Efektivitas Manajemen Pembiayaan Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan

3. Efektivitas Manajemen Pembiayaan

Dalam proses pembiayaan terdapat resiko bahwa pembiayaan yang diberikan akan mengalami kegagalan dan nasabah tidak dapat mengembalikan pembiayaan tersebut. Menurut Kadir 2000: 61 “Kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C atau 7 P. “ Analisis pembiayaan dengan 5 C adalah sebagai berikut: a. Character, yaitu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dapat dipercaya. b. Capacity, Yaitu kemampuan dalam mengembalikan pembiayaan yang diberikan. c. Capital, yaitu apakah modal yang diberikan dapat dimanfaatkan secara efektif. d. Collatertal, yaitu suatu jaminan yang diberikan nasabah. Jaminan ini hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan dan harus diteliti keabsahannya. e. Conditioning, yaitu penilaian terhadap prospek usaha yang dibiayai. Apakah usaha yang dijalankan sesuai dengan kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang. Sehingga kemungkinan pembiayaan tersebut bermasalah relatif kecil. Sedangkan analisis pembiayaan dengan 7 P adalah sebagai berikut: a. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya yang mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Universitas Sumatera Utara b. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. c. Perpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan pembiayaan dapat bermacam-macam apakah untuk konsumtif atau produktif. d. Prospect, yaitu menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak. e. Payment, yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayaannya dan dari sumber mana saja dana yang digunakan untuk mengembalikan pembiayaan tersebut. f. Profitability, yaitu menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode untuk mengetahui labanya akan tetap sama atau meningkat. g. Protection, yaitu bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang, orang, atau jaminan asuransi. Menurut Jumhana 2000: 401 jaminan yang dapat dijadikan jaminan oleh nasabah adalah: a. Jaminan benda berwujud. Yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti: 1. Bangunan 2. Kenderaan bermotor 3. Barang dagangan 4. Sawahkebun 5. Dan lain-lain b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan surat yang dijadikan jaminan seperti: Universitas Sumatera Utara 1. Sertifikat tanah 2. Rekening tabungan 3. Dan surat tagihan lainnya c. Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan seseorang. Apabila pembiayaan tersebut macet maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya. Analisis pembiayaan atau penilaian pembiayaan adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan pembiayaan yang diajukan oleh nasabah sehingga memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa usaha yang akan dibiayai cukup layak. Pelaksanaan analisis pembiayaan ini berpedoman pada UU No 7 Tahun 2002. Menurut Tjekam 2003: 221 : Pengawasan pembiayaan adalah usaha untuk mengetahui dan menyusun strategi bank dan debitur dalam proses pembiayaan yang kemudian menjadi penyebab pembiayaan bermasalah dan mendatangkan kerugian bagi bank dan debitur. Maksud dari pengawasan pembiayaan adalah untuk mengetahui dan mengamati pelaksanaan pemberian pembiayaan dengan tujuan untuk mengetahui dipenuhi atau tidak persyaratan-persyaratan pembiayaan yang menjadi dasar pemberian pembiayaan tersebut. Menurut Lukman Dendawijaya 2000: 96 pengawasan pembiayaan meliputi berbagai aspek atau kegiatan sebagai berikut: a. Adanya administrasi pembiayaan yang memadai dengan menggunakan cara-cara mutakhir seperti penggunaan komputer, online sistem dan lain-lain. b. Keharusan bagi nasabah pembiayaan untuk menyampaikan laporan secara berkala atas jenis-jenis laporan yang telah disepakati dalam perjanjian seperti laporan produksi, laporan tenaga kerja dan lain-lain. c. Keharusan bagi account officer untuk melakukan ke perusahaan atau pihak yang dibiayai bank Universitas Sumatera Utara d. Adanya konsultasi yang terstruktur antara pihak bank dan debitur. e. Adanya sistem peringatan pada administrasi bank yang pada umumnya dikelola oleh account officer yang menangani nasabah yang bersangkutan. Peringatan dini tersebut dapat memperlihatkan kepada account officer berbagai informasi tentang nasabah yang berkaitan dengan kepatuhan kepada ketentuan yang telah dibuat dalam perjanjian misalnya: 1. Pengangsuransian berbagai aktiva tetap yang dimiliki nasabah terutama aktiva tetap yang dijadikan agunan yang diserahkan kepada bank. 2. Besarnya nilai agunan