Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Ka
TRADISI
DAN KEPERCAYAAN UMAT ISLAM DI KALIMANTAN BARAT
Sebuah Deskripsi tentang Kearifan Lokal Umat Islam Kalimantan Barat
Buku Pertama
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat i
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat
Sebuah Deskripsi tentang Kearifan Lokal Umat Islam Kalimantan Barat -Yogyakarta, Penerbit Samudra Biru Cetakan Pertama Juli 2015
x + 188 Hlm, 14 x 20 cm Editor
: Syamsul Kurniawan
Desain Sampul
: Muttakhidul Fahmi
Tata letak
: Samudra Biru
Diterbitkan oleh: Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI)
Jomblangan Gg Ontoseno Blok B No 15 RT 12/30 Banguntapan Bantul Yogyakarta Email/fb: [email protected] Phone: (0274) 9494-558
ISBN: 978-602-9276-62-6
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi buku ini Tanpa izin tertulis dari Penerbit.
ii Buku Pertama
PENGANTAR EDITOR
KEARIFAN lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, wawasan, pandangan, pemahaman, tata nilai, serta adat kebiasaan masyarakat lokal yang menuntun perilaku masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan, yaitu interaksi di komunitas masyarakat dan dengan alam sekitar.
Kearifan lokal orang-orang dalam berbagai kelompok etnis di Kalimantan Barat (Melayu, Dayak, Madura, Banjar, Jawa, dan sebagainya), khususnya yang beragama Islam, menampilkan semacam perwujudan nilai-nilai dan pandangan-pandangan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, serta diwariskan secara turun temurun, dalam menjaga hubungan yang harmonis antara sesamanya dan juga alam sekitar dalam posisi mereka sebagai muslim. Karenanya, dari sebagian besar kearifan lokal yang ditradisikan oleh umat Islam di Kalimantan Barat ini
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat iii Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat iii
identitas Islam, yang telah disepakati dan telah diterapkan sebagai aturan yang mengikat pada masyarakat lokal umat Islam di Kalimantan Barat. Saya hendak menyebut masyarakat lokal dalam konteks ini dalam pengertian umum, agar tidak bias etnis. Masyarakat lokal Kalimantan Barat dalam konteks ini, adalah kelompok masyarakat yang mendiami Kalimantan Barat secara turun-temurun, dan mentradisikan tradisi mereka secara turun- temurun pula. Maka dalam buku ini, etnis apapun (orang Melayu, Dayak, Madura, Banjar, Jawa, dan sebagainya) menjadi objek kajian sejauh ia menampilkan semacam tradisi khas etnis mereka yang selanjutnya mereka bingkai sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat Kalimantan Barat.
Kita mafhumi, umumnya kearifan lokal seringnya tidak terkodifikasikan, namun kearifan lokal ini menjadi bagian dari
keyakinan masyarakat, berlangsung dalam keseharian, dan mentradisi secara turun-temurun. Sebagai bentuk keyakinan masyarakat setempat – representasi dari kearifan mereka – maka berbagai bentuk kearifan lokal menjadi tidak boleh dipandang sebelah mata, mengingat ia lahir dari rahim masyarakat lokal itu sendiri.
Buku yang berjudul Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat ini terdiri dari tiga seri, yang menampilkan beragam tradisi lokal dengan warna Islam yang ada di Kalimantan Barat. Tulisan-tulisan yang ada dalam tiga seri buku ini, ditulis sebagai bagian dari proses perkuliahan Islam dan Budaya Lokal oleh mahasiswa di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, sebagai hasil observasi, wawancara, dan refleksi mereka secara mendalam
iv Buku Pertama iv Buku Pertama
saya ucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-setingginya pada semua pihak yang telah membantu terwujudnya buku ini, khususnya pada pihak penerbit. Tegur sapa dan kritik untuk perbaikan buku ini selalu kami harapkan. Semoga sekecil apapun percikan manfaat dari buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah khazanah dari buku-buku yang ada, tentang kajian Islam dan Budaya Lokal.***
Pontianak, 1 Juli 2015
Syamsul Kurniawan
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat v Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat v
DAFTAR ISI
PENGANTAR EDITOR__iii DAFTAR ISI__vii
1. Makan-makan dalam kelambu orang bugis Punggur Oleh Aini__1
2. Betangas Orang Melayu Sambas Oleh Analys Septiana__6
3. Dukun Beranak Bagi Orang Melayu Sambas Oleh Ayu Rani__10
4. Tradisi Belajar Pencak Silat Orang Sunda Pontianak Oleh Dewi Lestari__15
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat vii
5. Tradisi Gunting Rambut Orang Melayu Kabupaten Pontianak Oleh Elpritadea Narulita__19
6. Tolak Bala’ dalam Tradisi Orang Bugis Oleh Erika Maulidia__22
7. Tradisi Berowah Orang Melayu Meliau Oleh Erman__25
8. Popat Asam Orang Melayu Melawi Oleh Fitri Nuraini__31
9. Tradisi Linggang Kandung Orang Melayu Putussibau Oleh Hanafi__35
10. Orang Melayu Pontianak dalam Merayakan Idul Fitri Oleh Harry Kurniawan__41
11. Makanan Khas Madura Pontianak Oleh Homsatun__44
12. Tradisi Tumbang Apam Orang Melayu Banjar Oleh Irvan__51
13. Tradisi Menyambut Idul Adha Orang Melayu Sambas Oleh Karmila__57
14. Torron Tanna Orang Madura Pontianak Oleh Lindawati__65
15. Tradisi Mandi Rias Orang Melayu Ella Hilir Kabupaten Melawi Oleh Effendi Siswanto__71
16. Selamatan 1 Suro Bagi Orang Jawa Kabupaten Kayong Utara Oleh Mediterania Dwi Puspita Sari__76
17. Hantu Penanggal dalam Kepercayaan Orang Sintang Oleh Nelly Sufianti__88
viii Buku Pertama
18. Pellet Betteng Orang Madura Pontianak Oleh Nur Hamidah__91
19. Adat Pernikahan Melayu Sambas Oleh Rahmawati__97
20. Tradisi Beri Makan Kampong Orang Bugis Punggur Oleh Ramia__111
21. Tradisi Ngamping Orang Melayu Sambas Desa Sebayan Oleh Ria Apriyana__114
22. Cucur Air Mawar Orang Melayu Pontianak Oleh Riana Rahmawati__130
23. Tepung Tawar Orang Melayu Sambas Oleh Rusmita__134
24. Tradisi Cumpalek Orang Melayu Sanggau Oleh Suci Ramadianti__141
25. Tradisi Bepappas Orang Melayu Sambas Oleh Suci__146
26. Selamatan Bubur Merah Putih Bulan Safar Orang Madura Pontianak Oleh Suhrotul Hasanah__151
27. Keramat Bantelan Orang Dusun Kuayan Desa Mekar Sari Oleh Sukma__156
28. Tradisi Sarakalan dan Barjanzi Orang Melayu Kayong Utara Oleh Sumarno__159
29. Tradisi Ngantar Ajong Orang Sambas Oleh Wulandari__163
30. Batu Akik dalam Kepercayaan Orang Madura Pontianak Oleh M. Badaruddin Habibillah__174
Indeks__ 181
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat ix Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat ix
M AKAN -M AKAN D ALAM K ELAMBU O RANG B UGIS P UNGGUR
Aini
INDONESIA memiliki bermacam suku dan budaya, demikian pula di Pontianak. Etnisnya berbeda-beda, Melayu, Madura, Sambas dan lain sebagainya. Demikian pula tradisinya. Konteks ini saya akan jelaskan tradisi Bugis di daerah Punggur kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Tradisi yang dimaksud adalah tradisi makan-makan dalam kelambu.
Makan-makan dalam kelambu sudah turun temurun dilakukan dari nenek moyang suku Bugis. Biasanya ritual ini dilakukan saat ada hajatan seperti perkawinan, khitanan, nait ayun (naik tojang). Makan-makan dalam kelambu ini biasanya melibatkan pawang, orang yang melakukan hajatan yang ingin menikah dan orang rumah yang melakukan hajatan.
Pawang adalah orang yang membaca mantra-mantra/doa- doa tidak boleh sembarang. Pawang turun temurun melestarikan dan melaksanakan tradisi ini. Orang yang berhajat di sini adalah sepasang pengantin yang masuk dalam kelambu mereka akan
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 1 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 1
Biasanya prosesi makan-makan dalam kelambu ini dilakukan di kamar dalam keadaan gelap, terserah di mana letak kamar tersebut atau di ruangan manapun asalkan prosesi tersebut dilakukan di dalam kelambu. Di kamar, prosesi dilakukan di kasur pangkeng (tempat tidur dari besi). Boleh juga tidak. Terpenting adalah kelambu yang wajib digunakan.
Makan dalam kelambu ini biasanya dilaksanakan sebelum melakukan hajatan, misalnya kita melaksanakan hajatan ataupun acara pernikahan. Prosesi makan dalam kelambu ini dilaksanakan
2 hari atau sehari sebelum acara hajatan, sebelum acara dilakukan. Kita melakukan acara makan-makan dalam kelambu ini dikarenakan agar orang yang melaksanakan prosesi acara selamat dan acarapun berjalan dengan lancar dan dapat terhindar dari penyakit.
Tradisi ini dilaksanakan setiap ada hajatan ataupun setahun sekali. Sejak dari dulu, ritual makan dalam kelambu ini tidak boleh sembarang dilakukan, karena banyak pantangannya. Ada juga beberapa syarat yang mesti dipenuhi. Antara lain menggunakan ketan (pulut) 4 warna yang berwarna putih, merah, hitam dan kuning dalam satu piring. Menata nasi pun tidak boleh sembarang harus berurutan putih, merah, kuning dan hitam. Telur ayam kampung rebus diletakkan di atas pulut tersebut.
Di bawah pulut terdapat rokok daun, nasi, kapur, gambir yang akan dilipat dengan daun sirih setelah itu ditutupi dengan daun baru’. Ayam panggang yang digunakan adalah ayam kampung jantan tidak boleh ras betina. Satu sisir pisang dan pisang yang digunakan adalah pisang berangan yang dimasukkan dalam baqi. Dilengkapi dengan bereteh, beras kuning, lilin lebah yang digulung dengan kain dan diletakkan di atas beras, dan minyak bauk. Semua alat-alat tersebut dipersiapkan satu persatu agar acaranya lancar sampai selesai tidak ada ketinggalan.
Pertama-tama seorang pawang menyiapkan sesaji yang akan
2 Buku Pertama 2 Buku Pertama
Seorang pawangpun membacakan doa-doa setelah itu minyak bauk dilumuri di telinga, ubun-ubun, tenggorokan dan pusat, diambil sedikit demi sedikit pulut yang 4 macam, disiapkan bayang-bayang yang diberi makan. Maksud tersebut adalah pawang memberi ruh yang melakukan hajatan.
Gambar 1.1 Minyak bauk, bereteh, beras kuning , dan daun baru’
Pawang selanjutnya menyuapkan orang yang melaksanakan makan dalam kelambu; sedikit demi sedikit. Setelah itu lilin dikelilingkan di atas kepala orang yang makan dalam kelambu sebanyak 3 kali putaran, 3 kali putaran dan 3 kali sebelah kiri. Setelah itu dibacakan doa selamat. Habis itu lilin ditiup dan
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 3 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 3
Makan-makan dalam kelambu bagi sebagian orang Bugis menghilangkan rasa was-was dan menghilangkan beban pikiran karena sudah melaksanakan ritual tersebut, dan dikarenakan pula adat tersebut ini secara turun temurun dari nenek moyang kita. Makan-makan dalam kelambu berfungsi menjalin silaturahmi antar anggota keluarga yang mungkin jarang kita berjumpa. Saat- saat seperti itulah yang ditunggu karena para anggota keluarga berkumpul dan saling bertukar pendapat, mereka bisa saling berdiskusi, bertukar pikiran antar saudara.
