Teori Kemiskinan KAJIAN TEORI

melalui narasi yang dibuat oleh pengarang, maka dalam drama-watak maupun konflik dijelaskan melalui dialog-dialog para tokoh. Meskipun berbentuk dialog, dilihat dari kemungkinan untuk dipentaskan ada naskah yang dapat dan akan menarik perhatian orang jika dipentaskan yang disebut sebagai drama pentas atau drama saja, dan banyak pula yang tidak memberikan kemungkinan untuk dipentaskan dan disebut sebagai drama baca. 23 Drama dikelompokan kedalam karya sastra karena media yang digunakan untuk menyampaikan gagasannya atau pikiran pengarangnya adalah bahasa. Sehingga dengan mudah dapat dijumpai adanya karya drama yang sarat dengan dialek, bahasa sehari-hari, atau bahasa formal. Dipakainya ragam bahasa tersebut tentu berdasarkan sejumlah alasan yang secara sosiologis dapat mejelaskan banyak hal. 24 Misalnya pengarang ingin menunjukan latar tempat yang digunakan dalam drama adalah di daerah Jawa maka bahasa yang ia gunakan pada dialog tokohnya tentunya menggunakan bahasa Jawa.

F. Unsur Intrinsik Drama

Unsur yang membangun seni drama sebagai pertunjukan berbeda dengan teks drama. 25 Unsur drama sebagai seni pertunjukan adalah plot, karakterisasi, dialog, tata artistik, dan gerak. Sedangkan unsur-unsur teks drama hampir sama dengan prosa rekaan yakni:

a. Tema

Tema adalah gagasan sentral yang menjadi dasar tolak penyusunan dan yang sekaligus menjadi sasaran atau tujuan karangan itu. 26 Dalam tema, boleh dikatakan belum terlihat kecenderungan pengarang untuk memihak. Oleh 23 Melani Budianta,dkk, Membaca Sastra Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi, Magelang: Indonesia Tera, 2006, h. 112. 24 Ibid., 25 Wahyudi Siswanto, Op.Cit., h. 163. 26 NI Nyoman Karmini, Op.cit., h. 45. karena itu, masalah apa saja dapat dijadikan tema dalam cerita atau karya sastra. 27 Kategori tema berdasarkan tingkat keutamaannya, yaitu ada tema utama dan tema tambahan. 28 Sebuah karya drama memungkinkan memiliki tema lebih dari satu atau lebih dari satu interpretasi. Menentukan tema pokok merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai, di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dalam karya sastra bersangkutan. Makna cerita pada bagian tertentu dapat dikatakan sebagai makna bagian atau makna tambahan. Makna-makna tambahan inilah yang disebut sebagai tema tambahan atau tema minor. Tema tambahan ini merupakan tema yang medukung dan mempertegas eksistensi makna utama sebuah cerita atau tema utama merangkum berbagai makna tambahan dalam sebuah cerita. 29 Seperti dalam drama Mega,mega karya Arifin memiliki tema utama dan tambahan, yang akan dijelaskan lebih rinci dalam bab analisis. b. Tokoh dan penokohan Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan. 30 Menurut definisinya, tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. 31 Berdasarkan peran dan pentingnya seorang tokoh dalam cerita fiksi secara keseluruhan, dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. 32 Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam penceritaannya. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun 27 Wahyudi Soswanto, Op.Cit., h. 169. 28 NI Nyoman Karmini, Op.Cit., h. 51. 29 Ibid 30 Wahyudi Sisiwanto, Op.cit., h. 143. 31 Melani Budianta,dkk, Op.cit., h. 83. 32 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2013 h. 258 yang dikenai kejadian, sedangkan tokoh yang dianggap tidak mendominasi namun masih memiliki andil yang besar dalam jalannya cerita disebut tokoh tambahan. Pembedaan itu lebih bersifat gradasi karena kadar keutamaan tokoh- tokoh itu bertingkat: tokoh utama yang utama, tokoh utama tambahan, tokoh tambahan pariferal utama, dan tokoh tambahan yang memang tambahan. 33 c. AlurPlot Abrams dalam Melani Budianta mengatakan alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. 34 Alur adalah sambung sinambung peristiwa berdasarkan sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan mengapa hal itu terjadi sedangkan menurut Karmini dalam bukunya mengatakan plot merupakan cerminan, bahkan berupa perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berfikir, berasa, dalam bersikap menghadapi berbagai masalah kehidupan. 35 Jadi, dapat dikatakan bahwa alur merupakan serangkaian peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita. Tasrif dalam Nurgiantoro mengklasifikasikan tahapan plot menjadi lima bagian. Kelima tahapan itu antara lain: a. Tahap Situation: tahap penyituasian, yaitu pengarang mulai melukiskan suatu keadaan, berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pemberian informasi awal, dan lainnya terutama berfungsi untuk melandastumpui cerita. b. Tahap Generation cicumstances: tahap pemunculan konflik. Masalah- masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik dan 33 Ibid., h.260 34 Melani Budianta. Op. Cit., h.159. 35 NI Nyoman Karmini, Op.cit., h. 53.

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII

0 20 163

ANALISIS PERCAKAPAN TERHADAP DRAMA KAPAI-KAPAI KARYA ARIFIN C. NOER

1 8 16

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

0 3 13

PENDAHULUAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

5 41 30

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

1 9 20

RESISTDALAM Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

0 2 11

PENDAHULUAN Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

2 14 13

RESISTENSI ARIFIN C. NOER TERHADAP KONDISI SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA Aa – Ii – Uu: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

0 4 18

Mega Urban Ecologies Mega Urban Ecologies

0 1 8