Pembelajaran Sastra KAJIAN TEORI

watak dan perilaku tokoh Jumena yang menjadi pematik konflik, faktor yang mempengaruhi perilaku tokoh Jumena, dan fungsi Jumena sebagai pematik konflik dalam naskah drama Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C.Noer. 59 Meskipun memiliki kesamaan dalam objek, akan tetapi sumber data yang digunakan berbeda. Berdasarkan beberapa penelitian relevan tersebut dapat diketahui adanya perbedaan dan kesamaan dari hasil analisis yang telah dilakukan dari masing- masing penulis. Perbedaan terletak pada masing-masing objek yang dianalisis oleh para penulis dan sumber data yang digunakan. Sedangkan persamaannya yaitu para penulis menganalisis karya sastra dari pengarang yang sama yakni drama karya Arifin C.Noer. 59 Muhammad Imam Turmudzi, Jurnal Sastra Indonesia vol. 2 no. 1 “Watak dan perilaku tokoh Jumena Martawangsa dalam Naskah Drama Sumur Tanpa Dasar Karya Arifin C.Noer ” 33

BAB III PROFIL ARIFIN C. NOER

A. Biografi Arifin C. Noer

Arifin memiliki nama lengkap Arifin Chairin Noer, lahir di Cirebon Jawa Barat 10 Maret 1941. 1 Ia meninggal di Jakarta, pada 28 Mei 1995 diusia yang ke 54 tahun. Ayahnya merupakan seseorang yang berprofesi sebagai tukang sate dan gulai, meskipun terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, akan tetapi ia memiliki semangat yang tinggi untuk menimba ilmu. Pendidikan pertama yang ditempuhnya di sekolah SD Taman Siswa, Cirebon, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Muhammadiyah, Cirebon. Tak lama setelah lulus dari SMP ia melanjutkan ke sekolah tingkat atas di SMA Negeri Cirebon, meskipun tidak diselesaikan. Lalu mencoba melanjutkan kembali pendidikannya di Sekolah Jurnalistik, Solo. Setelah lulus, pada tahun 1967 masuk ke perguruan tinggi dan mengambil pendidikan di Fakultas Sosial Politik Universitas Cokroaminoto, Yogyakarta. Serta International Writing Program, Universitas Iowa, AS pada tahun 1972. 2 Sejak SLP Arifin sudah giat bermain sandiwara, karyanya yang pertama kali berjudul Dunia Yang Retak, ia menulis sekaligus menyutradarai pementasan tersebut. 3 Saat masih sekolah di Solo, ia bergabung dengan Himpunan Peminat Sastra SurakartaHPSS sambil mencanangkan hari puisi. 4 Pada tahun 1960-an Arifin menikah dengan Nurul Aini dan tinggal di Yogyakarta. Semenjak pindah ke Yogyakarta pada tahun 1960-an ini kreativitasnya dibidang penulisan puisi 1 Hardo S, “Arifin C.Noer, Sineas Lengkap”, Jakarta: Suara Karya Minggu, no. 1073, Minggu ketiga Agustus 1992, h.3 2 Puji Sentosa .“Biografi Arifin C.Noer”, http:pujies pujies.blogspot.com201001arifin-c- noer.html. Diunduh Senin, 27-1-2014 3 Hardo S, Op.Cit., 4 Ibid., dan drama semakin berkembang. 5 Sebelum akhirnya Arifin menekuni dunia Tetaer, pertama kali ia bergabung dengan sebuah teater bernama Teater Muslim pimpinan Mohammad Diponegoro kemudian bergabung dengan Bengkel Teater pimpinan W.S. Rendra. Pada tahun 1968 dengan modal kreativitasnya yang tinggi dalam dunia teater kemudian pindah ke Jakarta dan mendirikan sebuah teater yang diberi nama “Teater Kecil”, teater ini pun dijadikan sebagai wadah untuk mengekspresikan kreatifitas seni khususnya teater di Indonesia. 6 Melalui teater kecil ini Arifin memiliki harapan agar kesenian di Indonesia dapat dikembangkan agar memiliki kualitas yang lebih baik. Semenjak memiliki “Teter Kecil” ia mulai memikirkan kebutuhan finansial untuk dapat menujang proses kreatifitas teaternya dalam berkesenian agar kehidupan berteater dapat berjalan terus, kemudian ia mulai bekerja sebagai manajer pengelola Balai Bimbingan dan Latihan Kerja di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Namun karena merasa kreativitas seninya tidak terasah saat bekerja sebagai Manager, ia pun memilih untuk berhenti dan menjabat menjadi Ketua Dewan Kesenia Jakarta. Ia juga pernah diundang ke sebuah akademi teater di Amerika Serikat untuk menjadi dosen tamu di sana. Selain itu Arifin juga pernah menjabat sebagai kepala humas majalah Sarinah. Merasa tidak dapat mengembangkan kreativitasnya dibidang seni, pada akhirnya untuk kesekian kalinya Arifin keluar dari pekerjaannya untuk menekuni dunia perfilman dan teater. Arifin mulai terjun ke dunia film pada tahun 1971. Berkat kegigihannya dan konsistensinya dalam dunia seni, lewat film karyanya berjudul Pemberang, ia dapat menyabet piala The Golden Harvest pada Festival Film Asia 1972, film berjudul Melawan Badai pun tak luput mendapat penghargaan sebagai sekenario terbaik, film Suci Sang Primadona juga menjadi film terbaik dalam Festival Film Indonesia 1973, 1974, 1990, pada tahun 1982 film Serangan 5 Ibid., 6 Puji Sentosa, Op.Cit., Fajar menyabet 5 piala Citra, dan film yang dibintangi oleh Meriam Bellina dengan Rano Karno berjudul Taksi menjadi film terbaik dalam Festival Film Indonesia pada tahun 1990 dan meraih 7 piala citra, selain itu Arifin juga mendapat piala Vidia dalam Festival Sinetron Indonesia 1995. Lebih hebatnya lagi melalui film hasil garapannya yang mendapat penghargaan terbesar selama pemerintahan Orde Baru adalah film Pengkhianatan G.30.SPKI yang dibintangi Umar Kayam, keberhasilan kembali diraihnya dengan gelar sebagai penulis sekenario terbaik. Film ini selalu diputar setiap tahun melalui TVRI dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila dan baru diberhentikan setelah pemerintahan Orde Baru tumbang. Selain film-film karyanya, beberapa naskah drama Arifin pun tak luput dari kemenangan, karya drama tersebut yaitu: drama Mega,Mega, menjadi pemenang kedua sayembara naskah drama Badan Pembinaan Teater Nasional IndonesiaBPTNI tahun 1967, naskah drama Kapai-kapai memenangkan Hadiah I sayembara penulisan lakon DKJ. Sebagai sastrawan yang unggul dan kreatif, ia juga sering mendapat hadiah sastra, antara lain, Pemenang Sayembara Penulisan Naskah Lakon dari Teater Muslim, Yogyakarta 1963 atas karyanya Matahari di Sebuah Djalan Ketjil dan Nenek Tertjinta, Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia 1972 atas jasanya dalam mengembangkan kesenian di Indonesia, Hadiah Sastra ASEAN dari Putra Mahkota Thailand 1990 atas karyanya Ozon, dan Hadiah Sastra dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1990. Dramanya Kapai-Kapai diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Harry Aveling dengan judul Moths dan diterbitkan di Kuala Lumpur, Malaysia. 7 7 Ibid.,