Pepatah juga mengatakan “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Maknanya jika kita bersatu dalam suatu keluarga maka kita akan sangat sulit untuk digoyahkan seperti lidi yang jika satu bisa dipatahkan tetapi jika lidi tersebut disatukan maka sangat sulit untuk dipatahkan. Jika ditinjau dari segi agama dan penddikan, beberapa nilai positif acara ini:
Pertama, silaturahmi. Dengan momentum acara ini, masyarakat berkumpul di sebuah rumah, dan pada saat itu pula anggota keluarga dapat berbincang-bincang dan bermusyawarah untuk banyak hal sebelum dan sesudah acara. Allah dan Rasulnya menyukai orang yang memelihara silaturahmi, sebagaimana firman- Nya dalam surat An-Nisa ayat 1: “…Dan bertawakallah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa : 1)
Kedua, kebersamaan. Dalam Islam kita diajarkan untuk menjalin kebersamaan. Makan-makan dalam kelambu dapat menjadi pemersatu keluarga yang jarang bertemu. Kecuali itu orang Bugis melaksanakan ritual makan-makan dalam kelambu sebagai penghormatan terhadap arwah leluhur yang telah mendahului kita dan sebagai cara untuk berkomunikasi, menghormati alam, menjaga nilai sakral dan memegang teguh agama. Dengan cara ini
4 Buku Pertama 4 Buku Pertama
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…”. (QS. Ali Imran : 103)
Makan-makan dalam kelambu juga mempunyai sisi negatif, karena didalam upacara tersebut beras kuning ditaburkan di atas kepala anggota keluarga yang berhajat. Sebagaimana kita ketahui bahwa beras adalah makanan, dan didalam islam, kita dilarang untuk membuang makanan atau mubazir.***
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 5
B ETANGAS ORANG M ELAYU SAMBAS
Analys Septiana
KOTA Sambas secara geografis terletak hampir di tengah-tengah wilayah Kabupaten Sambas. Orang yang pertama membuka dan mengembangkan Kota Sambas adalah Sultan Muhammad Tajuddin I (Raden Bima, Sultan Sambas ke-2) yang pada sekitar tahun 1683 M memindahkan pusat pemerintahan Kesultanan Sambas dari Lubuk Madung ke Muare Ulakkan (persimpangan sungai sambas, sungai teberau dan sungai subah) yang kemudian berkembang menjadi Kota Sambas sampai sekarang ini. 1
Sambas masih kental dengan tradisi seperti tradisi pernikahan, kelahiran, dan lain-lain. Salah satunya contoh tradisi yang masih ada di kalangan melayu Sambas yaitu pernikahan. Dalam pernikahan Melayu Sambas dikenal istilah betangas sebelum pernikahan. Tulisan ini hendak mendeskripsikan tradisi betangas suku melayu Sambas.
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Sambas,_Sambas, diakses tanggal 2 Maret 2011
6 Buku Pertama
Bagi orang melayu Sambas, betangas harus dilalui oleh calon mempelai wanita. Betangas bermanfaat positif, dapat menghilangkan bau keringat dan dapat mengharumkan badan calon mempelai wanita. Calon mempelai pria biasanya juga dapat ikut melakukan betangas di rumahnya masing-masing meski taka da kewajiban atasnya.
Betangas biasanya dipandu oleh seorang nenek-nenek yang membantu membuat ramuan tersebut. Ada bacaan tertentu di dalam meramu itu. Dalam betangas tidak ada ritual tertentu, sebelum dan sesudahnya, hanya mempersiapkan alat dan bahannya saja.
Adapun peralatan yang diperlukan untuk betangas yaitu satu bangku kuda-kuda yang terbuat dari kayu, sendok yang terbuat dari kayu untuk mengaduk-aduk ramuan tersebut, panci yang digunakan untuk merebus ramuan tersebut. Dan tikar, biasanya tikar yang digunakan adalah tikar pandan. Bahan ramuan itu sendiri terdiri dari air panas yang direbus dengan serai wangi, jeruk purut, dan daun pandan. 2
Betangas dimulai dengan mendudukkan calon mempelai pengantin di atas bangku kuda-kuda tanpa menggunakan pakaian tetapi menggunakain kain seperti bekemban. Lalu letakkan air rebusan yang masih sangat mendidih di depan calon mempelai pengantin, dan kemudian tutup tubuh calon pengantin dengan tikar pandan, sebelumnya tikar pandan itu dibentuk lingkaran yang rapat untuk melingkari calon pengantin itu. Selanjutnya calon mempelai tersebut mengaduk-aduk ramuan dengan menggunakan sendok yang terbuat dari kayu tersebut agar asap dan air panas tersebut menguap pada badan calon pengantin. Untuk “lama waktu” betangas tidak ditentukan secara pasti. Yang ditentukan betangas sebagai tradisi yang harus dilaksanakan sebelum memulai tradisi pernikahan. Demikian adat betangas yang terdapat di kalangan melayu Sambas. Hingga sekarang tradisi ini masih dapat kita jumpai.
2 Wawancara dengan Desy Wulandary di Pontianak, tanggal 27 Maret 2015.
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 7
Gambar 2.1. Alat/ bahan yang perlu disiapkan saat betangas.
Gambar 2.2. Prosesi Betangas
Betangas banyak khasiatnya, terutama bagi kesehatan. Fungsinya sama dengan mandi uap atau terapi sauna. Jika dilakukan oleh wanita, betangas dapat berfungsi mengetatkan saluran peranakan bagi wanita yang sudah putus haid, menaikkan rahim jatuh, mengurangi rasa pedih setelah buang air kecil, pembersihan
8 Buku Pertama 8 Buku Pertama
Karena fungsinya yang baik, betangas menjadi suatu kebutuhan yang tidak hanya dilakukan 2-3 hari menjelang resepsi pernikahan namun seminggu, dua minggu bahkan sebulan. Betangas dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat melayu. Baik itu melayu sambas,
melayu bugis maupun melayu asli. 3
Dalam perspektif pendidikan, betangas melestarikan tradisi dan adat-istiadat orang Sambas. Sebagai anak melayu kita wajib melestarikan tradisi betangas ini, kalau bukan kita sebagai keturunannya siapa lagi yang akan melestarikan tradisi ini. Tradisi betangas ini akan hilang apabila kita tidak melakukannya. Betul memang, di zaman sekarang betangas sudah terganti dengan mandi uap ataupun luluran di salon-salon kecantikan. Betangas juga dapat merawat pasangan agar tubuhnya wangi dan menjadi bersih. Kalau tubuh kita wangi dan bersih pasangan kita pun akan senang. Kebersihan juga sangat diwajibkan dalam agama Islam. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah disebutkan, “Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah SWT membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.” (HR Ath-Thabrani).
