5.2.5 Monitoring
Berdasarkan hasil dari kuesioner nomor 35 yang dijawab oleh responden diketahui bahwa seluruh responden pernah menjalani proses monitoring yang
dilakukan oleh lembaga PKPA. Proses monitoring ini merupakan pemantauan yang dilakukan secara reguler terhadap klien guna mengetahui kegiatan positif
yang telah dilakukan oleh klien setelah kembali kepada keluarga. Monitoring ini pada umumnya wajib dilakukan lembaga terhadap klien guna mengetahui
perkembangan dari klien tersebut dan akan berhenti secara otomatis ketika pihak lembaga yakin bahwa klien mereka
Tabel 5.29. Tingkat Keikutsertaan Responden dalam Program Monitoring
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 2 kali
3 kali Lebih dari 3 kali
15 4
1 75
20 5
Total 20 100
Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada Tabel 5.29. diketahui bahwa mayoritas responden
pada umumnya terlibat dalam program monitoring dalam kurun waktu 1 bulan adalah 2 kali. Sebanyak 15 responden atau 75 dari jumlah sampel menjawab
monutoring yang dilakukan terhadap mereka sebanyak 2 kali, 4 responden atau 20 sebanyak 3 kali, dan yang lebih dari 3 kali hanya 1 orang atau 5.
Universitas Sumatera Utara
Bervariasi jumlah monitoring yang dilakukan terhadap klien selama satu bulan dikarenakan oleh berbeda-bedanya penangan kasus yang
dialami responden, biasanya untuk responden yang didatangi sebanyak 2 kali karena kasus yang mereka alamai adalah kasus yang tidak begitu berat, sedangkan
responden yang mejalanai monitoring sampai di atas 3 kali merupakan responden
yang kasusnya berat atau biasanya kasus tersebut belum selesai.
Tabel 5.30. Tingkat Kepuasan Responden tentang Program Monitoring
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Memuaskan
Kurang memuaskan Tidak memuaskan
13 3
4 65
15 20
Total 20 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan data pada Tabel 5.30. diketahui bahwa mayotitas responden memberikan jawaban memuaskan terhadap pelaksanaan program monitoring yang
dilakukan oleh lembaga PKPA. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab memuaskan sebanyak 13 orang atau 65 dari jumlah responden, 4
orang atau 20 yang menjawab tidak memuaskan dan 3 orang atau 15 yang menjawab kurang memuaskan.
Program monitoring yang dilakukan lembaga PKPA biasanya dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan klien secara langsung atau tatap muka dan
berkomunikasi dengan cara via telepon. Responden yang menjawab kurang
Universitas Sumatera Utara
memuaskan dan tidak memuaskan pada umumnya menjelaskan mengapa mereka tidak puas karena klien menganggap program monitoring harusnya memberikan
bantuan nyata berupa uang atau barang. Pada dasarnya responden yang menjawab tidak memuaskan adalah keluarga yang kurang mampu dan tidak mengetahui
seperti apa program monitoring tersebut.
Tabel 5.31. Tingkat Gangguan Program Monitoring bagi Responden
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
Tidak mengganggu Mengganggu
18 2
90 10
Total 20 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan data pada Tabel 5.31. diketahui bahwa mayoritas responden menjawab bahwa program monitoring yang dilakukan lembaga PKPA tidak
mengganggu aktifitas sehari-hari dari responden. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab bahwa program monitoring tidak menggangu adalah
sebanyak 18 orang atau 90 dari jumlah sampel dan yang menjawab mengganggu sebanyak 2 orang atau hanya 10 dari jumlah responden.
Monitoring yang dilakukan oleh lembaga PKPA sifatnya tidak memaksa, bahkan dengan adanya progam monitoring ini responden juga menjadi merasa
lebih aman karena setelah penanganan kasus responden menjadi merasa tetap dilindungi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.32. Harapan Responden terhadap Proses Pemantauan Kondisi Klien
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
Diberi imbalan berupa uang barang Tidak ada
4 16
20 80
Total 20 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan daftar pada Tabel 5.32. diketahui bahwa 16 responden atau 80 tidak ada lagi mengaharapkan adanya bantuan secara fisik dari lembaga pada
saat proses monitoring dilakukan, dan 4 responden atau 20 menjawab mengharapkan adanya bantuan berupa uang maupun barang.
