6.2.2 Pembahasan Hasil Perhitungan Capital
Pada tahun 2004, jumlah capital adalah sebesar Rp.3.289.464.017.497 yang berasal dari sumber dana sendiri sebesar Rp. 550,31 milliar dan modal
hutang sebesar Rp. 2.739,14 milliar 2,7 trilliun. Pada tahun 2005, jumlah capital PT. Bank Sumut meningkat menjadi Rp.
3.526 milliar Rp. 3,5 trilliun dengan proporsi modal sendiri sebesar Rp. 656,45 milliar dan proporsi modal hutang sebesar Rp. 2.870,44 milliar Rp. 2,87 trilliun.
Berdasarkan nilai tersebut terlihat jelas bahwa sumber modal utama perusahaan berasal dari dana pihak ketiga yakni dana dari masyarakat. Semakin besar jumlah
capital yang dikelola maka semakin besar keuntungan yang seharusnya diperoleh terutama melalui penyaluran dana secara kredit.
Pada tahun 2006, jumlah capital bertambah menjadi Rp. 4.436.473.958.507 Rp. 4,43 Trilliun yang terdiri dari modal sendiri sebesar Rp.
733, 58 milliar dan modal hutang sebesar Rp. 3,7 trilliun. Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa kedua sumber dana mengalami kenaikan walaupun tidak
dalam jumlah yang terlalu besar. Pada tahun 2007 Jumlah Capital PT. Bank Sumut naik hampir dua kali
lipat dari modal pada tahun 2006, yaitu menjadi Rp. 7.575.014.817.258 Rp. 7,57 trilliun dengan proporsi modal sendiri sebesar Rp. 692.494.020.872 Rp. 692,49
milliar dan proporsi modal hutang sebesar Rp. 6.882.520.796.386 Rp. 6,88 trilliun. Berdasarkan nilai tersebut, terlihat terjadi penurunan sumber dana dari
modal sendiri, ini berarti ada penurunan kepercayaan dalam menginvestasikan modal kepada perusahaan. Kenaikan justru terjadi secara signifikan dari sumber
Universitas Sumatera Utara
dana hutang, bila dibandingkan tahun sebelumnya biaya ini naik hampir dua kali lipat. Ini berarti manajemen berhasil meningkatkan minat masyarakat untuk
menabung di perusahaan. Pada tahun 2008, jumlah capital perusahaan meningkat menjadi Rp.
8.524.649.059.505 Rp. 8,52 trilliun atau naik sebesar 12.2 dari tahun 2007 dengan proporsi modal sendiri sebesar Rp. 756,48 milliar 8,87 dari total modal
capital dan proporsi modal hutang sebesar Rp. 7,76 trilliun 91,13 dari total modal capital. Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa dana modal sendiri yang
berasal dari pemegang saham meningkat dari tahun sebelumnya, begitu juga dengan biaya modal hutang yang berasal dari dana pihak ketiga.
6.2.3 Pembahasan Hasil Perhitungan WACC