Ketiga, kebersamaan atau kekeluargaan. Saat betangas, biasanya keluarga akan berkumpul untuk melihat prosesnya dan juga bisa saling bantu-membantu. Ini berpeluang menjaga hubungan baik antar keluarga, tetangga, dan masyarakat. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan tentu adalah hikmahnya.***
3 http://romichem.blogspot.com/2011/03/betangas.html diakses tanggal 2 Maret 2011
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 9
D UKUN B ERANAK B AGI O RANG M ELAYU P ONTIANAK
Ayu Rani
DI Pontianak dukun masih dipercaya sebagai orang yang membantu wanita melahirkan, mendampingi, dan membersihkan ari-ari (plasenta) bayi pada saat sang ibu nifas. Dukun beranak biasanya bertempat di kampung-kampung yang tidak didapati tenaga medis. Biasanya didalam suatu kampung terdapat 1-3 dukun.
Usia dukun beranak variatif. Tapi umumnya seorang perempuan berusia ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini dilakukan turun-temurun dalam keluarga, bisa saja orang yang merasa terpanggil atas pekerjaan ini. Dengan bermodalkan keberanian, niat untuk menolong sesama dan mempunyai keahlian dan pengalaman.
Dukun beranak memiliki keahlian dengan caranya sendiri yang berbeda dengan tenanga medis seperti bidan. Tindakan yang dilakukan adakalanya berhasil dan tidak. Pengetahuan dukun tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari
10 Buku Pertama 10 Buku Pertama
Beberapa mitos juga menjadi alasan masyarakat lebih mempercayai dukun seperti dalam jampi-jampi yang dianggap ampuh dalam kelancaran proses kelahiran anak. Menjadi dukun beranak tidak perlu pendidikan khusus. Seorang dukun beranak biasanya berpendidikan SD-SMP dan bisa baca tulis dengan kapasitas yang rendah. Dukun hanya mengandalkan pengalaman tanpa pernah merasakan pendidikan khusus bersalin dibangku sekolah atau bangku kuliah. Alat praktik dukun masih menggunakan alat-alat tradisional seperti: (1) bambu sebagai alat pemotong tali pusat bambu yang digunakan harus bambu yang tebal dan tajam; (2) ada juga dukun beranak yang menggunakan gunting biasa untuk memotong tali pusar; (3) benang sebagai pengikat tali pusat; dan (4) dan sebagai alasnya menggukan tikar daun atau tikar pastik. 1
Tidak berbeda dengan pemeriksan yang dilakukan bidan, dukun beranak memeriksa kehamilan melalui indera raba. Perempuan yang mengandung, sejak ngidam sampai melahirkan selalu berkonsultasi kepada dukun, bedanya perempuan yang mengandunglah yang datang keklinik atau peskesmas, sedang dukun harus berkeliling dari rumah-kerumah warga untuk memeriksa ibu yang sedang hamil atau yang ingin melahirkan. Mulai dari usia kandungan 7 bulan kontrol dilakukan lebih sering untuk menjaga kesehatan fisik dan janin sang ibu, agar janin yang dilahirkan normal. Dukun melakukan perubahan posisi perut untuk menjaga agar posisi bayi tetap stabil tidak nyunsang. Dengan
1 Wawancara, ibu Misna, ibu Anong, dan ibu Ira di Pontianak, tanggal 25 Maret 2015.
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 11 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 11
Masalah tarif, umumnya dukun tidak menarik pungutan jadi secara sukarela saja, sedangkan bidan ada tarifnya. Menjadi salah satu faktor utama masyarakat memilih jalan alternatif, bagi masyarakat yang kurang mampu, melahirkan yang ditangani seorang bidan/dokter memerlukan biaya yang mahal. sebelum adanya jaminan kesehatan seperti saat ini, masyarakat lebih memilih dukun beranak sebagai penolong dengan biaya terjangkau.
Kecuali itu sebab masih diminati dukun beranak di kampong-kampung karena melekat dalam diri masyarakat, khususnya pedesaan bahwa dukun beranak lebih berpengalaman, lebih percaya dukun dibandingkan bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk rumah sakit masih melekat dalam diri perempuan yang takut melahirkan ditangani ahli medis, karena takut disuntik, dibedah dan rasa sakit ketika dijahit juga sebab lain diminatinya dukun beranak. Mitos yang ada dimasyarakat adalah kalau dibantu oleh bidan pasti dijahit, sementara masyarakat takut dengan jahitan. Bahkan sudah memvonis dirinya tidak mau lagi melahirkan ditangani bidan. Sangat miris dengan pernyataan tersebut. Dukun juga biasanya memberikan ramuan-ramuan seperti jamu dan air penawar yang berisikan bacaan tertentu yang dipercaya bisa mempermudah persalinan.
Di dalam Islam, keberadaan dukun beranak sesungguhnya tidak perlu diperdebatkan. Umumnya dukun beranak membantu dengan keikhlasan wanita yang ingin melahirkan, sama halnya dengan yang dilakukan tenaga medis lainnya. Bahkan bisa
12 Buku Pertama 12 Buku Pertama
Hukum mendatangi dukun beranak dengan demikian sangat berbeda dengan hukum mendatangi dukun santet, teluh dan dukun ilmu hitam lainnya. Dalam Islam hukum mendatangi dukun beranak atau dukun bayi tidak masalah karena bertujuaan untuk kemaslahatan individu. Sedangkan hukum mendatangi dukun ilmu hitam yang dapat membuat kesyirikan, seperti dalam hadis nabi SAW, dari Abu Hurairah RA, diriwayatkan bahwa rasulullah bersabda: “barang siapa yang mendatangi dukun dan mempercayai ucapannya atau menyetubuhi wanita dibagian duburnya, berarti telah kafir dengan wahyu yang telah diturunkan oleh Alllah SWT kepada Nabi Muhammad Saw. (H.R Abu Daud).
