rasioanl, namun ia merasa bahwa hal ini hampir tak berpengaruh terhadap teorinya. Pemusatan perhatian pada tindakan rasional individu dilanjutkannya dengan
memusatkan perhatian pada masalah hubungan mikro-makro atau bagaimana cara gabungan tindakan individu menimbulkan prilaku sistem sosial. Meski seimbang,
namun setidaknya ada tiga kelemahan pendekatan Colemans. Pertama ia memberikan prioritas perhatian yang berlebihan terhadap masalah hubungan mikro dan makro dan
dengan demikian memberikan sedikit perhatian terhadap hubungan lain. Kedua ia mengabaikan masalah hubungan makro-makro. Ketiga hubungan sebab akibatnya
hanya menunjuk pada satu arah, dengan kata lain ia mengabaikan hubungan dealiktika dikalangan dan di antara fenomena mikro dan makro.
http:henkysosiologi.blogspot.com200906teori-pilihan-rasional-james-s-coleman .htmlan
2.3. Teori Interaksi Sosial
Manusia telah mempunyai naluri untuk melakukan Interaksi dengan sesamanya semenjak dia dilahirkan di dunia. interksi sosial terjadi karena adanya sifat
dasar manusia yang merupakan makhluk sosial yang selalu ingin berhubungan dan didasari oleh kebutuhan manusia yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri. Dalam buku sosiologi suatu pengantar, Soerjono Soekanto 1986 : 498 mengutif defenisi Gillian dan Gillian dari buku mereka Cultural Sosilogy yakni
interaksi merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial
merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam sosiologi. Istilah tersebut secara
Universitas Sumatera Utara
kontak timbal balik atau interstimulasi dan respon antara individu-individu dan kelompok. Adapun ciri-ciri dari interaki sosial adalah :
1. Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih.
2. Adanya komunikasi antar para pelaku dengan menggunakan symbol-simbol.
3. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini, dan akan
datang, yang menentukan sifat dari aksi yang sedang berlangsung. 4.
Adanya suatu tujuan tertentu. Tindakan manusia dikatakan tindakan interpretatif, yang dibuat oleh manusia
itu sendiri. Poligami adalah tindakan manusia dan bisa pula dikategorikan sebagai tindakan sosial dari individu karena dalam teori interaksi individu digambarkan
sebagai aktor yang bebas, aktif, kreatif, evaluatif. Tindakan sosial berarti juga tindakan individu yang mempunyai makna subjektif yang diarahkan kepada individu
lain dan diharapkan mempengaruhi tingkah laku individu tempat mengarahkan tindakan itu dalam orientasi waktu yang lalu, sekarang dan yang akan datang.
Dalam pendekatan interaksi sosial dapat terjadi dengan beberapa cara, salah satunya adalah pendekatan interaksionisme simbolis. Pendekatan ini bersumber pada
pemikiran Mead. Symbol merupakan sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh orang yang mempergunakannya. Makna atau nilai tersebut hanya
dapat ditangkap melalui cara-cara non-sensoris. Menurut Blumer pokok pikiran interaksionisme ada tiga: manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang
dipunyai sesuatu tersebut baginya, makna yang dipunyai tersebut berasal atau muncul dari hasil interaksi sosial antara seseorang dengan sesamanya, dan makna
diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran, yang digunakan orang
Universitas Sumatera Utara
dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya. Thomas dikenal dengan ungkapannya bahwa bila orang mendefinisikan situasi sebagai hal yang nyata, maka
konsekuensinya nyata. Yang dimaksudkannya di sini ialah bahwa definisi situasi yang dibuat orang akan membawa konsekuensi nyata. Thomas membedakan antara
definfisi situasi yang dibuat secara spontan oleh individu, dan definisi situasi yang dibuat oleh masyarakat, yaitu ia melihat adanya persaingan antara kedua macam
definisi situasi tersebut. Hall mengemukakan bahwa dalam interaksi dijumpai aturan-aturan tertentu
dalam hal penggunaan ruang. Dari penelitiannya hall menyimpulkan bahwa dalam situasi sosial orang cenderung menggunakan empat macam jarak, yakni jarak intim,
jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Hall antara lain membahas pula aturan mengenai waktu. Hall mencatat bahwa dalam masyarakat berbeda dijumpai
pengguanaan waktu secara berbeda karena adanya persepsi berbeda mengenai waktu. Menurut Hall dalam interaksi kita tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan
orang lain tetapi juga apa yang dilakukannya. Komunikasi nonverbal atau bahasa tubuh kita gunakan secara sadar maupun tidak untuk menyampaikan perasaan kita
kepada orang lain. Studi sosiologis terhadap gerak tubuh dan isyarat tangan ini dinamakan kinesics. Karp dan Yoels mengemukakan bahwa untuk dapat berinteraksi
seseorang perlu mempunyai informasi mengenai orang yang berada di hadapannya. Manakala kita tidak mengetahui riwayat hidupnya danatau kebudayaannya maka
interaksi sukar dilakukan. Sumber-sumber informasi yang disebutkan Karp dan Yoels adalah ciri fisik yang diwarisi sejak lahir seperti jenis kelamin, usia, dan ras serta
penampilan – daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan percakapan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Goffman dalam suatu perjumpaan masing-masing pihak membuat pernyataan dan memperoleh kesan. Ia membedakan dua macam pernyataan:
pernyataan yang diberikan dan pernyataan yang dilepaskan. Menurutnya masing- masing pihak berusaha mendefinisikan situasi dengan jalan melakukan pengaturan
kesan. Knapp membahas berbagai tahap yang dapat dicapai dalam interaksi. Tahap- tahap interaksi tersebut terbagi dalam dua kelompok besar, yakni tahap-tahap yang
mendekatkan peserta interaksi, dan tahap-tahap yang menjauhkan mereka.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN