T RADISI M ENYAMBUT I DUL A DHA O RANG M ELAYU S AMBAS

13 T RADISI M ENYAMBUT I DUL A DHA O RANG M ELAYU S AMBAS

Karmila

MEMPERINGATI hari besar umat Islam tiap daerah memiliki adat atau kebiasaan yang berbeda-beda, terutama dalam memeriahkan lebaran. Baik itu lebaran idul fitri, maupun idul adha. Khususnya pada masyarakat Melayu di Kabupaten Sambas. Di sini penulis akan memaparkan bagaimana perayaan lebaran idul adha khususnya di Desa Sijang, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, yang merupakan daerah tempat kelahiran penulis sendiri. Kajian ini penulis dapatkan dari berbagai informasi, baik itu melalui wawancara maupun dari referensi buku yang mengenai lebaran idul adha..

Lebaran idul adha sejarahnya bermula dari kisah Ibrahim as. dan keluarganya. Menurut sejarah, Nabi Ibrahim as diilhami mimpi, diperintahkan Allah menyembelih anaknya Ismail yang sangat disayanginya. Anak yang sudah demikian lama dinanti-nanti dan ditunggu-tunggu kehadirannya. Peristiwa besar itu terlukis dengan jelas dalam al-Quran yaitu QS. Ash Shaffat:102-105. Mengapa

Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 57 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 57

Berkurban sangat dianjurkan bagi umat islam yang mampu karena berkurban memiliki status hukum sunnah muakkadah, kecuali kalau berkurban itu sudah dinazarkan sebelumnya, maka hukumnya wajib. 1 Di dalam al-Quran Allah juga menganjurkan

hamba-hambanya untuk berkurban dalam firman-Nya: “Sungguh aku telah memberi kepadamu telaga kautsar. Maka kerjakanlah shalat

untuk Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 1-3) Pada ayat tersebut telah jelas bahwa Allah memerintahkan kepada kita yang mampu agar tidak berkeberatan untuk berkurban dan Allah akan memberi telaga kautsar (kebaikan-kebaikan yang banyak) kepada orang yang mau berkurban.

Di dalam kitab fiqih ulama berpendapat, bahwa korban itu wajib bagi orang-orang Islam yang menjadi penduduk tetap lagi kaya. Dan tidak diperhitungkan jangka waktu memiliki hartanya. Bahkan barangsiapa yang keadaannya fakir lalu mendapatkan harta pada hari raya kurban, maka wajib baginya melakukan kurban karena demikian tentu saja ibadah korban sangat besar pahalanya dan terkandung banyak keutamaan di dalamnya. Rasulullah bersabda: “Tiada amal yang dikerjakan anak adam pada hari raya korban yang lebih disukai oleh Allah melebihi penyembelihan korban, sesungguhnya hewan-hewan kurban itu akan datang dihari kiamat kepada yang berkurban seperti keadaan semula, yaitu lengkap dengan anggota- anggotanya,tulang-tulangnya,tanduknya,dan bulu-bulunya. Sebelum darah

1 Moh al Aziz Senali Saifullah, Khutbah Jum’at Tantangan Umat Islam Di Era Globalisasi (Surabaya: Terbit Terang, 2007), hlm. 439.

58 Buku Pertama 58 Buku Pertama

Tidak semua hewan dapat digunakan dalam arti sah untuk berkurban. Hewan yang sah untuk berkurban hanya meliputi an’am, yaitu sapi, kerbau, unta, domba/kambing, dengan syarat bahwa hewan-hewan tersebut tidak menyandang cacat, gila, sakit, buta, buntung, kurus, sampai tidak berdaging atau pincang. Cacat berupa kehilangan tanduk tidak menjadi masalah sepanjang tidak merusak pada daging. Dalam praktiknya berkurban dapat dilaksanakan secara pribadi/orang perorangan dan dapat pula secara berkelompok setiap tujuh orang dengan seekor sapi atau kerbau atau unta. Ketentuan ini berdasarkan dari sebuah hadits dari sahabat Jabir, “kami keluar bersama nabi untuk menjalankan ibadah haji, kemudian nabi memerintahkan kepada kami berkurban satu sapi atau satu unta untuk setiap tujuh orang dari kami”(HR. Muslim). Adapun kambing hanya mencukupi untuk qurban seorang saja.