Seiring perubahan jaman, sebagian dukun beranak beralih profesi menjadi dukun beranak spesialis aborsi yang marak kita lihat beritanya di media massa dan media sosial. kenapa mereka bisa melakukan hal tersebut? Faktor utamanya adalah masalah ekonomi, dibandingkan dengan membantu proses melahirkan ternyata biaya menggugurkan kandungan(aborsi) lebih mahal. Bagi seorang dukun yang tergiur dengan harga yang ditawarkan pasiennya, dengan senang hati dilakukannya tanpa pikir panjang dampak yang akan terjadi nanti.
Jelas inilah yang dilarang oleh negara dan juga agama. Berdasarkan KUHP pasal, 299,346,348, dan 349, negara melarang abortus (aborsi) termasuk menstrual regulation dan sanksi hukumannya cukup berat bahwa hukumannya tidak hanya ditujukan kepada wanita yang bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini dapat dituntut seperti; dokter, dukun bayi, tukang obat dan sebagai mengobati atau menyuruh/ membantu/melakukannya sendiri.
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 13
Aborsi dalam hukum Islam, ada perbedaan pendapat dikalangan ulama’. Menurut Ibnu Hajar hukumnya Haram jika janin tersebut sudah menetap dalam rahim, seperti sudah menjadi ‘alaqah (segumpal darah), dan mudghah (sepotong daging), sekalipun belum diberi ruh. Sedangkan menurut imam Ar-Ramli
hukumnya tidak boleh kalau memang janin itu sudah diberi ruh. 2 Dalam firman Allah SWT, Q.S Al-Maidah ayat 32, “oleh karena itu
kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil bahwa; barang siapa yang membunuh manusia bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan dimuka bumi. Maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya, dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah sia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”***
2 http://www.academia.edu/6194343/MAKALAH_ABORSI_DALAM_ PANDANGAN_ISLAM_MARYANI diakses tanggal 25 Maret 2015.
14 Buku Pertama
T RADISI B ELAJAR P ENCAK S ILAT O RANG S UNDA P ONTIANAK
Dewi Lestari
PADA dasarnya setiap daerah memiliki tradisi dan kebudayaan masing-masing seperti halnya masyarakat sunda memiliki tradisi salah satunya adalah pencak silat. Pencak silat dalam masyarakat sunda bukan hanya dikenal sebagai ilmu bela diri namun juga sebagai kesenian dan pertunjukan saat acara. Perkembangan silat secara historis mulai tercatat penyebarannya banyak di pengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke 14 di Nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau dan pesantren, silat menjadi bagian spiritual.
Dalam budaya beberapa suku bangsa di indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian debus di daerah sunda selain menampilkan keahlian-keahliannya dalam ilmu kekebalan juga menampilkan pencak silat.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian masyarakat sunda pontianak dengan berbagai nama. Di pontianak, pencak silat di
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 15 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 15
Pencak silat dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan di gunakan dalam belajar, latihan, dan pertunjukan. Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri manusia dari beladiri atau bencana.
Pencak silat adalah hasil budaya manusia untuk membela atau mempertahankan diri terhadap lingkungan hidup/ alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada tuhan YME. Suku sunda merupakan suku yang terdapat di provinsi jawa barat juga tidak sedikit yang berhijrah ke Pontianak, beberapa di antaranya melestarikan tradisi pencak silat.
Mulanya pencak silat merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yang gerakannya itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan memakai pakain serba hitam, menggnakan ikat di pinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang sunda menyebutnya iket. Pada umumnya kesenian pencak silat ini ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet.
Beberapa istilah pencak silat: (1) Kuda-kuda yaitu posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan juga menahan dorongan; (2) Sikap dan
16 Buku Pertama 16 Buku Pertama
Pencak silat mengajarkan pentingnya: (1) aspek mental spiritual. Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu sering kali harus melewati tahapan semedi, tapa, atau aspek kebatinan lainnya untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya; (2) aspek seni budaya. Budaya dan permainan “ seni “ pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah pencak pada umumnya mengambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional; (3) aspek bela diri. Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat; (4) aspek olahraga, berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh.
Nilai positif dalam pencak silat: (1) kesehatan dan kebugaran;
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 17
(2) membangkitkan rasa percaya diri; (3) melatih ketahanan mental; (4) mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi; (5) membina sportifitas dan jiwa ksatria; dan (6) disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.
Selain berarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal beberapa macam senjata salah satunya yang di gunakan oleh pencak silat sunda adalah kujang (pisau khas sunda). Alat musik yang di pergunakan dalam melakukan pencak silat: gendang, bedug, terompet, kenong, kecrek, gong, pancer.
Menurut hasil wawancara penulis dengan KH Noer Hidatulloh Dawami mengatakan olahraga termasuk pencak silat sangat dianjurkan agama Islam. Karena menurut Islam, jiwa yang sehat terletak pada badan yang kuat. Kiai Noer menjelaskan, sejarah membuktikan bahwa Islam sangat menganjurkan olahraga dan beladiri. Ia kemudian bercerita, Nabi Muhammad SAW mau menunaikan haji, rombongan nabi biasanya diserang kaum kafir Quraisy karena mereka mengaggap rombongan muslim kecil-kecil. Namun Nabi Muhammad membuat starategi supaya rombongannyaberjalan jinjit sambil berjalan tegap. Strategi itu manjur, kaum kafir tidak berani menyerang karena menganggap rombongan kaum muslimin gagah-gagah. Pencak silat, lanjut Kiai Noer, selain berguna untuk bela diri, juga untuk mempertahankan
agama bangsa dan negara. 1 ***
1 Wawancara dengan KH Noer Hidatulloh Dawami. 18 Buku Pertama
T RADISI G UNTING R AMBUT O RANG M ELAYU K ABUPATEN P ONTIANAK
Elpritadea Narulita
ABU ‘Umar bin ‘Abdul Barr berkata, “Adapun mencukur rambut bayi saat aqiqah, maka kebanyakan ulama mensunnahkan hal tersebut. Telah terbukti hadits dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabdah dalam hadits aqiqah, “dan digundul rambut kepalanya serta diberi nama.”kholal berkata dalam kitab Al- jami’, “Bab: Tentang Menggundul Kepala Bayi dan Bershodaqoh dengan seberat Rambutnya.” Telah mengabarkan kepadaku Muhammad Bin Ali, telah berceriyta kepada kami Sholih pada hari ketujuh.”Salman bin ‘Amir meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau telah bersabdah,”bersihkan kotoran dari dirinya.” Ia berkata, “maksudnya kepadanya digundul.” Hanbal menuturkan, “saya mendengar Abu ‘Abdillah berkata. “kepala bayi digundul.”
