Penenun Ulos TINJAUAN PUSTAKA

28 kebijakan itu sendirilah yang justru kontra produktif Siagian, 2012: 125.

2.3 Penenun Ulos

Tenun merupakan salah satu warisan budaya yang sudah menjadi kebanggaan Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai tradisi membuat kain tenun. Tanimbar, Timor, Sumbawa, Lombok, Bali, Jepara, Lampung dan lain-lain adalah daerah penghasil tenun yang berkualitas tinggi dan terkenal. Tradisi tersebut sudah dilakukan secara turun temurun dan sudah menjadi mata pencaharian tetap bagi para pengerajinnya. Menurut Sugiarto, Wartanabe 2003 : 115 kain di buat dengan azaz prinsip yang sederhana dari benang yang di gabung secara memanjang dan melintang dasar, diantaranya tenunan sederhana atau polos, tenunan kepar dan tenunan satin, ketiga tenunan dasar dapat diuraikan sebagai berikut: a. Tenunan sederhana plain waever Tenunan sederhana adalah tenunan yang paling sederhana dari kain tenun, masing-masing dengan sebuah benang lungsing dan benang pakan naik turun bergantian sambil saling menyilang, kain tenunan ini memiliki kekuatan dan banyak dipakai. b. Tenunan kepar twill Pada tenunan kepar benang pakan menyilang dibawah dua benang lungsing, kemudian diatas sebuah benang lungsing, silih ganti. Memperlihatkan tenunan 29 kepar tiga kepar yang paling sederhana, dan sebuah tenunan lengkap terdiri dari tiga benang pakan dan seutas benang lunsing. Terdapat juga tenunan empat kepar, lima kepar dan dst. Pada tenunan kepar titik pertemuan antara lungsing dan pakan titik tenun berjalan miring, yang membuat garis miring pada kain tenunnya. c. Tenunan saten Pada tenunan saten, titik-titik tenun antara lungsing dan pakan dibuat sesedikit mungkin, dan lagi pula titik-titik tenun harus dihamburkan dan bukannya terus menerus, sehingga seolah-olah hanya benang langsing saja yang mengapung di atas permukaan kain. Tenunan dengan benang lungsing yang mengapung pada permukaan dinamakan saten lungsing, dan dimana benang pakannya yang mengapung pada permukaan dinamakan saten pakan. Alat alat tenun yang sering digunakan di bebagai daerah pedesaan di Indonesia adalah alat-alat tradisional. Ada beberapa jenis alat tenun yang dipergunakan di Indonesia, yaitu : 1. Alat tenun Gedogan merupakan alat tenun tradisional, pada bagian ujung dipasang pada pohontiang rumah atau pada suatu bentangan papan dengan konstruksi tertentu dan bagian ujung lainnya diikatkan pada badan penenun yang duduk di lantai. 2. Alat tenun bukan mesin ATBM merupakan alat tenun yang digerakkan oleh injakan kaki untuk mengatur naik turunnya benang lungsi pada waktu masuk keluarnya benang pakan, dipergunakan sambil duduk di kursi. 30 3. ATBM Dobby, dobby adalah alat tambahan mekanis yang berada di atas ATBM, Dobby berfungsi mengontrol penganyaman benang pada perkakas tenun yang lain, sehingga membentuk motif-motif sesuai dengan pola yang diinginkan http:www.tenunindonesia.comalat_tenun. Hasil tenun di Tapanuli dalam bentuk kain atau selendang lengan dengan berbagai motif, ukuran maupun fungsi itu disebut dalam bahasa daerah setempat ulos http:kebudayaanindonesia.net. Ulos yang berarti kain ini dibuat dengan cara menenun secara manual bukan dengan mesin. Ulos selalu mempunyai warna dominan, yaitu merah, hitam dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak. Awalnya, ulos dikenakan dalam bentuk selendang atau sarung saja. Kain ini sering digunakan untuk upacara adat Batak, mulai dari pernikahan, kelahiran dan dukacita. Saat ini, kain souvenir, kain, bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet dan gorden Erlangga, 2013: 91. Menurut KBBI, penenun adalah orang yang menenun http:kbbi.web.idtenun. Penenun ulos adalah orang yang membuat kain dengan teknik menggabungkan benang secara memanjang dan melintang serta menggunakan alat tenun gendogan. Dalam hal ini, kain yang dimaksud adalah ulos.

2.4 Industri Rumah Tangga