BAB V ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang interpretasi data yang sebelumnya sudah disajikan. Adapun jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional.
Dari seluruh data yang telah disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selama penelitian, baik melalui kuesioner, wawancara serta melalui observasi
terhadap fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan implementasi JPK-Desa Manisak di Puskesmas desa Manisak, maka akan dilakukan analisa terhadap setiap
data yang ada dan faktor yang didapat melalui inteprestasi dan penguraian masalah- masalah yang terjadi.
5.1. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Desa Manisak
Berdasarkan hasil penelitian penulis maka diketahui bahwa program JPK- Desa Manisak merupakan program yang dibuat karena adanya kebutuhan masyarakat
miksin akan ketersediaan pelayanan kesehatan. Banyaknya masyarakat miskin yang tidak bisa berobat ke Puskesmas ataupun rumah sakit disebabkan karena keterbatasan
biaya. Biaya perawatan kesehatan seperti biaya rumah sakit dan obat tidak dapat terjangkau lagi oleh sebagian besar masyarakat kita terutama yang ekonominya
lemah karena biaya kesehatan saat ini memang mahal.
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan masyarakat miskin ini disikapi pemerintah dengan mengeluarkan Jamkesmas, program yang bertujuan menggratiskan masyarakat miskin berobat ke
Puskesmas serta rumah sakit sehingga tidak ada lagi masyarakat miskin yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun dalam pelaksanaannya yang terhitung
sejak bulan September 2009 itu program ini mengalami beberapa masalah, salah satunya adalah hanya sebagian masyarakat miskin termasuk di desa Manisak yang
mendapatkan program khusus untuk orang miskin ini. Yang terjadi adalah lebih banyak orang mampu yang mendapatkan program ini sehingga membuat pemerintah
kabupaten Madina berinisiatif untuk membuat suatu program yang sama namun dana untuk melaksanakan program tersebut berasal dari pemerintah daerah kabupaten
Madina yakni JPK-Desa Manisak. Program JPK-Desa Manisak menampung sekitar 9.970 jiwa masyarakat
miskin dengan syarat masyarakat miskin tersebut belum mendapatkan program kesehatan gratis apapun termasuk Jamkesmas. JPK-Desa Manisak ini mulai
dilaksanakan pada bulan Desember 2009 dan berakhir pada bulan Februari 2010.
5.2. Implementasi JPK-Desa Manisak
Jones dalam Tangkilisan, 2003 mengemukakan bahwa implementasi merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-
usaha untuk mencari apa yang akan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program ke
dalam tujuan kebijakan yang diinginkan. Demikian pula halnya dengan implementasi
Universitas Sumatera Utara
JPK-Desa Manisak di Puskesmas desa Manisak kecamatan Rantau Baek, ia menjadi suatu pross yang dinamis yang kemudian mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah
kepada penempatan program JPK-Desa Manisak ini ke dalam tujuan kebijakan pemerintah desa Manisak untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat
miskin yang belum memiliki asuransi kesehatan apapun yang sifatnya gratis dan sebelumnya tidak mendapatkan program Jamkesmas. Sehingga implementasi JPK-
Desa Manisak ini pada akhirnya berhasil mencapai tujuan utama kebijakan itu sendiri yakni meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimis secara efektif dan efisien serta meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan
tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta di rumah sakit.
Kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program itu sendiri terdiri dari tahap sosialisasi program kepada masyarakat yang dilakukan secara terus
menerus, tahap pendataan masyarakat miskin yang berada di wilayah kerja Puskesmas desa Manisak secara transparan dan akurat, kemudian tahap distribusi
kartu peserta JPK-Desa Manisak yang dilakukan secara merata dan cepat, terakhir tahap pemberian pelayanan kesehatan oleh Puskesmas desa Manisak dan jaringannya
kepada masyarakat miskin peserta JPK-Desa Manisak secara adil dan tanpa adanya dikenai kutipan biaya pengobatan.