Tulisan ini hasil riset penulis tentang tradisi gunting rambut di Kabupaten Mempawah, dengan mewawancarai beberapa informan yaitu: Jami‘an (49), Darmisah (50), Dessy Narulita Safitri (23), Hasnani (42).
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 19
Kegiatan upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Pontianak sesuai dengan kondisi dimana upacara adat itu dilaksanakan, seperti halnya upacara-upacara yang berkaitan dengan suatu peristiwa adat. Ritual kepercayaan masyarakat yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan lingkungan salah satunya adalah upacara penyelengaraan memotong rambut (cukur rambut) dengan tujuan untuk membuang rambut yang dibawa sejak anak di lahirkan. Selain itu maksud lainnya adalah untuk membuang sial yang terdapat pada ujung-ujung rambut yang dibawa sejak lahir.
Bagi masyarakat suku Melayu Kabupaten Pontianak, gunting rambut adalah salah satu unsur budaya yang masih tetap dilaksanakan dan dihayati, karena di dalam budaya tersebut mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang sangat sakral dan bermakna wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk keselamatan dan kesejahteraan bagi keluarga khususnya maupun masyarakat pada umumnya. Upacara gunting rambut atau disebut juga potong jambul diselenggarakan apabila di dalam suatu keluarga mendapatkan anak bagi yang telah menginjak usia sekitar
40 hari sampai 1 tahun dan hal ini telah menjadi suatu upacara tradisi masyarakat secara umum. Biasanya di Kabupaten Pontianak, pencukuran rambut bersamaan juga dengan pelaksaan aqiqah yang disunnahkan pula untuk mencukur rambutnya. Hadits Nabi Saw. tersebut adalah sebagai berikut: Dari Ali r.a. dia berkata: “Rasulullah Saw. mengaqiqahi Al-Hasan seekor kambing lalu beliau bersabda kepada Fathimah, ‘Wahai Fathimah, cukurlah rambut kepalanya....” (HR. Tirmidzi, Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Hakim, dan Baihaqi).
Aqiqah yang diwajibkan Menyembelihkan kambing bagi anak lelaki 2 ekor dan seekor bagi anak perempuan. Waktu penyelenggaraan upacara gunting rambut tidak dibatasi, akan tetapi pada umumnya dilaksanakan oleh orang tua bayi setelah 40 hari sampai 1 tahun dilihat dari kondisi kedua orang tua. Aqiqah amat penting, menurut keterangan ulama, hukumnya adalah “Sunat
20 Buku Pertama
Muakkad”. Dengan aqiqah akan menjadikan anak dapat memberi pembelaan (syafaat) kepada orang tuanya pada hari qiamat.
Ada kebiasaan menarik di tengah masyarakat yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan mencukur rambut bayi ini. Yakni, ajaran untuk mencukur rambut ini memang dilaksanakan, namun dalam pelaksanaannya tidak dicukur secara bersih, hanya dipotong sebagian saja. Pada saat mengundang saudara, kerabat, dan tetangga dalam acara aqiqah, biasanya sang bayi digendong berkeliling ke hadapan yang hadir untuk digunting rambutnya sedikit-sedikit saja.
Bayi yang akan di potong rambutnya diberikan pakaian yang bagus umumnya memakai pakaian kuning, tetapi selain warna lain pun tidak masalah. Sebelum pemotongan rambut para undangan terlebih dahulu membaca Albarzanji atau Marhaban, ketika pembacaan Marhaban dimulai maka pemotongan dilakukan sambil berdiri. Anak yang akan dipotong rambutnya digendong oleh orang tuanya sendiri dan diikuti oleh pembawa perlengkapan barang-barang yang akan dipakai untuk menggunting. Pemotongan dimulai oleh seseorang yang paling tua dan termuka di dalam masyarakat, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan berkah bagi anak tersebut. Kemudian potongan rambut dimasukkan kedalam air kelapa muda.
Beberapa nilai positif dari tradisi ini: (1) dari segi kesehatan: (a) kepala tak mudah teriritasi; (b) mendinginkan kepala); (c) mempermudah pemberian zat tumbuh rambut; (2) dari segi agama: (a) wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk keselamatan dan kesejahteraan bagi keluarga; (b) menjalin silahturami dalam keluarga besar; dan (c) mensucikan anak dari marabahaya dan permohonan keselamatan serta kesejahteraan kepada Allah SWT.***
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 21
T OLAK B ALA ’
D alam T raDisi O rang B ugis
Erika Maulidia
TOLAK bala di percayai oleh sebagian masyarakat, terutama di keluarga saya. Banyak pula masyarakat yang melakukan ritual serupa. Tolak bala ini biasanya di lakukan untuk dijauhkan dari penyakit dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik. Tolak bala ini adalah tradisi turun temurun, telah dilakukan oleh nenek moyang.
Menurut Hj. Djaenang (70), tolak bala biasanya dilakukan di pagi hari atau di siang hari. Banyak sesajian atau seperti makanan yang akan di gunakan sebagai syarat-syarat untuk melakukan tolak bala ini, dan ada tempat khusus untuk meletakkan makanan tersebut.
Tolak bala ini dipercayai dapat menjauhkan hal-hal yang tidak baik atau penyakit, dan yang lain-lain. Masyarakat hanya mengetahui apa yang mereka tahu. Tolak bala dilakukan sebagian orang dengan cermin cembung, menyembelih hewan dan selamatan bubur merah putih dan lain-lain. Menurut ajaran dan kepercayaan mereka masing-masing dalam melakukan ritual tolak bala ini. Dalam melaksanakan ritual ini ada seorang pemimpin
22 Buku Pertama 22 Buku Pertama
Allahumma innaanas ‘aluka salamatan fiddiin wa’aafiyatan filjasad wa jizadatan fil’ilmi wa barakatan firrizqi wa taubatan kablalmaut wa rahmatan indalmaut wa magfiratan ba’dalmaut. Allahumma hawwin ‘alaina fii sakaratilmaut wannajaa taminannari wal’afwa ‘indalhisaab. Rabbana laa tujighkuluubanaa ba’daizd hadaitanaa wa hablanaa minladunkarahmatan innaka antalwahhab.
