T RADISI M ANDI R IAS O RANG M ELAYU E LLA H ILIR K ABUPATEN M ELAWI
T RADISI M ANDI R IAS O RANG M ELAYU E LLA H ILIR K ABUPATEN M ELAWI
Effendi Siswanto
TULISAN ini mengkaji mandi rias atau manik-manik (dalam bahasa melayu Ella Hilir), melalui hasil observasi dan wawancara
pada sejumlah informan. 1 Mandi rias merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan setelah acara perkawinan di Ella Hilir. Acara ini
telah ada sejak jaman nenek moyang, bahkan sampai sekarang masih dikerjakan. Mandi rias dilakukan pasangan laki-laki dan perempuan yang sudah sah menjadi pasangan suami istri, perlambang bahwa pernikahan dilakukan tidak boleh main-main dan sebagai bentuk penyucian pengantin dengan harapan batinnya juga bersih. Acara ini biasanya di lakukan pasangan yang baru, yang sedang menjalankan proses menempuh hidup yang baru. Tradisi ini biasanya dilakukan setelah kedua pasangan telah melalu proses pernikahan, atau setelah acara walimah.
Mandi rias ini dilakukan pada pagi hari, sekitar waktu sholat dhuha. Masyarakat Ella mengasumsikan bahwa waktu-waktu
1 Ibu Anisah, Nyai’Nah, Tunot, Imran, dan M.Dawi.
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 71 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 71
Mandi rias atau manik-manik, dikhususkan pada pasangan yang baru menempuh kehidupan baru. Jika pasangan yang sudah menikah ke dua kalinya tidak diharuskan karena pasangan tersebut sudah pasti melakukan hal yang sama sebelumnya. Setelah acara ini masyarakat makan bersama, dengan sebelumnya membaca doa selamat.
Sebelum prosesi pembacaan doa selamat, kedua pasangan sudah di mandikan dengan bahan-bahan yang telah disiapkan. Sebelum acara dimulai biasanya si pemandu mandi ini tentu telah menyediakan bahan atau peralatan. Adapun alat-alat yang biasa dipakai seperti wadah yang terbuat dari tembaga. Tembaga ini selalu di simpan sipemandu, biasanya namanya Nenek Nyai, atau Nenek Me’esu. Wadah tersebut berisi air, yang sudah dibaca dengan ayat al-Quran yaitu al-fatihah, al-ikhlas, an-nas, al-falaq dan jampi-jampi, selain itu ada bahan-bahan lain seperti daun sabang, daun mali-mali, ketupat lepas dan anak ayam. Bahan-bahan inilah yang selalu disiapkan dalam tradisi ini. Masing-masing bahan atau alatnya mempunyai fungsi tersendiri. Adapun maksud dari ketupat lepas menurut “Nyai Nah” yaitu pihak keluarga harus merelakan atau melepas anaknya baik pihak laki-laki maupun perempuan, misalnya jika si istri bukan asli penduduk Ella maka orang tua harus melepaskan anaknya kepada si suami.
Dalam prosesi mandi rias atau manik-manik, ada keharusan kedua pasangan memelihara anak ayam dengan kurun waktu dalam satu bulan. Jika kedua pasangan tersebut mampu memeliharanya
72 Buku Pertama 72 Buku Pertama
15.1. Prosesi Mandi Rias di Masyarakat Ella Hilir Mandi rias ini adalah tradisi untuk mensucikan kedua
pasangan. Kedua pasangan yang telah sah baik di mata hukum dan agama, dengan mandi rias menjadi menguatkan bukti sah hubungan mereka, sekaligus membersihkan kotoran baik yang ada di jasmani maupun rohani. Jika pasangan tersebut pernah melakukan hubungan suami istri sebelum menjadi pasangan yang sah, dengan mandi menjadi sarana penyucian dan semoga Allah Swt mengampuni dosa yang pernah dilakukan kedua pasangan. Setelah mandi ini selesai maka dilakukan pembacaan doa slamatan dan tolak bala, doa ini pun di pimpin biasanya orang-orang paham tentang agama,taat, atau alim. Dengan doa di harapkan kepada Allah swt kedua pasangan dapat hidup bahagia dan jauh dari bencana rumah tangga.
Dalam kacamata Islam tradisi mandi rias bukan perkara
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 73 Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 73
Mandi rias atau manik-manik juga mengajarkan tentang pentingnya bersuci. Dalam Islam kita diajarkan untuk bersuci (taharah). Taharah menurut bahasa berasal dari kata thahur, artinya bersuci atau bersih.menurut istilah bersih dari hadas baik hadast besar maupun kecil dan bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat dan benda-benda yang terbawa oleh badan. Taharah merupakan kunci syarat sahnya shalat yang mana mengharuskan suci dari hadas maupun najis. Sebagaimana hadits Rasulullah
2 Solidaritas atau kebersamaan tentu sangat penting dalam kehidupan. Apalagi kita sebagai makhluk Allah Swt yang secara sosial memerlukan yang lain (makhluk sosial). Dengan menumbuhkan rasa kebersamaan pasti akan me- munculkan kehidupan yang tenteram, nyaman, tenang tanpa didasari dengan rasa kebencian, ketakutan dan sebagainya. Dengan tradisi ini kita langsung bisa saling kenal mengenal baik pihak keluarga atau istilah Ella Hilir bilang beisan (atau mak keluarga perempuan dan keluarga laki-laki). Dengan ini diharapkan lebih menguatkan silaturahmi kedua pihak yang sedang berbahagia, lebih-lebih terhadap masyarakat sekitar. Sebagaimana pepatah, “Tak kenal maka tak sayang.” Diharapkan dengan adanya acara ini lebih menguatkan rasa kebersamaandi ka- langan masyarakat Ella Hilir. Sebagai mana dijelaskan firman Allah: “Orang- orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubun- gan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (QS Al Hujurat: 10)
3 Nasihat yang disampaikan orang tua pada kaum muda yang menikah umumnya seputar pentingnya menjaga pernikahan dan saling percaya antara kedua pasangan. Ingat mengigatkan sangatlah penting menurut Islam apala- gi dalam masalah kebaikan, hal itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Khususnya bagi yang menempuh hidup baru, dan kurang pengalaman men- gatur dan menata rumah tangga, nasihat menjadi penting. “Bila salah seorang dari kamu meminta nasihat kepada saudaranya maka hendaknya (yang diminta) memberi nasihat.” (HR Bukhari)
74 Buku Pertama
Saw: “Kuncinya shalat adalah suci, penghormatannya adalah takbir dan perhiasannya adalah salam.” Hadits lain: “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman” (HR. Muslim). Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang suci lagi bersih” (QS al-Baqarah: 222).
Manfaat bersuci: (1) untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah; (2) dengan bersih badan dan pakaiannya, seseorang enak dilihat oleh orang lain, dan Allah Swt juga mencintai kesucian dan kebersihan; (3) menunjukan keimanan seseorang, karena kebersihan adalah sebagian dari iman; (4) seseorang yang menjaga kebersihan, baik badan, pakaian, ataupun tempat tidak mudah terjangkit penyakit; dan (5) seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya, maupun lingkungannya, maka ia menunjukan cara hidup sehat dan disiplin.***
Tradisi dan Kepercayaan Umat Islam di Kalimantan Barat 75