B. Karya Arifin C.Noer

Arifin digolongkan oleh Abdul Hadi WM sebagai sastrawan besar untuk bidang teater sebagai tokoh angkatan 70-an yang lakon sandiwaranya bernada surealis. 8 Sastrawan yang disebut sebagai Sineas Lengkap dalam sebuah Majalah Suara Karya Minggu ini telah banyak melahirkan karya, dikatakan sebagai Sineas Lengkap sebab ia bukan hanya menyutradari, tetapi juga menulis cerita dan skenario. Dengan menulis sendiri cerita dan skenario kemudian menyutradarinya, maka apa yang ingin disampaikan kepada penonton bisa utuh. 9 Kelancaran bertutur dan penyelesaian konflik yang tidak bertele-tele menjadi ciri khas dan sekaligus kekuatan film-film Arifin. Namun untuk menikmati hasil film garapan Arifin juga tidak mudah, sebab diperlukan sebuah kecermatan mengikuti alur cerita dan membedah dialog-dialognya. 10 Seperti Film karya Arifin yang berjudul Bibir Mer, film ini dapat dikatakan sebagai refleksi kegelisahan terhadap kehidupan sosial dan perilaku umum yang sudah demikian absurd. Menurut Arifin dalam sebuah wawancaranya kepada sebuah surat kabar Suara Karya Minggu mengatakan “Pokoknya film ini bercerita tentang bibir di Indonesia”. Berdasrkan hasil wawancara tersebut, Arifin menjelaskan bahwa inti isi dari film Bibir Mer tersebut adalah tentang cara bersikap masyarakat Indonesia. Menurut kritisi sastra dan drama menilai Arifin sebagai salah satu pembaharu dunia drama di Indonesia. Karya-karya drama dan puisinya mempunyai jalinan yang kuat dramatik, sedangkan drama-dramanya puitis sekali. Kritikus Film Dr. Salim Said juga menuliskan pendapatnya tentang karya Arifin,“sebuah skenario yang plastis dan memberi kesempatan sebesar-basarnya kepada penonton. Tanpa perlu menceritakan semuanya, penonton bisa tahu jalan cerita…dengan sedikit menggunakan sedikit pikiran dan perasaannya”. 8 Anonim, Arifin C.Noer: “Sutradara Boleh Mati”, Mengapa Teater Koma Laris?, Jakarta: Mingguan Pikiran Rakyat, edisi Minggu 8 April 1990, h. 6. 9 Hardo S, Op.Cit., 10 Ibid.,

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII

0 20 163

ANALISIS PERCAKAPAN TERHADAP DRAMA KAPAI-KAPAI KARYA ARIFIN C. NOER

1 8 16

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

0 3 13

PENDAHULUAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

5 41 30

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

1 9 20

RESISTDALAM Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

0 2 11

PENDAHULUAN Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

2 14 13

RESISTENSI ARIFIN C. NOER TERHADAP KONDISI SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA Aa – Ii – Uu: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

0 4 18

Mega Urban Ecologies Mega Urban Ecologies

0 1 8