Jenis–jenis Pembiayaan Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan

Menururt Ikatan Akuntan Indonesia 2006, PSAK No.59 Par 11 bahwa : Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana yang disalurkan disebut pembiayaan Al-Murabahah. Dari kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan dengan sistem bagi hasil merupakan Implementasi konsep Bank Syari’ah. Konsep Bank Syari’ah berpegang pada prinsip-prinsip Islam. Dalam konsep Islam peminjam berperan serta atas dasar mitra usaha sehingga bank dan mitra usahanya sama-sama memperoleh pembagian hasilkeuntungan dan bersama-sama pula memikul resiko kerugian.

2. Jenis–jenis Pembiayaan

Jenis – jenis pembiayaan menurut Antonio 2001: 160 adalah: 1. Berdasarkan sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut: a. Pembiayaan Produktif Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi. Misalnya untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. b. Pembiayaan Konsumtif Pembiayaan Konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis untuk memenuhi kebutuhan. 2. Berdasarkan keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut: a. Pembiayaan modal kerja Pembiayan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi baik secara kuantitatif jumlah hasil produksi, dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan suatu barang. b. Pembiayaan Investasi Pembiayaan Investasi yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal serta fasilitas-fasilitas yang berkaitan erat dengan pembiayaan tersebut. Universitas Sumatera Utara Jenis-jenis pembiayaan yang telah diuraikan di atas harus memiliki prosedur yang jelas. Prosedur tersebut dituangkan dalam bentuk prosedur pemberian pembiayaan. Prosedur pemberian pembiayaan adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh pemohon pembiayaan sejak permohonan itu diajukan sampai disetujui oleh Bank dan akhirnya dapat dipergunakan oleh nasabah. Proses pemberian pembiayaan berdasarkan suatu perjanjian saling percaya satu sama lain yang mana kedua belah pihak akan berbuat jujur dan memiliki kewajiban masing- masing. Adapun tujuan utama pemberian pembiayaan menurut Kasmir 2002 : 96 antara lain: a. Mencari keuntungan yaitu, bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian pembiayaan tersebut. Hasil tersebut dalam bentuk hasil bagi yang disepakati antara nasabah dengan bank. b. Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana. Dengan dana tersebut, maka nasabah akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu Pemerintah Bagi Pemerintah, semakin banyak pembiayaan yang disalurkan pihak perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak pembiayaan berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian pembiayaan adalah: 1. Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank. 2. Membuka kesempatan kerja. Dalam hal ini untuk pembiayaan pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat memberikan peluang bagi tenaga kerja yang masih menganggur. 3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa. 4. Menghemat devisa negara terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor. Apabila sudah diproduksi dalam negeri dengan fasilitas pembiayaan yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara. Universitas Sumatera Utara Disamping tujuan di atas fasilitas pembiayaan juga memiliki fungsi yaitu: 1. Untuk meningkatkan daya guna uang. Maksudnya jika uang yang disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya pembiayaan, uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si nasabah. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh pembiayaan maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3. Untuk meningkatkan daya guna barang Pembiayaan yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh nasabah untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna. 4. Meningkatkan peredaran barang Pembiayaan dapat menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar bertambah dan dapat meningkatkan jumlah barang yang beredar. 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi Karena dengan adanya pembiayaan yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan masyarakat. Kemudian pembiayaan membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. 6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha terutama bagi nasabah yang modalnya pas-pasan. Universitas Sumatera Utara 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak pembiayaan yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam meningkatkan pendapatan sehingga pendapatan semakin merata. Menurut Djumhana 2000: 370 pembiayaan dalam arti luas mencakup unsur-unsur sebagai berikut : 1. Kepercayaan 2. Kesepakatan 3. Jangka waktu 4. Resiko 5. Balas jasa Berikut akan dijelaskan unsur pembiayaan satu persatu. 1. Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi pembiayaan bahwa pembiayaan yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang. 2. Kesepakatan Kesepakatan yaitu perjanjian antara si pemberi pembiayaan yang telah disepakati dengan si nasabah, dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing – masing. 3. Jangka waktu Jangka waktu mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Universitas Sumatera Utara 4. Resiko Resiko merupakan tenggang waktu pengembalian tak tertagihnya pemberian pembiayaan. Semakin panjang suatu pembiayaan semakin besar resikonya. Demikian pula sebaliknya, resiko terbesar yang dipikul oleh bank berasal dari kegiatan pemberian pembiayaan. Bentuknya bermacam-macam, seperti: a. Resiko pembiayaan bermasalah. Resiko ini timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah pembiayaan untuk membayar angsuran pembiayaan pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah. b. Resiko nilai jaminan. Resiko ini timbul sebagai akibat turunnya nilai jaminan agunan yang dipegang bank dibandingkan dengan jumlah sisa pinjaman yang masih harus dilunasi nasabah. c. Resiko kurs valuta asing. Resiko ini timbul sebagai akibat kenaikan nilai kurs valuta asing terhadap mata uang lokal Rupiah. Sehingga nasabah tidak memiliki dana yang cukup memadai yang disebabkan oleh pendapatan nasabah dalam valuta lokal. 5. Balas jasa Balas jasa ini merupakan keuntungan atas pemberian pembiayaan. Balas jasa bagi Bank Syariah ditentukan dengan bagi hasil. Secara umum prosedur pemberian pembiayaan menurut Kasmir 2001, hal. 110 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Pengajuan berkas-berkas. Dalam hal ini nasabah mengajukan permohonan pembiayaan yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lain yang dibutuhkan. Pengajuan proposal ini hendaknya berisi: a. Latar belakang usaha seperti : Jenis bidang usaha, nama pengurus dan sebagainya. b. Maksud dan tujuan untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi serta tujuan lainnya. c. Besarnya pembiayaan dan jangka waktu Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah pembiayaan yang ingin diperoleh dan jangka waktu pengembaliannya. Jika hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasil analisis mereka dalam memutuskan jumlah pembiayaan dan jangka waktu yang layak diberikan kepada si pemohon. d. Cara pemohon mengembalikan pembiayaan. Apakah pembiayaan tersebut dikembalikan dari hasil penjualan atau cara lainnya. e. Jaminan pembiayaan. Merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu pembiayaan. Penilaian terhadap jaminan tersebut haris diteliti. 2. Penyelidikan berkas pinjaman. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang sudah diajukan sudah lengkap. Universitas Sumatera Utara 3. Wawancara I, merupakan penyidikan kepada nasabah dengan langsung berhadapan untuk meyakinkan dan mengetahui kebutuhan nasabah yang sebenarnya. 4. On The Spot, Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya dicocokkan dengan hasil wawancara I. 5. Wawancara II, Merupakan perbaikan berkas jika ada kekurangan- kekurangan. 6. Keputusan Pembiayaan. Menentukan apakah pembiayaan akan diberikan atau ditolak. Pembiayaan yang diterima dibuat administrasi yang mencakup: a. Jumlah uang yang diterima. b. Jangka waktu pembiayaan c. Biaya-biaya yang harus dibayar Jika pembiayaan ditolak maka dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. Karena keputusan pembiayaan merupakan keputusan team. 7. Penandatanganan akad pembiayaan Sebelum pembiayaan dicairkan maka terlebih dahulu nasabah menandatangani akad pembiayaan. 8. Realisasi Pembiayaan Realisasi diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening tabuangan di bank yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara 9. PenyaluranPenarikan dana. Yaitu pencairan atau pegembalian uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian pembiayaan. Dapat diambil sekaligus atau secara bertahap. Pencairan pembiayaan dapat dilakukan bank setelah nasabah yang bersangkutan memenuhi berbagai persyaratan yang ditandatangani kedua belah pihak bank dan nasabah serta dicatat dihadapan notaris publik. Persyaratan untuk pencairan pembiayaan tersebut pada umumnya meliputi hal-hal berikut: a. Perjanjian pembiayaan sudah ditandatangani. b. Penarikan Pembiayaan sudah sesuai dengan kebutuhan usaha si nasabah. 10. Penarikan pembiayaan sudah sesuai dengan jadwal pembangunan proyek. 11. Permohonan pencairan pembiayaan didukung oleh dokumen-dokumen yang sesuai dengan kebutuhan pencairan pembiayaan. 12. Besarnya pembiayaan harus sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dan bank. Beberapa kutipan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan harus melalui prosesprosedur yang ditetapkan dengan melakukan tinjauan administrasi dan kerjasama antara bank dan nasabah sebelum memberikan pembiayaan. Karena pembiayaan dilakukan atas dasar musyawarah mufakat dan akad yang telah disepakati bersama. Universitas Sumatera Utara

3. Efektivitas Manajemen Pembiayaan