mendatangkan hukuman seperti keinginannya, maka ia akan merasa senang dan akan semakin besar kemungkinannya bagi orang tersebut
untuk menunjukan tingkah laku persetujuan terhadap tingkah laku yang dilakukan, dan hasil tingkah laku semacam ini akan menjadi
semakin berharga dari dirinya.
5
B. Hakikat Masyrakat
1. Pengertian Masyarakat
R. Linton berpendapat dalam Ahmadi, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga
mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
6
Sedangkan menurut Hassan Shadily dalam Ahmadi, ia menyebutkan bahwa masyarakat adalah
golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu
sama lain.
7
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam: a.
Masyarakat paksaan misalnya, negara dan masyarakat tawanan b.
Masyarakat merdeka, yang terbagi pula dalam: 1
Masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolanhorde, sukustam, yang bertalian karena
hubungan darah atau keturunan. Dan biasanya masih sederhana sekali kebudayaannya.
2 Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan
keduniaan atau kepercayaan, misalnya: koprasi, kongsi perekonomian, gereja.
8
5
Ibid., h. 67.
6
Abu Ahmadi, Pengantar Sosiologi, Solo: Ramadhani, h. 35.
7
Ibid., h. 36
8
Ibid.,
Faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat karena adanya dorongan atau hasrat yang merupakan unsur kerohanian, unsur
kejiwaan atau faktor yang mempengaruhi hidup manusia dalam pergaulan dengan manusia lainnya dalam hidup bermasyarakat. Hasrat yang
mempengaruhi tingkah laku dan perbuatan tersebut antara lain: a.
Hasrat sosial, yaitu hasrat yang menghubungkan individu lainnya dengan kelompok.
b. Hasrat untuk mempertahankan diri, yaitu hasrat untuk mempertahankan
diri dari pengaruh luar yang mungkin datang kepadanya. Hasrat ini merupakan hasrat organik yang timbul bila ada bahaya dari luar.
c. Hasrat berjuang, hasrat ini dapat terlihat pada saat ada persaingan,
keinginan membantah pendapat orang lain, saling kejar mengejar guna memperoleh kemenangan.
d. Hasrat harga diri, merupakan hasrat pada seseorang untuk menganggap
atau bertindak atas dirinya sendiri lebih tinggi daripada orang lain. Hasrat ini terlihat pada manusia saat situasi seseorang ingin mendapat
penghargaan dari orang lain, pujian atau kehormatan dari masyarakat. hasrat inilah yang menimbulkan rasa congkak dan sombong pada
manusia. e.
Hasrat meniru, yaitu hasrat untuk menyatakan secara diam-diam atau terang-terangan sebagian dari salah satu gejala atau tindakan. Hasrat
meniru ini mempunyai dua arti penting yaitu: 1
Dapat menghemat tenaga atau waktu, misalnya bagaimana pakaian yang pantas kita pakai, bentuk rumah masa kini, memecahkan
masalah yang sama seperti masalah yang pernah dialami sebelumnya.
2 Dapat mempertahankan bentuk-bentuk kebudayaan atau adat
istiadat dari satu generasi kepada generasi berikutnya secara perlahan sehingga tidak terasa.
f. Hasrat bergaul, yaitu hasrat untuk bergabung dengan orang-orang
tertentu, kelompok tertentu atau dengan masa tertentu. g.
Hasrat untuk mendapatkan kebebasan, hasrat ini akan terlihat pada saat tindakan-tindakan manusia bila mendapat kekangan atau pembatasan.
Misalnya, pelanggaran terhadap peraturan hidup, terhadap norma agama, dan norma masyarakat.
h. Hasrat untuk memberitahukan, yaitu hasrat untuk menyampaikan
perasaan-perasaan kepada orang lain; biasanya disampaikan dengan suara atau isyarat dan lambang-lambang tertentu. Misalnya, dengan
bintang jasa, pakaian tanda berkabung, dan cincin pertunangan. i.
Hasrat tolong-menolong dan simpasi. Simpasi adalah kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan barang sesuatu dengan orang
lain. Simpasi merupakan pembawaan dari lahir, bersifat murni, karena perasaan yang tidak sadar yang berkuasa. Misalnya, orang yang hendak
menolong seseorang.
9
2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitikberatkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Yakni memiliki unsur
keharusan biologis, yang terdiri dari: a.
Dorongan untuk makan b.
Dorongan untuk mempertahankan diri c.
Dorongan untuk melangsungkan hubungan beda jenis.
10
9
Ibid., h. 41-45
10
Rusmin Tumanggor,dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, h. 55.
Selain faktor biologis banyak faktor yang mendorong manusia secara individual membutuhkan dirinya sebagai makhluk sosial sehingga terbentuk
interaksi sosial manusia satu dengan manusia lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga
hal, yakni: a.
Tekanan emosional. Kondisi psikologis seseorang sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain, apakah sedang bahagia,
senang atau sebaliknya sedih, berduka, dan seterusnya. b.
Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi yang direndahkan, maka ia akan memiliki hasrat yang tinggi untuk
berhubungan dengan orang lain. Karena ketika seseorang merasa direndahkan dengan secara spontan ia membutuhkan kasih sayang dari lain
pihak atau dukungan moral untuk membentuk kondisi psikologis kembali seperti semula.
c. Isolasi sosial. Orang yang merasa atau dengan sengaja terisolasi oleh
komunitasnya atau pihak-pihak tertentu, maka ia akan berupaya melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk
sebuah interaksi yang harmonis.
11
Sekurang-kurangnya ada enam nilai yang amat menentukan wawasan etika dan kepribadian manusia sebagai individu maupun sebagai masyarakat,
yaitu ekonomi, solidaritas, agama, seni, kuasa, dan teori. a.
Nilai teori. Ketika manusia menentukan dengan objektif identitas benda- benda atau kejadian-kejadian, maka dalam prosesnya hingga menjadi
pengetahuan, manusia mengenal adanya teori yang menjadi konsep dalam proses penilaian atas alam sekitar.
11
Ibid., h.57.