Indikator Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi .1 Defenisi Sosial Ekonomi

13 pandangan bahwa ekonomi merupakan instansi determinan yang paling berpengaruh terhadap masyarakat Beilharz, 2003: 2. Tindakan ekonomi dapat dipandang dalam suatu tindakan sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain Weber dalam Damsar, 1997: 30. Menurut Swedberg dan Grandovetter, terdapat 3 proposisi utama antara kaitan ekonomi dengan masyarakat, yaitu: 1. Tindakan ekonomi adalah suatu bentuk dari tindakan sosial. 2. Tindakan ekonomi disituasikan secara sosial. 3. Institusi-institusi ekonomi dikonstruksi secara sosial. Melly G. Tan mengatakan ntuk melihat kondisi sosial ekonomi keluarga atau masyarakat itu dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Berdasarkan hal ini maka keluarga atau kelompok masyarakat itu dapat digolongkan memiliki sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi Tan dalam Koentjaraningrat, 1981: 35.

2.1.2 Indikator Sosial Ekonomi

Keluarga atau kelompok masyarakat dapat digolongkan memiliki sosial ekonomi rendah, sedang, tinggi Koentjaraningrat, 1981: 38. Berdasarkan hal tersebut kita dapat mengklarifikasikan keadaan sosial ekonominya, yang dapat dijabarkan sesuai dengan indikator sebagai berikut: 14 a. Pendapatan Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialistis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Pendapatan adalah arus uang atau barang yang di dapat oleh perseorangan, kelompok orang, perusahaan atau suatu perekonomian pada suatu periode tertentu Kartono Wirosuharjo, 1985: 83. Christopel dalam Sumardi mendefenisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya. Sedangkan Biro Pusat Statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut: 1. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari: a Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur, dan kerja kadang-kadang. b. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah. c. Hasil investasi, yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik. 2. Pendapatan yang berupa barang, yaitu: pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan 15 kreasi. Berkaitan dengan hal tersebut mendefenisikan pendapatan adalah seluruh penerimaan, baik berupa uang maupun barang, baik dari pihak lain maupun hasil sendiri, dengan jalan dinilai atas sejumlah harga yang berlaku saat ini. Berdasarkan penggolongannya, BPS membedakan pendapatan penduduk dalam 4 golongan, yaitu: a. Golongan pendapatan sangat tinggi: Jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp.3.500.000,00 per bulan. b. Golongan pendapatan tinggi: Jika pendapatan rata-rata antara Rp2.500.000,00 sd Rp.3.500.000,00 per bulan. c. Golongan pendapatan sedang: Jika pendapatan rata-rata antara Rp1.500.000,00 sd 2.500.000,00 per bulan. d. Golongan pendapatan rendah: Jika pendapatan rata-rata kurang dari Rp.1.500.000,00 per bulan Wijaksana, 1992: 52. Berdasarkan ketegori tersebut, dapat dikatakan bahwa pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang. Apabila seseorang memiliki pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ekonominya tinggi juga. Disamping memiliki penghasilan pokok setiap keluarga biasanya memiliki penghasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan dan penghasilan insidentil. 16 b. Pekerjaan Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah. Pekerjaan merupakan suatu aktivitas manusia guna mempertahankan hidup dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sesuai dengan pendapat Bintarto 1986: 27 yang mengemukakan bahwa mata pencaharian merupakan aktivitas manusia guna mempertahankan hidupnya dan guna memperoleh taraf hidup yang lebih layak dimana corak dan ragamnya berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan tata geografi daerahnya. Pekerjaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah barang apa yang dilakukan diperbuat, dikerjakan, dan sebagainya, tugas dan kewajiban, hasil bekerja dan perbuatan KBBI, 1999: 488. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup. Pekerjaan yang ditekuni oleh stiap orang berbeda-beda, perbedaan itu akan menyebabkan perbedaan tingkat penghasilan yang rendah sampai pada tingkat penghasilan yang tinggi, tergantung pada pekerjaan yang ditekuninya. Contoh pekerjaan berstatus sosial ekonomi rendah adalah pekerja pabrik, buruh manual, penerima dana kesejahteraan, dan pekerja pemeliharaan Santrock, 2007: 282. Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka jenis pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut: 17 a. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha. b. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa. c. pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkutbengkel. c. Rumah Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagai lambang sosial Mukono, 2000: 25. Rumah adalah struktur fisik yang terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembina keluarga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992. Menurut WHO World Health Organization, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya, baik untuk kesehatan keluarga dan individu Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2000. Menurut American Public Health Association APHA rumah dikatakan sehat bila: 1 Memenuhi kebutuhan fisik dasar sperti temperatur lebih rendah dari udara yang di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang nyaman 45- 55 Db.A, 2 memenuhi kebutuhan kejiwaan, 3 melindungi penghuninya dari 18 berbagai penyakit menular, yaitu memiliki penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan, dan 4 melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran , seperti fondasi rumh yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan lalu lintas. d. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2013 pendidikan didefenisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan “pe” dan akhiran “an”, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Dengan demikian, pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 19 Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003, jalur pendidikan dibagi menjadi: 1. Jalur Formal a. Pendidikan Dasar Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs atau bentuk yang lebih sederajat. b. Pendidikan Menengah Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah jurusan, seperti: SMA, MA, SMK, MAK atau bentuk lain yang sederajat. c. Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. 2. Jalur Nonformal 3. Jalur Informal e. Kesehatan Pengertian kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau 20 kelemahan. WHO menegaskan empat komponen yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi sehat, yaitu: 1. Sehat Jasmani Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berotot, tidak gemuk nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fisiologi berjalan dengan normal. 2. Sehat Mental Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain. Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak ada tanda-tanda konflik pada kejiwaannya, dapat bergaul dengan baik, dapat menerima serta tidak mudah tersinggung atau marah, dapat mengontrol diri, tidak mudah emosi, dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana. 3. Kesejahteraan Sosial Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat tergantung pada budaya dan tingkat kemakmuran masyarakat daerah setempat. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana berupa perasaan aman dan damai sejahtera, cukup pangan dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum. 21 4. Sehat Spiritual Spiritual merupakan komponen tambahan dalam defenisi sehat menurut WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapatkan pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton. f. Pola Konsumsi Pola konsumsi dari suatu keluarga dapat digunakan sebagai suatu bahan evaluasi taraf hidup. Dari gambaran konsumsi pangan, sandang hingga kepemilikan barang berharga dan kendaraan, bisa diperoleh gambaran sosial ekonomi dari suatu keluarga tersebut. Pangan adalah sumber makan bagi manusia dan merupakan kebuhan pokok dalam hidup manusia. Sandang juga merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Sandang mencakup pakaian yang dikenakan oleh manusia. Meskipun manusia dapat hidup tanpa pakaian, tetapi manusia yang dalam kesehariannya adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi sehingga sandang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. 22

2.2 Kemiskinan