berbagai sumber daya yang ada dan meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.
5 Pemeriksaan operasional, hasil evaluasi dapat dilaporkan kepada
pihak-pihak yang berwenang dan memberikan rekomendasi yang berguna bagi peningkatan dan perbaikan kepada pihak manajemen.
b. Jenis Pemeriksaan Operasional
Pengklasifikasian pemeriksaan operasional menurut Arens dan Loebbecke 2000:799 dibedakan atas pemeriksaan fungsional, pemeriksaan organisasi,
pemeriksaaan khusus. 1
Pemeriksaan Fungsional Functional Audit, yaitu fungsi yang berhubungan dengan salah satu atau lebih fungsi dalam organisasi,
contohnya fungsi penagihan atau fungsi produksi.
2 Pemeriksaan Organisasi Organizational Audit, yaitu pemeriksaan
ini berhubungan dengan unit organisasi secara keseluruhan, seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan. Pemeriksaan
organisasional ini menekankan pada seberapa efekktif dan efisien fungsi yang ada saling berkaitan satu dengan lainnya.
3 Pemeriksaan Khusus Special Assigment, yaitu dalam
pemeriksaan operasional, pemeriksaan ini memiliki tujuan dan ruang lingkup yang khusus. Penugasan khusus ini muncul
berdasarkan permintaan dari pihak manajemen untuk menyelidiki masalah dalam organisasi.
c. Tujuan Pemeriksaan Operasional
Tujuan pemeriksaaan operasional menurut IBK. Bayangkara 2008:4 memiliki 3 elemen pokok yaitu kriteria, penyebab dan akibat.
Universitas Sumatera Utara
1 Kriteria Criteria
Merupakan standar pedoman, norma bagi setiap individukelompok di dalam perusahaan dalam melakukan
aktivitasnya.
2 Penyebab Cause
Penyebab merupakan tindakan aktivitas yang dilakukanoleh setiap individukelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat
bersifat positif, programaktifitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi, atau sebaliknya bersifat negative,
programaktifitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
3 Akibat Effect
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif
menunjukkan programaktifitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat
positif menunjukkan programaktifitas telah terselenggara secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang
ditetapkan.
Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan, beberapa alasan yang mendasari diperlukannya audit operasional menurut IBK.
Bayangkara 2008:22 : 1
terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan,
2 tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai,
3 adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan, 4
terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya, 5
adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijakan perusahaan,
6 sistem informasi dan pelaporan yang kurang baik.
Tujuan audit operasional menurut Mulyadi 2002:32 : 1
mengevaluasi kinerja, 2
mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, 3
membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan operasional
dilakukan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan aktifitas organisasi. Pemeriksaan operasional mengidentifikasi timbulnya
Universitas Sumatera Utara
penyelewengan dan penyimpangan yang terjadi dan kemudian membuat laporan yang berisi rekomendasi tindakan perbaikan selanjutnya. Audit operasional
merupakan salah satu alat pengendalian yang membantu dalam mengelola perusahaan dengan penggunaan sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan
perusahaan dengan efektif dan efisien.
d. Kriteria Pemeriksaan Operational