Berdasarkan perbedaan status hukumnya antara sunnah dan wajib, distribusi daging kurban sedikit berbeda. Bagi mereka yang berkurban sunnah, boleh bahkan disunnahkan untuk ikut memakan daging qurbannya. Begitu pula yang diceritakan dalam hadis bahwa rasulullah memakan hati hewan qurbannya. Adapun bagi mereka yang berkurban karena wajib, dalam hal ini, nazar, maka tidak boleh/haram memakan dagingnya. Apabila ia memakannya, maka wajib mengganti sesuatu yang telah dimakan dari kurbannya. 3

Peringatan idul adha sebagai simbol kesatuan juga bagi umat islam sedunia, yang dibarengi dengan kelengkapan bakti sosial berupa penyediaan lauk pauk, yaitu daging kurban buat semua orang, terutama untuk ekonomi lemah sebagai sambutan terhadap bertemunya semua delegasi kita umat islam dan seluruh dunia di

2 Baidlowi Syamsuri, Himpunan Khutbah Jum’at (Surbaya: Apollo), hlm. 208-211.

3 Moh al Aziz Senali Saifullah, Khutbah Jum’at…, hlm. 440.

Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 59 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 59

Idul adha adalah salah satu hari raya besar Islam selain idul fitri. Idul adha menjadi waktu istimewa umat Islam karena

dalam hari tersebut dilakukan dua aktivitas ritual penting, yakni haji dan kurban. Haji adalah menyengaja berkunjung ke Ka’bah (bayt Allah) di Mekah untuk melakukan ibadah kepada Allah pada waktu tertentu dengan cara tertentu secara tertib. Qurban adalah penyembelihan binatang ternak untuk disembelih, lalu dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Oleh karena itu idul adha

disebut dengan idul Hajj atau idul Qurban. 5 Lebaran Idul Adha ini biasanya disebut lebaran haji. Karena, memang pada saat itu orang-orang Islam umumnya menunaikan ibadah haji.

Dalam menyambut idul adha di Sambas terutama di Desa Sijang sama halnya dengan menyambut lebaran idul fitri. Malam

sebelum lebaran tiba, masyarakat mengadakan takbiran keliling kampung, dan meminta sumbangan kesetiap rumah untuk keperluan masjid.

Dalam menyambut lebaran idul adha, sangat jauh berbeda dengan penyambutan pada lebaran pertama, yaitu lebaran idul fitri. Mengapa bisa demikian? karena kalau di bulan puasa, yaitu menjelang datangnya lebaran idul fitri, masyarakat sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk keperluan rumahnya, seperti mengecat rumah, beli kursi baru, meja baru, tempat kue baru, bahkan semuanya serba baru. Begitu juga dengan ibu-ibu, sibuk membuat kue. Sedangkan pada lebaran idul adha, mereka sudah tidak lagi membeli barang-barang seperti pada lebaran yang pertama.

4 Ibid., hlm. 436-439. 5 Ridlwan Nasir, Mengenal Alam Suci (Yogyakarta: Kutub, 2004). Hlm.

73. 60 Buku Pertama

Di Desa Sijang, menurut informan, 6 jauh hari sebelum pelaksanaan lebaran idul adha ini, bapak-bapak mengadakan kesepakatan untuk membuat kelompok berqurban. Tetapi sistem kesepakatan ini tidak diumumkan secara resmi, hanya saja melalui perantara dari mulut ke mulut. Siapa yang mau dan mampu, segera mendaftarkan diri ke panitia yang sudah disepakati oleh sekelompok kecil (yang mengadakan kesepakatan pertama kali). Setelah terkumpul 7 orang dalam satu kelompok. Maka kesepakatan mereka, setiap bulannya harus menyisihkan uang 150.000, per orang. Sebulan sebelum lebaran, mereka sudah memesan sapi. Mengapa harus begitu cepat? Karena, yang ditakutkan ketika memesan sapi sudah dekat hari lebaran, bisa saja tidak akan kebagian. Mereka menyebut ini dengan “sistem tabungan qurban.”

