Poligami telah menjadi bagian gaya hidup laki-laki dan karenanya di lingkungan tertentu dan praktik ini telah membudaya. Faktanya poligami telah ada
sejak zaman dulu bahkan sebelum adanya agama Islam dan terus terpelihara hingga kini dengan berbagai pembenaran dan legitimasi kultural, sosial, ekonomi dan agama.
Poligami sebelum Islam mengambil bentuk yang tidak terbatas, dimana seorang suami boleh saja memiliki istri sebanyak mungkin sesuai keinginannya.
Poligami merupakan fenomena yang terjadi dalam suatu kehidupan masyarakat ketika seorang suami merasa mampu dan dapat berlaku adil terhadap
istri-istrinya sehingga dapat tercapai keharmonisan dalam berumah tangga, oleh karenanya dalam aturan hukum, baik hukum Islam maupun Hukum positif tidak ada
larangan untuk melakukan hal tersebut. Namun bukan berarti seseorang dengan mudahnya melakukan poligami, tapi harus melalui prosedur dan aturan hukum yang
berlaku serta dengan alasan-alasan yang dapat dijadikan dalil untuk melakukan poligami. Namun dalam kenyataannya poligami sudah menjadi fenomena tersendiri
karena banyaknya orang yang mengambil jalan tersebut sebagai solusi terakhir.
1.2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
Perumusan masalah merupakan suatu usaha yang menyatakan pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicari jalan pemecahannya atau dengan
katalain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup dan pembatasan masalah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah :
”Bagaimana perkembangan fenomena poligami yang terjadi di masyarakat Kel.Lalang Kec. Medan Sunggal?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : •
Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat tentang fenomena poligami yang terjadi saat ini.
• Untuk melihat apa yang menyebabkan terjadinya pilihan hidup berpoligami di
kalangan masyarakat saat ini.
1.4. Manfaat Penelitian
Setelah mengadakan penelitian ini, diharapkan manfaat penelitian ini berupa:
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi hasil penelitian dan dapat di jadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, dan juga dapat memberi
sumbangan baru bagi pengembangan ilmu sosiologi keluarga, serta menjadi bahan bacaan, penuntun bagi pembaca khususnya kalangan sosiologi yang ingin
melanjutkan dan mendalami penelitian tentang poligami.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat tergambar bagaimana gambaran poligami di masyarakat terutama terhadap perempuan dengan harapan jika pengaruh buruknya
lebih banyak, maka poligami bisa dihindari.
1.5. Defenisi Konsep
Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah defenisi, suatu abstraksi
mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala. Disamping mempermudah dan memfokuskan penelitian konsep juga
berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menindaklanjuti kasus tersebut serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian.
Defenisi konsep merupakan unsur penelitian yang penting untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti Singarimbun, 1999: 330.
Beberapa konsep yang dibatasi dengan pendefenisiannya secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Mayarakat Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-
sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
kelompok kumpulan manusia tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Keluarga Keluarga disini adalah kelurga dalam pengertian kelurga inti dan sebagai
kelompok sosia terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga dibedakan menjadi dua tipe keluarga, yaitu keluarga batih nuclear family dan keluarga
luas extended family. Adapun keluarga batih ini adalah suatu satuan keluarga terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Sedangkan keluarga luas
adalah yang terdiri atas beberapa keluarga batih. c. Perkawinan
Perkawinan merupakan persatuan dari dua atau lebih individu yang berlainan jenis seks dengan persetujuan masyarakat. Perkawinan adalah pola sosial yang
disetujui dengan cara mana dua orang atau lebih membentuk keluarga.. Dalam kebudayaan Indonesia, perkawinan merupakan hal yang sangat sakral dan harus
mengikuti pola budaya yang ketat. d. Poligami
Poligami adalah sebuah bentuk perkawinan dimana seorang lelaki mempuyai beberapa orang isteri dalam waktu yang sama. Seorang suami mungkin
mempunyai dua isteri atau lebih pada saat yang sama. Perkawinan bentuk poligami ini merupakan lawan dari monogmi..
e. Budaya
Budaya adalah kebiasaan yang dilakukan hingga pada akhirnya menjadi suatu gaya hidup. Budaya juga merupakan suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
Universitas Sumatera Utara
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
f. Fenomena Suatu peristiwa yang terjadi di realitas sosial dan memiliki gejala-gejala yang
spesifik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Poligami
Poligami berasal dari bahasa yunani. Kata ini merupakan penggalan dari kata Poli atau Polus yang artinya banyak, dan kata Gamein atau Gamos yang berarti
kawin atau perkawinan. Poligami termasuk Poligini yaitu perkawinan seorang pria dengan lebih dari seorang wanita, sehingga rumah tangga itu terbentuk dari dua atau
lebih keluarga inti, dimana laki-laki yang sama menjadi suami bagi beberapa wanita Goode, 1991 : 90.
Pasal 1 UU Perkawinan No 1 tahun 1974, perkawinan dirumuskan sebagai ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan dalam hukum islam disebut dengan nikah
adalah salah satu asas hidup yang utama dalam masyarakat beradap dan sempurna. Islam berpendapat bahwa perkawinan bukan saja merupakan suatu jalan yang amat
mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga sebagai suatu jalan menuju pintu perkenalan antara satu kaum dengan kaum lainnya Rasyid,
1984 :362 Undang-Undang UU dan Peraturan Pemerintah PP yang ada di Indonesia
mengenai perkawinan adalah UU Nomor 1 Tahun 1974, PP Nomor 9 Tahun 1975, PP Nomor 10 Tahun 1983 dan PP Nomor 45 Tahun 1990. UU Nomor 1 Tahun 1974
memperbolehkan poligami asalkan syarat-syarat tertentu dipenuhi. Seorang suami
Universitas Sumatera Utara