Responden yang mengharapkan adanya bantuan berupa uang maupun barang biasanya berasal dari keluarga yang kurang mampu, mereka beranggapan
bahwa proses monitoring ini dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.33. Penilaian Responden Berdasarkan Skala Program Monitoring
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
- -
- -
1 -
4 2
8 4
- -
- -
5 -
20 10
40 20
Total 20 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan daftar pada Tabel 5.33. diketahui bahwa mayoritas responden memberikan nilai 9 terhadap Program Monitoring sebanyak 8 orang atau 40,
yang memberikan nilai 10 berjumlah 4 orang atau 20, yang memberikan nilai 8 berjumlah 2 orang atau 10, yang memberikan nilai 7 berjumlah 4 orang atau
20, dan yang memberikan nilai 5 berjumlah 1 orang atau 5. Pada umumnya banyak diantara responden yang sebenarnya tidak
memahami apa arti monitoring yang dilakukan oleh lembaga. Sehingga pemberian skore ini mereka beri berdasarkan kepuasan klien terhadap hasil dari penanganan
kasus.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui hasil dari respon anak maka dapat dilihat dimana letak hasil perhitungan yang telah dilakukan dari dalam indikator ini:
1. -1.000 – -0.667
= Negatif 2.
-0.668 – 0.335 = Netral
3. 0.336 – 1.00
= Positif Berdasarkan hasil perhitungan, ternyata respon yang dicapai dalam
program-program PKPA-PUSPA sebagai berikut 1. Program Layanan Hukum yang merupakan program utama mendapatkan hasil
0.36 dan termasuk kedalam indikator positif. 2. Program Konseling yang merupakan kegiatan untuk mengetahui kondisi
psikologis anak dan menentukan prinsip terbaik bagi anak mendapatkan hasil 0.78 dan termasuk kedalam indikator positif.
3. Program Penjemputan Penyelamatan Korban yang merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang mengancam keselamtan anak
mendapatkan hasil 0.85 dan termasuk kedalam indikator positif. 4. Program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan yang merupakan langkah medis
untuk mengetahui maupun menyelamatkan anak dari tindak kekerasan mendapatkan hasil 0.475 dan termasuk kedalam indikator positif.
5. Program Monitoring yang merupakan pemanrauan reguler mendapatkan hasil 0.625 dan termasuk kedalam indikator positif.
Universitas Sumatera Utara
Semua program menunjukkan respon positif dari hasil perhitungan yang telah diolah. Dapat disimpulkan bahwa anak yang mengalami konflik dalam
naungan Lembaga PKPA tidak mengalami kesulitan dalam menjani program- program yang telah disediakan.
Untuk melihat hasil dari setiap program melalui skala penilaian maka dapat digunakan rumus berikut:
Mean = ∑x₁ . f₁
∑f₁ Dimana hasil skala penilaian dari program Layanan Hukum adalah 8.4,
program Konseling adalah 8.55, program Penjemputan Penyelamatan Korban adalah 8.75, program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan adalah 7.35, dan program
Monitoring adalah 8.05. Dapat disimpulkan bahwa responden memberikan penilaian yang tinggi dan diatas rata-rata. Karena jika seluruh nilai dijumlahkan
41.1 dan dibagi jumlah program yaitu 5 maka akan didapatkan nilai rata 8.22 untuk seluruh program pelayanan sosial PKPA dalam divisi PUSPA.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran II
Hasil Penghitungan Skala Penilaian Kategori Nilai
X Layanan
Hukum Konseling PPK
PKK Monitoring
F X .
F F X .
F F X .
F F X .
F F X . F
1 - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - -
4 1 4 - - 1 4 2 8 - -
5 - - 1 5 - - - - 1 5
6 1 6
- -
- -
4 24
- -
7 3 21 4 28 1 7 4 28 4 28
8 3 24 3 24 4 32 3 24 2 16
9 7 63 6 54 8 72 7 63 8 72
10 5 50 6 60 6 60 - - 4 40
168:20 171:20
175:20 147:20
161:20 8.4
8.55 8.75
7.35 8.05
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data penulis melihat bahwa rata-rata hasil respon adalah positif terhadap seluruh program pelayanan sosial oleh PKPA.Secara
spesifik akan dijabarkan sebagai berikut : Beberapa kasus dalam program Layanan Hukum kurang berhasil
ditangani, sehingga beberapa anak harus menjalankan hukuman dibalik jeruji besi. Walaupun demikian anak tetap diperjuangkan oleh lembaga agar penahanan
sesuai dengan usia mereka yang masih dibawah umur, kasus yang dialami maupun anak yang masih menjalankan rutinitas sekolah. Hal ini disebut dengan
penangguhan tahanan agar aktivitas mereka selaku pelajar tidak terganggu. Pada umumnya responden merasa puas dengan program ini dengan hasil yang positif
dan dengan nilai 0.36. Mayoritas responden dalam program Konseling merasa sangat
puas dengan adanya konseling ataupun dapat disebut dengan pendekatan psikologis yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Hanya saja responden
tidak ingin adanya pemaksaan ketika mereka memang belum bisa menceritakan kejadian secara rinci. Program dapat berjalan lancar jika ada sarana pendukung
yang memicu anak ingin bercerita, seperti mainan anak-anak atau buku gambar dan lain-lain. Responden merasa puas dengan program ini dengan hasil yang
positif dan dengan nilai 0.78.
Universitas Sumatera Utara