Konon, perayaan idul adha menurut informan 7 jauh lebih meriah daripada idul fitri. Karena perayaan Idul fitri hanya dengan

3 hari saja, sedangkan idul adha sampai 7 hari (seminggu). Sekarang justru menjadi terbalik. Perayaan idul fitri jauh lebih meriah daripada idul adha, karena pada lebaran idul fitri ini orang-orang

yang bekerja di luar daerah pulang ke rumah untuk merayakan lebaran sama-sama. Di tambah lagi, masyarakat mengadakan acara di tempat-tempat wisata seperti di Pantai Tanah Hitam, Pantai Temajok, Pantai Jawai,dan Arong Parak, yaitu, dengan mengundang artis-artis dari ibu kota jakarta. Inilah yang menjadikan perayaan lebaran idul fitri semakin meriah.

Sedangkan lebaran idul adha ini, jarang sekali bagi orang- orang yang bekerja di luar daerah pulang untuk merayakan lebaran idul adha bersama. Lebaran idul adha ini, sedikit sekali memperingatinya di tempat-tempat wisata seperti lebaran sebelumnya. Hanya orang-orang tertentu saja yang berkunjung ketempat-tempat yang sudah menjadi tempat keramaian tadi.

Di Desa Sijang, mayoritas anak-anak di sana sekolah dipondok pesantren. Sehingga, pada lebaran idul adha ini, anak-

6 Wawancara dengan Bapak Marwan. 30/03/2015/17:05. 7 Wawancara dengan Bapak Darwadi. 01/04/2015/19:28.

Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 61 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 61

Pada lebaran idul adha ini, selesai melaksanaan shalat Id, ada yang pergi kekuburan untuk berziarah ke makam orang tuanya, yaitu, dengan tujuan mendoakan mereka. Hanya saja, kegiatan atau pergi berziarah kekuburan ini, tidak semua dilakukan oleh masyarakat setempat, karena alasan bagi sebagian orang yang tidak ikut tadi, cukup mendoakan di rumah saja, tanpa harus pergi kekuburan.

Ada juga masyarakat setempat. Setelah melaksanakan shalat, mereka mengundang jamaah shalat Id untuk makan-makan bersama. Seperti makan lontong, sop, ataupun makanan-makanan yang lain. Setelah itu, barulah pulang ke rumah masing-masing, dan bagi bapak-bapak yang akan berkurban langsung mempersiapkan diri untuk menyembelih sapi, ataupun kambing yang sudah ada. Setelah menyembelih kurban, panitia pun membagi-bagikan daging yang sudah mereka bagi tadi kepada penduduk setempat. Barulah mereka saling berkunjung ke rumah-rumah secara berbalasan, untuk mempererat tali persaudaraan di antara sesama.

Kemeriahan idul adha ini hanya berkisar 3 atau 4 hari saja, karena ada sebagian masyarakat yang mengambil hari ke-7 itu sebagai hari pernikahan anaknya. Sehingga masyarakat harus saling membantu untuk mempersiapkan keperluan-keperluan yang lain. Seperti kebersamaan dalam membuat Tarub, meminjam alat-alat untuk memasak, serta meminjam piring, mangkok dan kawan- kawannya.

Kecuali itu, perayaan lebaran di Kabupaten Sambas tidak lepas dengan yang namanya kue lapis, baik itu lebaran idul fitri

maupun idul adha. Menurut informan penulis 8 , tradisi kue lapis ini

8 Wawancara dengan Bapak Darwadi. 01/04/2015/19:28. 62 Buku Pertama 8 Wawancara dengan Bapak Darwadi. 01/04/2015/19:28. 62 Buku Pertama

Menurut informan penulis 9 , membuat kue lapis itu menguji tingkat kesabaran kita, karena semakin sabar kita dalam membuatnya, maka semakin baguslah hasil lapisannya. Kalau kita tidak sabaran untuk membuatnya, dan dalam keadaan tergesa- gesa atau dalam keadaan marah, maka lapis tersebut bisa menjadi gosong. Begitu juga dengan hidup, banyak tahapan-tahapannya.