yang masih ada. 3. Posisi nasabah berdasarkan kolektibilitas pembiayaannya pada setiap waktu. Apakah nasabah tergolong pembiayaan lancar, pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan atau pembiayaan macet. Pembiayaan lancar adalah pembiayaan yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan bagi hasilnya. Pembiayaan kurang lancar adalah pembiayaan yang pengembaliannya pokok pinjaman dan bagi hasilnya telah mengalami penundaan selama 3 tiga bulan dari waktu yang dijanjikan sebelumnya. Untuk mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah, bank dapat melakukan beberapa tindakan penyelamatan yaitu: 1. Penjadwalan ulang Rescheduling yaitu perubahan syarat-syarat pembiayaan yang menyangkut jadwal pembayaran, jangka waktu, dan perubahan besarnya angsuran. Universitas Sumatera Utara 2. Penataan ulang Restructuring yaitu usaha penyelamatan pembiayaan yang terpaksa harus dilakukan bank dengan mengubah komposisi pembiayaan. 3. Persyaratan ulang Reconditioning yaitu usaha pihak bank untuk menyelamatkan pembiayaan yang diberikan dengan cara mengubah sebahagian atau seluruh kondisi persyaratan yang semula dituangkan dalam perjanjian. Perubahan kondisi ini dibuat dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi nasabah. 4. Kombinasai 3 R merupakan Kombinasi dari ketiga jenis diatas yaitu: a. Rescheduling Penjadwalan ulang dan restructuring Penataan ulang. b. Rescheduling Penjadwalan ulang dan reconditioning persyaratan ulang c. Restructuring Penataan ulang dan reconditioning persyaratan ulang d. Rescheduling Penjadwalan ulang, restructuring Penataan ulang dan Reconditioning Persyaratan ualang sekaligus. 5. Ekskusi. Jika semua usaha penyelamatan seperti diuraikan di atas sudah dicoba namun masih juga tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap bank maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi melalui berbagai cara antara lain: a. Menyerahkan kewajiban kepada BUPN Badan Usaha Piutang Negara b. Menyerahkan perkara ke Pengadilan Negeri Perkara Perdata Pihak manajemen mengambil kebijaksanaan dengan pembuatan struktur organisasi yang jelas untuk mencapai tujuan penulisan terlihat jelas pembagian Universitas Sumatera Utara tugas khususnya bagian pembiayaan. Bila dilihat dari segi manajemen, jelaslah bila manajemen tidak memiliki manajemen dalam pemberian fasilitas pembiayaan dan akan dapat mengakibatkan timbulnya kesalahan prosedur dalam pembiayaan. Maka itu hampir semua perusahaan memusatkan perhatian pada penataan pengawasan intewrn perusahaan itu sendiri yang tujuannya untuk menghindari kesalahan prosedur. Efektifitas manajemen pembiayaan sebagai suatu proses menentukan apa-apa yang akan dilaksanakan dan merupakan evaluasi pelaksanaan kerja sehubungan dengan pemberian pembiayaan. Apabila manajemen pembiayaan telah dilaksanakan maka akan terhindar dari berbagai macam kesalahan. Oleh karena itu diperlukan penerapan terhadap analisis pembiayaan. Penerapan analisis ini akan membantu dan ikut memajukan pembiayaan baik usaha kecil maupun usaha menengah ataupun masyarakat umum lainnya yang memenuhi persyaratan penerima pembiayaan. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran penting dalam masyarakat yang berfungsi sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito dan giro dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan untuk membantu menciptakan fungsi investasi selain jasa-jasa operasional perbankan lainnya, meningkatkan income kesejahteraan masyarakat. PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Aksara Medan pertama kali didirikan sebagai bank dikarenakan sistem bunga pada bank dan kompleknya permasalahan yang dihadapi dunia perbankan telah menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat kepada sistem perbankan konvensional. Penurunan tersebut telah memperluas opini masyarakat akan ketidakcocokan sistem perbankan konvensional dengan kondisi masyarakat Indonesia pada saat ini. Persepsi tersebut pada akhirnya membawa masyarakat untuk melihat sistem perbankan lain selain sistem perbankan konvensional yaitu Perbankan syariah. Konsep perbankan syariah selama ini masih lebih berorientasi pada pendekatan demografi berupa agama melalui isu halal dan haram. Positioning yang dilakukan perbankan syariah sebagai Bank Islam dan segmentasi pada kalangan masyarakat Islam dapat dimaklumi karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Hal ini diperkuat lagi dengan adanya Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan bunga Bank. 32 Universitas Sumatera Utara