Industri Rumah Tangga Kesejahteraan Sosial

30 3. ATBM Dobby, dobby adalah alat tambahan mekanis yang berada di atas ATBM, Dobby berfungsi mengontrol penganyaman benang pada perkakas tenun yang lain, sehingga membentuk motif-motif sesuai dengan pola yang diinginkan http:www.tenunindonesia.comalat_tenun. Hasil tenun di Tapanuli dalam bentuk kain atau selendang lengan dengan berbagai motif, ukuran maupun fungsi itu disebut dalam bahasa daerah setempat ulos http:kebudayaanindonesia.net. Ulos yang berarti kain ini dibuat dengan cara menenun secara manual bukan dengan mesin. Ulos selalu mempunyai warna dominan, yaitu merah, hitam dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak. Awalnya, ulos dikenakan dalam bentuk selendang atau sarung saja. Kain ini sering digunakan untuk upacara adat Batak, mulai dari pernikahan, kelahiran dan dukacita. Saat ini, kain souvenir, kain, bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet dan gorden Erlangga, 2013: 91. Menurut KBBI, penenun adalah orang yang menenun http:kbbi.web.idtenun. Penenun ulos adalah orang yang membuat kain dengan teknik menggabungkan benang secara memanjang dan melintang serta menggunakan alat tenun gendogan. Dalam hal ini, kain yang dimaksud adalah ulos.

2.4 Industri Rumah Tangga

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga 31 reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Sesuai dengan namanya, industri ini menjadikan rumah sebagai tempat memproduksi barang atau jasa. Menurut KBBI, rumah berarti bangunan untuk tempat tinggal. Singkatnya, industri rumah tangga adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Industri rumah tangga memiliki tenaga kerja 1-4 orang dan memiliki modal yang kecil, misalnya industri kerajinan tangan dan industri makanan ringan. Industri rumah tangga sering tidak menggunakan karyawan, karena karyawannya merupakan anggota keluarga sendiri. Industri rumah tangga adalah bagian dari industri kecil. Pemahaman tentang industri kecil di setiap negara berbeda-beda. Industri kecil secara kriteria dapat dikelompokkan atas dua pemahaman sebagai berikut: 1. Ukuran dari usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja: a. self employment perorangan. b. self employment kelompok. c. indutri rumah tangga. 2. Tingkat penggunaan teknologi: a. usaha kecil yang menggunakan teknologi tradisional yang nantinya akan meningkat menggunakan teknologi modern. 32 b. usaha kecil yang menggunakan teknologi moderndengan kecenderungan semakin menguat keterkaitannya dengan struktur ekonomi secara umum dan struktur industri secara khusus. Industri kecil yang benar-benar mikro dapat dikelompokkan atas pengertian: 1. Industri kecil mandiri, yaitu tanpa menggunakan tenaga kerja lain; 2. Industri kecil yang menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri; 3. Industri kecil yaitu indistri yang memiliki tenaga kerja upahan secara tetap Hubeis, 2009: 18

2.5 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial secara umum merupakan keadaan dimana seseorang merasa nyaman, tentram, bahagia, serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. sebagainya. Sedangkan sebagai suatu disiplin keilmuan, maka kesejahteraan sosial adalah kajian tentang badan-badan atau lembaga-lembaga, program-program, personil dan kebijakan Siagian dan Suriadi, 2012: 107. Menurut Suharto 2005: 3, Kesejahteraan sosial adalah termasuk sebagai suatu proses atau usaha perorangan, lembaga-lembaga sosial, masyarakat maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial. Jadi untuk menilai kesejahteraan sosial seseorang atau masyarakat dapat dilihat pada tatanan yang berlaku dalam masyarakat serta kondisi masyarakat tersebut. 33 Menurut UU No 11 Tahun 2009, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan: a. meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup; b. memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian; c. meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial; d. meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; e. meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; f. meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial juga ditegaskan bahwa upaya kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan 34 dasar setiap warga negara meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan, dan mengembangkan kesejahteraan sosial. Dalam pernyataan tersebut terkandung pengertian bahwa usaha-usaha kesejahteraan sosial merupakan upaya ditujukan kepada manusia baik individu, kelompok maupun masyarakat. Badan Pusat Statistik BPS menyebutkan tentang latar belakang informasi mengenai konsep dan istilah yang digunakan dalam statistik Kesejahteraan Sosial diantaranya adalah kondisi rumah tangga, luas lantai, daerah perkotaan atau pedesaan, probabilitas bayi mati sebelum mencapai usia satu tahun, keluhan masyarakat terhadap kesehatan, imunisasi, pasien rawat inap, status gizi, narapidana, aksi dan korban kejahatan, luas lantai, mendengarkan radio, membaca koran atau surat kabar, serta menonton televisi. Dari kelompok tersebut BPS melakukan pengelompokan menjadi empat indikator dalam pengukuran kesejahteraan sosial, yaitu : pendapatan, kesehatan, perumahan, dan gizi.

2.6 Kerangka Pemikiran