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada engkau akan keselamatan Agama dan sehat badan, dan tambahnya ilmu pengetahuan, dan keberkahan dalam rizki dan diampuni sebelum mati, dan mendapat rahmat waktu mati dan mendapat pengampunan sesudah mati. Ya Allah, mudahkan bagi kami menghadapi sakarotul maut, dan selamatkan dari siksa neraka, dan pengampunan waktu hisab.”
Doa Tolak Bala: Allahumma bihaqqil Fatihah, Wasirril fatihah, Yaa Faarijal hamma,
wa Yaa kasyifal ghomma, Yaa Man li ibaadihi yaghfiru wa yarham, Yaa dafi’al bala-i Yaa Allah, wa Yaa dafi’al bala-i Ya rohman wa Yaa dafi’al bala-i Yaa Rohiim. wa sholallohu wa sallama ‘ala khoiri kholqihi. Sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Subhaana robbika robbil izzati amma yashifun. Wasalamun ‘alal mursalin walhamdulillahi robbil ‘alamiin.
Ya Allah, dengan kebenaran Al-Fatihah dan rahasia Al- Fatihah. Wahai sang pembedah kegelisahan, wahai Sang penyingkap kebingungan. Wahai dzat yang mengampuni dan mengasihi para hambanya. Wahai Sang Penolak Bala, Ya Allah. Wahai Sang Penolak Bala, Ya Rahman. Wahai Sang Penolak Bala, Ya Rahim. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah untuk baginda Nabi Muhammad dan para keluarga serta sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu, Yang Memiliki Keperkasaan (Izzah) dari apa yang mereka katakan. Keselamatan semoga dilimpahkan kepada para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Saat membaca do’a tangan di tadahkan keatas seperti saat
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 23 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 23
Nilai positif yang terkandung dalam tolak bala ini: (1) kita dapat mendekatkan diri kapada Sang Pencipta; (2) meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah SWT; (3) memohon pertolongan dari Allah SWT. Dalam melakukan ritual ini bukan bermaksud untuk perbuatan syirik, tetapi ritual ini hanya sebagai pelantara dan rasa syukur atas kenikmatan yang telah Allah berikan.***
24 Buku Pertama
T raDisi B EROWAH
O rang m elayu m eliau
Erman
PADA suku melayu, khususnya kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat, ada tradisi berowah, yaitu mengadakan selamatan (doa, tahlilan, yasinan) untuk memperingati/ mengenang para arwah keluarga mereka yang sudah meninggal dunia. Tradisi ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali yaitu pada bulan Sya’ban. Karenanya kebanyakan masyarakat melayu meliau menyebut bulan sya’ban dengan bulan rowah. Hal ini karena pada bulan Sya’ban itu dilaksanakannya berowah, yaitu tradisi yang sudah menjadi kebiasaan turun menurun pada masyarakat di sini.
Tradisi berowah dilaksanakan pada bulan Sya’ban karena untuk menyambut bulan Ramadhan, yaitu bulan setelah Sya’ban. Bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia, bahkan didalam Al-Quran dikatakan bahwa bulan Ramadhan itu lebih baik dari pada seribu bulan. Oleh karena itu untuk menyambut bulan yang mulia ini masyarakat melayu Meliau melaksanakan kegiatan ini, mereka berdoa kepada Allah agar dihindari dari segala bentuk
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 25 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 25
Menurut penulis, tradisi ini memiliki banyak dampak positif yang dapat kita ambil hikmah/ pelajaran. Salah satunya mengingatkan kita akan kematian, yang memang tidak dapat dihindari oleh siapapun, yang tidak dapat diketahui kedatangannya. Serta masih banyak lagi unsur positif lainnya yang akan penulis jelaskan pada bab khusus didalam makalah ini. Kegiatan yang dilakukan pada tradisi ini juga tidak ada yang bertentangan syari’at Islam. kegiatan tersebut seperti, tahlilan, yasinan, serta membacakan beberapa doa sperti doa arwah, doa tolak bala, dan doa selamat.
Berowah jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yaitu berarwah. Dapat kita lihat bersama bahwa dalam istilah ini terdapat kata Arwah, istilah ini banyak pendapat yang mengartikannya, seperti didalam sebuah artikel disitus internet mengartikan bahwa roh/ arwah (dalam bentuk jama’nya) adalah unsur non materi yang ada dalam jasad yang diciptakan oleh Tuhan sebagai penyebab adanya kehidupan. (http//id.m.wikipedia.org). Sedangkan Risa Saraswati didalam situs internetnya mengatakan bahwa arwah adalah ruh, jiwa yang telah mati..(www.risasaraswati.com).
Berowah dalam tradisi masyrakat melayu Meliau memang identik dengan mengenang para arwah, mengingat/ memperingati para arwah,yaitu dengan cara mengadakan selamatan (mendoakan para arwah). Secara umum masyarakat melayu Meliau mengartikan berowah sebagai nama untuk sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mendoakan para arwah/ orang-orang yang telah meninggal dunia, selain itu ada juga yang mengartikan yaitu mengadakan selamatan (doa, pengajian) untuk memperingati orang yang sudah meninggal dunia.
Berowah dilaksanakan pada bulan Sya’ban, dilaksanakan pada bulan Sya’ban karena untuk menyambut bulan ramadhan. Bulan
26 Buku Pertama
Ramadhan merupakan bulan yang sangat suci, bulan yang sangat mulia, bahkan lebih mulia dari pada seribu bulan. Oleh karena itu, untuk menyambutnya masyarakat setempat melaksanakan kegiatan yang dinamakan berowah, yaitu mendoakan para keluarga-keluarga mereka, kerabat-kerabat mereka, bahkan seluruh umat islam yang sudah meniggal dunia mendahului merekapun didoakan.
Ketika melaksanakan kegiatan ini tuan rumah biasanya mengundang kerabat-kerbat dekat, tetangga, serta para pemuka agama. Hal ini dilakukan karena mengingat bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mendoakan para arwah, oleh karena itu semakin banyak orang yang diundang maka akan semakin banyak pula orang yang mendoakan arwah tersebut. Selain itu hal ini juga bertujuan untuk memper-erat hubungan shilaturahmi, antara tuan rumah dengan para tamu undangan, dan sebaliknya.
