Pemikiran Arifin Noer PROFIL ARIFIN C. NOER

41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1 Unsur Instrinsik Drama

a. Tema

Setiap karya sastra selalu memiliki tema yang merupakan pangkal dari isi cerita yang dipaparkan. Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita-gagasan penulis melalui karya. Sehingga dapat dikatakan bahwa yang disebut tema yaitu pangkal atau inti dari seluruh isi cerita dalam suatu karya sastra. Tema utama yang diangkat dalam drama Mega,mega karya Arifin C.Noer menggambarkan kehidupan masyarakat urban yang miskin. Masyarakat urban merupakan segolongan orang yang telah merantau ke suatu daerah tertentu dan menetap di kota perantauan tersebut. Masyarakat urban yang terdapat dalam drama Mega,mega merupakan segolongan orang yang merantau dari berbagai daerah di pulau Jawa yang datang dan tinggal di Yogyakarta. Banyaknya masyarakat yang datang dari luar provinsi disebabkan letak Yogyakarta yang berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah yang berpenduduk sangat padat. 1 Yogyakarta juga merupakan salah satu pusat kota yang sudah maju di Indonesia dan pernah menjadi Ibu Kota negara Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut tidak diragukan lagi banyak pendatang dari berbagai daerah untuk mengadukan nasibnya dengan tujuan agar keadaan ekonomi mereka lebih baik dari sebelumnya, sehingga mereka mencari pencaharian di kota tersebut. 1 Anne Booth dan Peter McCawley, Ekonomi Orde Baru, Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi Sosial, 1990 h. 392 Akan tetapi konsekuensi yang sulit dihindarkan akibat terjadinya urbanisasi adalah munculnya pemukiman baru di pinggirian kota akibat perluasaan kota karena pusat kota tidak mampu lagi menampung arus perpindahan penduduk dari desa ke kota. 2 Selain itu muncullah orang-orang tuna karya yang merupakan orang desa yang tidak segera mendapat pekerjaan maupun orang kota itu sendiri yang tidak berhasil dalam bersaing memperebutkan pekerjaan. Munculnya tuna karya inilah yang dapat menyebabkan timbulnya kerawanan sosial seperti kriminalitas dan pelacuran sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku yang terbentuk dalam masyarakat. Seperti pada kutipan berikut ini, Panut:Itu sudah cukup. Namanya berhasil Mae. Besok pagi saya akan mulai. Mae:Mulai apa? Panut:Ngemis. Pura-pura bisu. Mae:Astaga. Panut:Apa salah? Mae :Kalau kau anak saya, kupingmu saya jewer. Urat uratmu masih keras dan bulat. Tubuhmu masih utuh. Kau akan meminta- minta serupa si tua bangka yang tersia sebatang kara. Panut, Panut. Astaga. Dagingmu akan busuk kalau tak kau manfaatkan dengan kerja. Panut :Ngemis juga kerja, „kan? Dikiranya ngemis itu enteng? Kan makan tenaga dan perasaan juga? Soalnya bukan itu. soalnya sial saya ini. Dan lagi soal makan, bukan soal perasaan. Mae :ya, tapi kau masih kuat untuk bekerja. Bekerja baik-baik maksud mae. Tidak mencelakakan. Nguli misalnya. Kau bisa seperti tukijan. Begitu rajin dia bekerja di pasar. Tapi dasar orang suka 2 Abu Ahmadi, Pengantar Sosiologi, Solo: Ramadhani, h. 248 bekerja. Ia malah mengimpikan tanah. Dia berani dan rajin. Tadi pagi-pagi benar ia pergi ke Sumatrah. 3 Dari dialog tersebut dapat terlihat bagaimana kehidupan Mae dan Panut bersama tokoh lain yang tinggal di tengah kota Yogyakarta dengan segala kekurangan yang mereka miliki. Mereka merupakan sebagian kecil masyarakat yang dapat dikatakan “gagal” menuai sukses di kota perantauan. Hal tersebut dapat diakibatkan karena bertambahnya jumlah penduduk dan semakin menyempitnya lapangan pekerjaan. Selain itu perilaku yang terbentuk merupakan akibat dari kerawanan sosial dan kemalasan untuk mencari pekerjaan yang layak, sehingga mereka sulit lepas dari kemiskinan. Sedangkan Panut