Sedangkan menurut informan penulis yang lain 10 , mengenai makna kue lapis itu sendiri tidak memiliki makna apa-apa, hanya saja kue lapis ini dibuat berlapis-lapis agar terlihat bagus, dan tidak begitu lama membakarnya.

Sedangkan mengenai macam-macam kue lapis yang biasanya dibuat di daerah sambas ialah, lapis belacan, lapis legit, lapis nanas, lapis kacang dan lapis susu. Ditambah lagi kue-kue yang lain seperti kue ban oto (yang berbentuk seperti ban mobil), kue agar-agar, dan kue-kue kering lainnya. Serta, nama yang diberikan oleh nenek moyang dahulu mengenai kue basah yaitu dengan istilah tambol.

Beberapa nilai yang terkandung dalam tradisi menyambut idul adha pada orang Melayu Sambas: (1) Sebagai Bentuk Rasa Syukur. Sebagaimana isyarat al-Quran atas hal ini yang terdapat dalam QS Ibrahim ayat 7. Mereka menunjukan bentuk rasa syukur mereka yaitu dengan menyisihkan uang untuk berkurban; (2) Saling Memaafkan. Sebagaimana isyarat al-Quran atas hal ini yang terdapat dalam QS at-Taghabun ayat 14. Berkaitan dengan ayat tersebut, orang-orang setelah shalat Id, saling bermaaf-maafan, baik itu masih dalam kawasan mesjid, maupun ketika sudah pulang kerumah; (3) Silaturrahim. Allah telah menganjurkan kita untuk selalu memelihara silaturrahim sebagiamana maksud dari QS an

9 Wawancara dengan Abang Fendi.13/04/2015/19:20. 10 Wawancara dengan Ibu Santi.01/04/2015/20:07.

Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 63

Nisa’ ayat 1. Silaturrahim di sini yaitu saling berkunjung ke rumah- rumah. Baik itu keluarga dekat maupun jauh. Saat berkunjungnya ke rumah-rumah inilah, kita akan merasa ikatan tali persaudaraan itu menjadi semakin kuat, yang awalnya tidak kenal, bisa menjadi kenal. Awalnya tidak dekat, bisa menjadi dekat; (4) Kebersamaan. Hal ini sejalan dengan maksud QS Al-imran ayat 103. Ayat ini berkenaan dengan “sistem tabungan qurban” masyarakat di desa sijang, yang mana kalau di desa-desa itu identik dengan melakukan sesuatu secara bersama-sama atau kelompok. Begitu juga dengan berkurban, mereka bersama-sama untuk mengumpulkan uang agar bisa berkurban pada saat lebaran idul adha; (5) Tolong Menolong atau Bergotong Royong. Hal ini sejalan dengan QS al Maidah ayat 2. Di Sambas masyarakat melayu saling tolong- menolong dalam membantu menyembelih kurban, maupun dalam mempersipkan acara pernikahan salah satu penduduk di desa tersebut. Kerjasama ataupun gotong royong seperti ini dilakukan secara bergantian. Siapa saja yang anaknya akan menikah, mereka akan mengerjakannya secara bersamaan; (6) Saling mengenal. Sebagimana bunyi pepatah: “tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta,” dan terdapat juga di dalam hadits riwayat Bukhari- Muslim, “tidak sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya, sebagimana ia mencintai dirinya sendiri.” Setelah adanya perkenalan barulah ia bisa mencintai saudaranya. Tidak mungkin dia saling mencintai kalau tidak saling mengenal terlebih dahulu. Dan bagi yang sudah kenal, bisa menjadi lebih dekat kalau sudah berkumpul bersama-sama. Demikian pula saat lebaran seringkali mereka yang baru berkenalan tadi, saling berkunjungan. Dengan tujuan untuk mempererat tali persaudaraan di antara mereka.***

64 Buku Pertama

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24