Pada penghujung acara ini, biasanya tuan rumah akan menghidangkan sedikit makanan untuk para tamu undangannya. Makanan ini biasanya dihidangkan ketika para jamaah selesai membacakan doa. makanan tersebut biasanya berupa nasi yang sudah dilengkapi dengan beberapa lauk yang siap untuk disantap. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan bentuk rasa syukur mereka kepada Allah SWT. Yaitu dengan cara saling berbagi antara tuan rumah dengan para tamu undangan. Uniknya lagi, makanan tersebut dimasak secara bersama-sama antara tuan rumah dan para tetangga yang memang sudah diundang sebelunya untuk membantu dalam mempersiapkan makanan tersebut. Hal ini menunjukan adanya rasa kebersamaan dalam bertetangga, inilah yang membuat kegiatan ini menjadi unik.
Setiap tradisi tentunya memiliki kegiatan-kegiatan tertentu dalam pelaksanaannya, begitu juga dengan tradisi berowah ini. Berikut adalah beberapa bentuk kegaiatan yang dilakukan pada tradisi ini, yaitu sebagai berikut: (1) Pembukaan. Ini biasanya dilakukan oleh tuan rumah, pada kegiatan pembukaan ini tuan rumah mengucapkan terima kasih kepada para tamu yang sudah
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 27 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 27
Tradisi berowah tentunya memiliki banyak nilai-nilai yang dapat kita ambil hikmah serta kita jadikan pelajaran. Berikut penulis akan jelaskan nilai-nilai yang ada pada tradisi berowah, yakni sebagai berikut:
Pertama, kebersamaan dan kekompakan. Dalam tradisi ini kita akan merasakan kebersamaan dan kekompakan di antara jamaah yang mengikuti kegiatan ini, karena ketika kegiatan ini dilaksanakan biasanya tuan rumah (orang yang mengadakan acara berowah) akan mengundang tetangga-tetangganya, kerabat- kerabatnya, serta para pemuka agama (Islam). Hal ini tentunya akan menjadi suatu kebiasaan yang positif. Bagaimana tidak, jika sebuah desa memiliki kebersamaan serta kekompakan yang tinggi, besar kemungkinan desa tersebut akan menjadi desa yang maju, damai, serta tentram karena tidak ada perbedaan antara satu sama lain. Sebagaimana yang dijelaskan didalam Al-Quran surah an-Nisa ayat 28 bahwa manusia itu adalah mahluk yang lemah. Oleh karena itu kita dianjurka agar hidup di dalam kebersamaan sebagaimana
fiman Allah SWT dalam QS. Ali ‘Imran [3]: 103.
Kedua, Musyawarah. Pada kegiatan ini masyarakat tentunya
28 Buku Pertama 28 Buku Pertama
Ketiga, bersyukur kepada Allah SWT. Mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT sudah pasti ada pada tradisi ini, karena pada dasarnya tujuan daripada tradisi ini adalah berdoa kepada Allah, mendoakan orang yang telah meninggal dunia mendahului kita. Hal ini sudah pasti merupakan wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT karena masih diberikan kehidupan oleh Allah SWT, yakni dengan cara mendoakan orang-orang yang sudah meninggal dunia mendahului kita. “Dan ketika tuhanmu memaklumi, barang siapa yang mensyukuri nikmatKu maka akan Ku tambah nikmat bagimu, dan barang siapa yang mengkufuru nikmatKu sungguh adzabKu sangatlah perih.” (QS. Ibrahim: 7)
Keempat, membiasakan bersedekah. Dalam ajaran Islam kita sangat dianjurkan untuk bersedekah sebagai bentuk dari rasa syukur kita kepada Allah SWT. Pada tradisi ini tuan rumah/ orang yang mengadakan kegiatan pasti akan menyediakan makanan untuk para tamu undangan, hal inilah yang merupakan bentuk dari sedekah yang ada pada tradisi ini. Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa jika kita bersedekah, maka sedekah kita akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang- orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjran) bagi siapa yang Dia dikehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-NYa ) lagi maha mengetahui.”( QS. Al- Baqarah [2]: 261)
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 29
Kelima, mengingat pada kematian. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mendoakan para arwah kau muslim dan muslimat yang sudah meninggal dunia. Ketika kita mendoakan orang yang sudah meninggal, tentunya kita ingat akan adanya kematian bagi setiap mahluk yang bernyawa. Sebagai mana fiman Allah SWT yang artinya “ setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.” Selain itu Rasulullah SAW juga menganjurkan agar kita menginggat akan kematian.***
30 Buku Pertama
P OPAT A SAM
O rang m elayu m elawi
Fitri Nuraini
Budaya Popat Asam menjadi saalah satu tema pada tulisan ini, adalah tradisi pada masyarakat Tanjung Tengang di Kabupaten Melawi. Popat asam terdiri dari dua kata, yang pertama popat yang berarti memotong dan asam berarti buah asam. Popat Asam selain sebagai budaya juga merupakan adat istiadat yang sudah terjadi pada masa lalu. Sampai sekarang ini masih tetap dipertahankan dan dipopulerkan.
Tradisi tujuh bulanan atau disebut juga popat asam yaitu upacara tradisional selamatan terhadap bayi yang masih dalam kandungan. Masyarakat yang ada di Melawi sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan, sampai-sampai ada kebudayaan yang sekarang ini masih asli keberadaannya. Popat Asam tidak bisa dihilangkan, karena bagi masyarakat Melawi popat asam memiliki nilai-nilai tersendiri.
Popat asam merupakan sebuah kebudayaan turun temurun yang dijadikan masyarakat Melawi sebagai adat istiadat yang bisa dikatakan sudah mendarah daging. Upacara ini dilaksanakan pada
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 31 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 31
Seperti kita ketahui seseorang dapat dikatakan sebagai seorang yang bersyukur jika di dalam dirinya terdapat tiga unsur, yaitu mengakui kenikmatan yang diberikan oleh Allah dalam hatinya, mengucapkannya dengan lisan, dan mengimplementasikan perasaan syukur tersebut dengan perbuatan. Popat asam dengan demikian adalah ungkapan syukur.