Dan untuk mengetahui bagaimana implementasi program JPK-Desa Manisak di Puskesmas desa Manisak dapat dilihat dari beberapa faktor berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
5.2.1. Komunikasi
Karena sebelumnya telah ada program Jaminan Kesehatan yang serupa dengan JPK-Desa Manisak yakni Jamkesmas pada September 2009 yang dalam
pelaksanaannya telah mengalami beberapa masalah-masalah maka pelaksanaan JPK- Desa Manisak hendaknya dilakukan dengan lebih baik lagi sehingga tidak
mengulangi kesalahan yang telah terjadi pada Jamkesmas. untuk itu diperlukan komunikasi-komunikasi yang akurat dan harus dimengerti dengan cermat oleh para
pelaksana jika memang kebijakan ingin diimplementasikan sebagaimana mestinya. Menurut Edward III Winarno, 2005: 126 persyaratan pertama bagi
implementasi kebiajakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Keputusan-keputusan
kebijakan dan perintah-perintah harus diteruskan kepada personil yang tepat sebelum keputusan-keputusan dan perintah itu dapat diikuti. Dan di dalam proses komunikasi
ini terdapat 3 tiga hal penting yakni transmisi, konsistensi dan kejelasan.
a. Transmisi
Sebelum suatu kebiajakan dapat diimplementasikan, pelaksanaan kebijakan harus menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan perintah
untuk melaksanakannya telah dikeluarkan. JPK-Desa Manisak yang dikeluarkan pada November 2009 pada akhirnya mulai dilaksanakan serentak
di seluruh desa Manisak pada bulan Desember 2009 dan berakhir pada akhir Februari 2009. Proses sosialisasi dilakukan mulai bulan Desember 2009,
Universitas Sumatera Utara
setelah sosialisasi selesai lalu dilakukan pendataan terhadap masyarakat barulah kemudian melakukan pembuatan kartu sesuai dengan data yang
diberikan oleh masyarakat. Karena waktu yang tergolong singkat dan hanya memiliki masa kerja
90 hari saja, semua proses tersebut harus dilakukan dengan cepat tapi akurat. Setelah kartu peserta dibuat maka tugas selanjutnya adalah mendistribusikan
kartu sehingga masyarakat dapat segera menikmati manfaat dari program JPK-Desa Manisak terlebih lagi masyarakat yang memang sangat
memerlukan program tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan melalui
wawancara dapat dilihat jawaban dari para informan kunci bahwa mereka mengetahui adanya program JPK-Desa Manisak. Mereka katakan bahwa
mereka juga mengetahui tujuan dan sasaran program ini yakni untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada masyarakat miskin dan
terutama sekali yang belum mendapatkan asuransi kesehatan apapun sebelumnya. Artinya pelaksanaan kebijakan menyadari bahwa suatu
keputusan untuk mengimplementasikan kebijakan berupa program JPK-Desa Manisak sudah dikeluarkan oleh pembuat kebijakan dalam hal ini pemerintah
daerah desa Manisak. Namun berdasarkan wawancara informan kunci penulis juga
mengetahui bahwa ternyata pelaksanaan JPK-Desa Manisak di Puskesmas desa Manisak mengalami keterlambatan pelaksanaan.
Universitas Sumatera Utara
Keterlambatan pelaksanaan progam JPK-Desa Manisak menurut mereka terjadi karena ketika itu belum ada perintah dari atasan mereka untuk
melaksanakanproses pendataan. Dan proses pendataan itu sendiri baru dilaksanakan pada bulan Februari 2010, terlambat 2 dua bulan dari jadwal
yang seharusnya. Dan program yang dijadwalkan berakhir pada Februari 2010 ini sampai sekarang masih berjalan di Puskesmas desa Manisak. Hal ini
menunjukkan ketidaktaatan implementor terhadap perintah yang telah dikeluarkan oleh pembuat kebijakan.
b. Kejelasan