merupakan salah satu dari bagian tuna karya yang belum mendapatkan kesempatan bekerja, sehingga dapat dikatakan ia sebagai pengangguran bahkan disebutkan secara terang-terangan sebagai gelandangan karena tidak memiliki tempat tinggal dan kerjanya tidak menentu. Pada drama Mega,mega karya Arifin ini menceritakan bagaimana keadaan sosial golongan masyarakat urban yang termasuk “gagal” memperjuangkan hidupnya di kota besar. Drama ini juga menceritakan bagaimana perjuangan segolongan masyarakat urban tersebut yang mempertaruhkan hidupnya untuk dapat bertahan hidup di tengah-tengah keadaan kota besar yang keras. Namun tidak dibarengi dengan usaha untuk mendapat pekerjaan layak. Keadaan sosial dalam drama ini bisa dilihat dari segi penghasilan ekonomi yang berdampak terhadap status sosial masyarakat serta pergaulannya, yakni sebagai gelandangan di kota besar yang bergaul dengan sesama gelandangan pula hingga membentuk sebuah komunitas tersendiri dan menganggap satu sama lain sebagai keluarga meskipun mereka sama sekali tidak memiliki hubungan kekerabatan sedarah. 3 Arifin C.Noer, Mega,mega, Pustaka Firdausi, Jakarta: 1999, h.9 Mae : tidak kalah dibanding srimulat. Tambahan dia cantik. Seperti aku Percis. diam cantik dan tersia. tiba-tiba seperti mencari sesuatu di sekelilingnya, tapi ia pun tersenyum apabila sadar yang dicarinya itu sebenarnya tidak ada. lalu ia berseru keras Retno Suaramu merdu. 4 Pada dialog Mae terdapat kata „cantik dan tersia‟ memiliki makna bahwa seorang yang selalu dikagumi pun pada akhirnya akan tersia, seperti pernyataan Embie C. Noer yang mengatakan: “Cantik dan tersia diibaratkan seperti gadis cantik yang dipuja tetapi disia-siakan. Mengisahkan orang kecilmiskin yang disia- siakan. Hal ini terjadi akibat empasis budaya politik yang menggeliat dan dipicu oleh kondisi ekonomi yang sangat kering pada pertengahan tahun ‟60-an.” 5 Mengacu kepada pernyataan Embie C.Noer tersebut dapat dikatakan bahwa pada pemaparan awal drama Mega,mega sudah mulai terlihat apa yang ingin Arifin sampaikan dan kisahkan melalui Mega,mega yakni mengenai ketimpangan sosial dalam masyarakat antara yang miskin dan yang kaya. Di sini disebutkan bahwa masyarakat miskin pada tahun 1960-an meskipun sering elu-elukan sebagai masyarakat yang harus diperjuangkan oleh pemerintah pada akhirnya mereka juga disia-siakan guna kepentingan berbagai pihak. Seperti itulah gambaran dari dialog yang diucapkan Mae. Selain memiliki tema utama yang membicarakan kehidupan masyarakat urban yang miskin , akibat kehidupan yang “gagal” di kota besar. Drama Mega,mega ini juga menggambarkan bagaimana status sosial golongan bawah dalam masyarakat dapat mempererat ikatan kekeluargaan satu sama lain yang menganggap diri mereka sebagai satu seperjuangan ditanah perantauan. Hal tersebut dapat digambarkan lewat tokoh Mae yang 4 Ibid.,h.1 5 Wawancara pada Embie C. Noer tentang drama Mega,mega karya Arifin C.Noer. bertempat di depan Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta tanggal 31 Mei 2014.

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII

0 20 163

ANALISIS PERCAKAPAN TERHADAP DRAMA KAPAI-KAPAI KARYA ARIFIN C. NOER

1 8 16

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

0 3 13

PENDAHULUAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

5 41 30

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

1 9 20

RESISTDALAM Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

0 2 11

PENDAHULUAN Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

2 14 13

RESISTENSI ARIFIN C. NOER TERHADAP KONDISI SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA Aa – Ii – Uu: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

0 4 18

Mega Urban Ecologies Mega Urban Ecologies

0 1 8