Teknik Analisis Data Latar Belakang Berdirinya LSM PKPA

b. Angket, yaitu kegiatan mengumpul data dilakukan dengan cara menyebar suatu daftar pertanyaan tertutup dan terbuka untuk tanya jawab oleh responden.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sehingga nantinya penulis dapat mendeskripsikan informasi dan data yang diperoleh dalam penelitian, dimana pengolahan data dilakukan dengan manual, data dikumpulkan dari hasil kuesioner angket dan wawancara. Kemudian ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan kemudian dianalisa. Dan untuk mengukur variabel-variabel yang ditentukan yaitu dengan menggunakan Skala Likert, dimana setiap jawaban atau tanggapan dijumlahkan sehingga mendapat nilai total dan pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dibuat bervariasi Irawan, 2004 :77 Untuk mengetahui apakah hasil dari respon tersebut maka digunakan Interval sebagai skala pengukuran. ί = Nilai atas – Nilai bawah Variabel = 1--1 3 = 2 3 = 0.667 Universitas Sumatera Utara Dan untuk mengetahui hasil respon anak dari setiap program, maka dapat dilihat dari ketentuan Interval berikut: 1. -1.000 – -0.667 = Negatif 2. -0.668 – 0.335 = Netral 3. 0.336 – 1.000 = Positif Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI LOKASI PRAKTIKUM

4.1. Latar Belakang Berdirinya LSM PKPA

Realita bahwa masih banyak anak yang dilanggar dan terbaikan haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindak kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, diskriminasi, bahkan tindakan yang tidak manusiawi terhadap anak menunjukkan kurang memadainya perlindungan terhadap anak. Padahal, anak belum cukup mampu melindungi dirinya sendiri. Anak membutuhkan perlindungan yang memadai dari keluarganya, masyarakat dan pemerintah. Begitu pula halnya dengan kondisi kaum perempuan girl. Banyak praktek kehidupan sosial menempatkan perempuan dalam kondisi terjepit, subordinatif, terdiskriminasi, termarjinalkan, dilecekan bahkan menjadi objek tindak kekerasan. Praktek-praktek semacam ini terus berlangsung dalam masyarakat dan dialami oleh perempuan hamper disetiap belahan bumi baik itu praktek norma-norma budaya tertentu, religius atau karena factor sosial-politik. Menyikapi realita tersebut, sejumlah aktivis LSM, dosen dan mahasiswa di Medan pada tanggal 21 Oktober 1996 mendirikan PKPA; lembaga yang independent yang memegang teguh prinsip pertanggungjawaban publikl, mengedepankan peluang dan kesempatan partisipasi pada anak dan perempuan serta menghargai dan memihak pada prinsip dasar hak anak dan perempuan serta pluralisme dan dalam memegang prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Universitas Sumatera Utara Penegakan hak-hak anak dan perempuan sebagaimana dimaksud Konvensi Hak Anak KHA Konvensi Penghapusan Tindak Kekerasan Diskriminasi terhadap Perempuan KTP merupakan upaya terpenting melandasi PKPA menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia.

4.2. Latar Belakang PKPA-PUSPA