Biografi Arifin C. Noer

B. Karya Arifin C.Noer

Arifin digolongkan oleh Abdul Hadi WM sebagai sastrawan besar untuk bidang teater sebagai tokoh angkatan 70-an yang lakon sandiwaranya bernada surealis. 8 Sastrawan yang disebut sebagai Sineas Lengkap dalam sebuah Majalah Suara Karya Minggu ini telah banyak melahirkan karya, dikatakan sebagai Sineas Lengkap sebab ia bukan hanya menyutradari, tetapi juga menulis cerita dan skenario. Dengan menulis sendiri cerita dan skenario kemudian menyutradarinya, maka apa yang ingin disampaikan kepada penonton bisa utuh. 9 Kelancaran bertutur dan penyelesaian konflik yang tidak bertele-tele menjadi ciri khas dan sekaligus kekuatan film-film Arifin. Namun untuk menikmati hasil film garapan Arifin juga tidak mudah, sebab diperlukan sebuah kecermatan mengikuti alur cerita dan membedah dialog-dialognya. 10 Seperti Film karya Arifin yang berjudul Bibir Mer, film ini dapat dikatakan sebagai refleksi kegelisahan terhadap kehidupan sosial dan perilaku umum yang sudah demikian absurd. Menurut Arifin dalam sebuah wawancaranya kepada sebuah surat kabar Suara Karya Minggu mengatakan “Pokoknya film ini bercerita tentang bibir di Indonesia”. Berdasrkan hasil wawancara tersebut, Arifin menjelaskan bahwa inti isi dari film Bibir Mer tersebut adalah tentang cara bersikap masyarakat Indonesia. Menurut kritisi sastra dan drama menilai Arifin sebagai salah satu pembaharu dunia drama di Indonesia. Karya-karya drama dan puisinya mempunyai jalinan yang kuat dramatik, sedangkan drama-dramanya puitis sekali. Kritikus Film Dr. Salim Said juga menuliskan pendapatnya tentang karya Arifin,“sebuah skenario yang plastis dan memberi kesempatan sebesar-basarnya kepada penonton. Tanpa perlu menceritakan semuanya, penonton bisa tahu jalan cerita…dengan sedikit menggunakan sedikit pikiran dan perasaannya”. 8 Anonim, Arifin C.Noer: “Sutradara Boleh Mati”, Mengapa Teater Koma Laris?, Jakarta: Mingguan Pikiran Rakyat, edisi Minggu 8 April 1990, h. 6. 9 Hardo S, Op.Cit., 10 Ibid., Sedangkan menurut penilaian Rendra, Arifin merupakan orang yang serius menggulati teater, sehingga bisa kita lihat bagaimana karya-karya Arifin meninggalkan gema yang panjang untuk disimak. 11 Selain menulis sajak dan naskah lakon, Arifin berhasil menulis banyak skenario film dan sinetron serta kritik dan esai drama dan seni pentas yang lain. 12 Adapun buku kumpulan sajak karyanya adalah: Nurul Aini 1963, Siti Aisah 1964, Puisi-Puisi yang Kehilangan Puisi 1967, Selamat Pagi, Jajang 1979, dan Nyanyian Sepi 1995. Buku dramanya adalah Lampu Neon 1960, Matahari di Sebuah Djalan Ketjil 1963, Nenek Tertjinta 1963, Prita Istri Kita 1967, Mega,mega 1967, Sepasang Pengantin 1968, Kapai-Kapai 1970, Sumur Tanpa Dasar 1971, Kasir Kita 1972, Tengul 1973, Orkes Madun I atawa Madekur dan Tarkeni 1974, Umang-Umang 1976, Sondek, Pemuda Pekerja 1979, Dalam Bayangan Tuhan atawa Interogasi I 1984, Ari-Ari atawa Interograsi II 1986, dan Ozon atawa Orkes Madun IV 1989. Selain itu, ia juga menyutradarai banyak film dan sinetron serta menulis skenarionya, antara lain, Pemberang 1972, Rio Anakku 1973, Melawan Badai 1974, Petualang-Petualang 1974, Suci Sang Primadona 1978, Harmoniku 1979, Lingkaran-Lingkaran 1980, Serangan Fajar 1981,Pengkhianatan G.30 SPKI 1983, Matahari-Matahari 1985, Sumur Tanpa Dasar 1989, Taksi 1990, dan Keris 1995. 11 Anonim, Op.Cit., 12 Puji Sentosa, Biografi Arifin C.Noer. http:pujies-pujies.blogspot.com201001arifin-c- noer.html.diunduh di Perpustakaan Utama UIN Senin, 27-1-2014 C. Pemikiran Arifin C.Noer Arifin C.Noer merupakan salah satu sastrawan yang karyanya banyak mencerminkan atau berkaca melalui kehidupan yang terjadi di Indonesia. Baik dalam karya filmnya maupun drama ia lebih condong mengangkat permasalahan di Indonesia, sehingga seluruh karyanya dapat dirasakan sebagai karya keIndonesiaan. Menurut Arifin, sastra merupakan hasil karya seni yang cenderung angkuh karena mau mengungkapkan segalanya secara utuh. Namun tanpa membaca sastra manusia tidak bisa berkaca diri untuk mengungkapkan kenyataan. 