Pembahasan Hasil Perhitungan WACC Pembahasan Hasil Perhitungan EVA dan Kaitannya dengan Kinerja

dana hutang, bila dibandingkan tahun sebelumnya biaya ini naik hampir dua kali lipat. Ini berarti manajemen berhasil meningkatkan minat masyarakat untuk menabung di perusahaan. Pada tahun 2008, jumlah capital perusahaan meningkat menjadi Rp. 8.524.649.059.505 Rp. 8,52 trilliun atau naik sebesar 12.2 dari tahun 2007 dengan proporsi modal sendiri sebesar Rp. 756,48 milliar 8,87 dari total modal capital dan proporsi modal hutang sebesar Rp. 7,76 trilliun 91,13 dari total modal capital. Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa dana modal sendiri yang berasal dari pemegang saham meningkat dari tahun sebelumnya, begitu juga dengan biaya modal hutang yang berasal dari dana pihak ketiga.

6.2.3 Pembahasan Hasil Perhitungan WACC

WACC perusahaan pada tahun 2004 dipengaruhi oleh SBI rate sebesar 7.46, Market Risk Premium sebesar 7.5 dan Risiko Pasar β 1.55 dimana faktor-faktor tersebut sebenarnya adalah faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh manajemen. Pada tahun 2005, terjadi kenaikan cost of debt menjadi sebesar 3.02 dan kenaikan SBI rate menjadi 9.18 sehingga membuat WACC naik menjadi 6.12. Pada tahun 2006, terjadi kenaikan SBI rate yang cukup signifikan sebesar 2.6 menjadi 11.83. Hal ini membuat pemegang saham mengharapkan tingkat pengembalian lebih tinggi menjadi yaitu sebesar 22.15 sehingga menpengaruhi nilai WACC yaitu menjadi 7.44 naik 1.32 dari tahun 2005. Universitas Sumatera Utara Tahun 2007, SBI rate mengalami penurunan sebesar 3.23 dari tahun sebelumnya menjadi 8.6 dan risiko pasar β yang juga turun menjadi 1.27 dari 1.38 pada tahun sebelumnya sehingga menyebabkan tingkat pengembalian yang diinginkan invertor menjadi hanya 18.11 nilai terendah selama tahun penelitian dan nilai WACC menjadi 4,52. Pada Tahun 2008, SBI rate kembali naik sebesar 0,58 menjadi 9.18 dengan risiko pasar β sebesar 1.46 sehingga tingkat pengembalian yang diinginkan pemegang saham adalah sebesar 20.14 dan nilai WACC menjadi 4.54.

6.2.4 Pembahasan Hasil Perhitungan EVA dan Kaitannya dengan Kinerja

Perusahaan Hasil pengukuran kinerja PT. Bank Sumut melalui pendekatan nilai tambah memperlihatkan bahwa pada tahun 2004, PT. Bank Sumut berhasil memperoleh nilai EVA positif sebesar Rp. 17.603.193.603 Rp. 17,6 M dengan Nilai NOPAT sebesar Rp. 194.259.012.100 dan jumlah Capital Capital yang telah disesuaikan untuk perhitungan EVA sebesar Rp. 3.289.464.017.497 serta WACC sebesar 5.37. Pada tahun 2005 manajemen mengalami kegagalan dalam mengelola perusahaan yang terlihat dari nilai EVA negatif yaitu sebesar Rp. 69.221.440.097. Hal ini disebabkan karena jumlah capital PT. Bank Sumut tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 3.526 Milliar Rp. 3,5 Trilliun. Kenaikan ini seharusnya diikuti dengan kenaikan NOPAT tetapi pada kenyataannya nilai Universitas Sumatera Utara NOPAT tahun 2005 justru mengalami penurunan menjadi Rp. 146.522.767.357 Rp. 146,52 Milliar. Pada tahun 2006, nilai EVA perusahaan mengalami peningkatan walaupun masih negatif yaitu pada nilai minus Rp. 38.061.927.714 artinya kinerja perusahaan kembali mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, nilai EVA PT. Bank Sumut naik secara signifikan menjadi Rp. 39.966.338.010. Ini berarti pada tahun 2007 kinerja perusahaan sangat baik dan manajemen telah berhasil memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dengan memenuhi tingkat pengembalian yang diinginkan investor. Kenaikan tersebut dipengaruhi naiknya nilai NOPAT yang mencapai Rp. 90 Milliar sehingga mampu menutupi biaya modal cost of capital. Pada tahun terakhir pengukuran EVA yaitu pada tahun 2008, terlihat bahwa nilai EVA berada pada angka tertinggi selama tahun pengukuran yaitu sebesar Rp. 76.525.821.797 Rp. 76,52 Milliar. Hal ini berarti pada tahun 2008 pencapaian kinerja perusahaan sangat baik sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dalam jumlah besar. Sebagai perbandingan dan gambaran kinerja perusahaan melalui pendekatan tradisional, ROA dan ROE adalah rasio yang tepat untuk menggambarkan tingkat pengembalian asset dan ekuitas perusahaan. Berdasarkan nilai ROE PT. Bank Sumut terlihat bahwa terjadi penurunan kemampuan pengembalian ekuitas yang signifikan pada tahun 2005 yaitu dari 25.88 tahun 2004 turun menjadi 16.88 dan ROE pada tahun 2006 mulai membaik dan terus meningkat hingga mencapai 35.15 pada tahun 2008. Sedangkan kemampuan Universitas Sumatera Utara perusahaan dalam mengembalikan nilai asset ROA perusahaan terus mengalami penurunan dari tahun 2004 hingga mencapai level terendah ditahun 2007 yaitu sebesar 3.39 dan pada tahun 2008, ROA perusahaan mulai membaik dengan nilai 4.11.

6.2.5 Proses Penciptaan Nilai Tambah Value Added