N
sian najolo        sahat tu saonari
‘dari’ ‘dulu’       ‘hingga ke sekarang’
3.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data