13 Sebuah karya sastra bukanlah semata-mata produk khyalan, tetapi juga hasil produk pengalaman dan berpikir. Semua pengarang harus mampu menangkap segala pengalaman yang ada pada dirinya, kemudian pengarang pula yang menuangkan kedalam bentuk karya sastra untuk menghadirkan kenyataan yang ada melalui keindahan penggunaan bahasa. 14 Berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami langsung oleh Arifin, bekal yang ia bawa bukanlah hanya kemauan untuk melahirkan imajinasi melalui bahasa, tetapi yang sangat penting juga adalah bekal pengalaman sebagai seorang manusia. Pengalaman tersebut diperoleh dari yang pernah dirasakan, dilihat, didengar, diketahui pada sepanjang perjalanan hidup sebagai seorang manusia. “Pengalaman tersebut adalah pertemuan saya dengan realitas atau seluruh kenyataan yang dapat disentuh, diindrai dengan kesadaran saya atau katakanlah bekal pengalaman itu merupakan potret jiwa saya atas segala sesuatu yang saya alami ketika bersentuhan dengan peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini. Persepsi yang saya peroleh dari pengelam itu sangat mewarnai tulisan- tulisan saya”. 15 Dari pengalaman itulah, Arifin merasa menemukan atau mendapatkan banyak nilai kehidupan. Lewat drama „Mega,mega‟-nya, Arifin C.Noer berbicara mengenai kehidupan masyarakat glandangan atau kaum masyarakat urban yang 13 Sardjono Maria A, “Tanpa Seni Manusia Tak Dapat Berkaca Diri”, Jakarta: Media Indonesia, 1990. h. 1. 14 Ibid., 15 Ibid., miskin. Cerita yang berlatar belakang kehidupan senin kamis ini, banyak mengungkap optimisme yang timbul dari suatu keputusasaan. Sedangkan dari segi penilaian masyarakat terhadap seni, menurut Arifin perhatian masyarakat terhadap seni akting tercermin diberbagai macam tulisan koran maupun majalah. Sedangkan dari segi kualitas teater sesungguhnya dapat terlihat dari aktornya, seperti diketahui melalui wawancara Arifin dengan sebuah surat kabar tahun 90-an Mingguan Pikiran Rakyat, Arifin mengemukakan pernyataan “Sutradara boleh mati, tapi aktor tidak, maksud dari pernyataannya tersebut ialah bahwa dalam sebuah seni pertujukan atau akting bahwa yang harus benar-benar hidup adalah aktor sebab jika aktor tersebut mati, maka teaterpun akan ikut mati. Sedangkan kalau aktor mati niscaya masyarakat akan kesepian dan menjadi gila. Dan jika masyarakat menjadi gila, teater palsu akan merajalela. Akibatnya yang paling parah adalah semua warga masyarakat akan ramai-ramai bermain teater. Para ilmuan bermain teater dan lupa dengan ilmunya. Sehingga nantinya dapat bermunculan teater ilmu, Teater Agama, Teater Politik dan sejumlah teater palsu lainnya, sementara itu teater sejati menjadi mati. Jika situasi tersebut terjadi maka masyrakat akan bingung membedakan mana pemain dan penonton. 16 Menurut Arifin seni akting sebagai bahan telaah, baik dari segi kesenian maupun dari segi sosiologi ataupun dari segi lainnya sungguh sangat kaya dan sangat menantang, terlebih lagi di Indonesia sebab akan membawa seseorang ke dalam hutan pengetahuan yang wilayahnya banyak bersampiran dengan wilayah ilmu-ilmu sosial yang selalu bikin penasaran. Sebab seni akting itu lahir tidak sendirian, ia berdampingan dengan berbagai macam ragam pengetahuan, terutama psikologi. 16 Anonim, Op.Cit.,

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII

0 20 163

ANALISIS PERCAKAPAN TERHADAP DRAMA KAPAI-KAPAI KARYA ARIFIN C. NOER

1 8 16

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

0 3 13

PENDAHULUAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

5 41 30

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

1 9 20

RESISTDALAM Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

0 2 11

PENDAHULUAN Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

2 14 13

RESISTENSI ARIFIN C. NOER TERHADAP KONDISI SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA Aa – Ii – Uu: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA Resistensi Arifin C. Noer Terhadap Kondisi Sosial Dalam Naskah Drama Aa-Ii-Uu: Analisis Sosiologi Sastra.

0 4 18

Mega Urban Ecologies Mega Urban Ecologies

0 1 8