Ruang Lingkup Manajemen Qalbu

Organizing pengorganisasian, Actuating penggerakan dan Controlling pengawasan. 30 Adapun definisi 4 fungsi pokok manajemen diantaranya: 1. Merencanakan planning. Rencana mampu mengarahkan tujuan dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. 2. Mengorganisasi organizing adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya ke sejumlah anggota, sehingga dapat mencapai sasaran. Juga termasuk dengan mencari staff staffing yang cocok dengan jumlah dan waktunya. Kata kunci dalam mengorganisasi adalah koordinasi. Yang menjamin pengalokasian semua pekerjaan sampai habis kepada setiap orang di dalam organisasi berjalan dengan baik. 3. Memimpin actuating, leading meliputi mengarahkan, memengaruhi, dan memotivasi untuk melaksanakan tugas yang penting. Fungsi leading merupakan fungsi yang paling menentukan keberhasilan dari keseluruhan fungsi manajemen. 4. Mengendalikan Controlling adalah proses kegiatan untuk memastikan bahwa aktivitas yang terjadi sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. 31 Sehingga manajemen dapat diartikan sebuah proses yang secara umum mengandung unsur Planning, Organizing, Actuating dan Controlling menurut George R. Terry juga unsur tambahan lainnya yang berbeda menurut para ahli. 30 Pawit M. Yusup, Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi, Pendidikan dan perpustakaan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012, cet. ke-1, h. 11-12. 31 Sentot Imam Wahjono, Manajemen tata kelola organisasi bisnis Jakarta: PT. Indeks, 2008, cet. ke-1, h.7-9. Hati merupakan organ manusia yang berada dibagian dalam tubuh manusia. Hati juga disebut Qalbu. Hati ada dua pengertian, yakni hati dalam arti daging dan hati dalam arti sesuatu yg halus, bersifat ketuhanan. a. Hati dalam arti daging adalah sebuah organ tubuh yang tersimpan dan terlindung tulang belulang yang berada didada disebelah kiri manusia. Pada daging hati terdapat lubang dan jaringan yang halus. Didalam lubang rongga terdapat pula darah hitam yg menjadi sumber roh. b. Makna lain dari hati ialah merupakan sesuatu yg halus, rabbaniyah ketuhanan, ruhaniyah kerohanian dan terkait dengan hati jasmani ditubuh kita. Hati halus inilah hakikat manusia, hati halus inilah yang mampu mengenal diri sendiri dan hati halus inilah yg diajak bicara, disiksa, dicela dan dituntut oleh Tuhan. 32 Hati dalam pengertian ini, mempunyai kaitan dengan jasmani yang menentukan sifat serta watak manusia yang tampak secara lahiriah. Hati bagaikan raja yang dapat membuat manusia melakukan apa saja, baik atau buruk, tergantung pada kondisi hati itu. Sesuatu yang diungkapan dengan pikiran hanya akan menyentuh pikiran. Sedangkan yang disampaikan dengan hati yang tulus, akan menyentuh relung hati pendengar yang paling dalam. 33 Hati pada pengertian ini membahas mengenai makna hati yang kedua, yakni makna hati yang halus terhadap ketuhanan serta kerohanian yang memiliki keterkaiatan dengan hati jasmani. 32 Jerry. Qalbu, Roh, Nafsu dan Akal Al-Ghazali, http:boegis.heck.inqalbu-roh-nafsu-dan- akalal-ghazali.xhtml , diakses pada hari Kamis, 13 Juni 2012, pukul 14.00. 33 Hernowo dan M Deden Ridwan, ed., Aa Gym dan Fenomena Daaruttauhid Bandung: Mizan, 2002, h. 25. Pengertian hati juga disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim. Rasulullah SAW bersabda: “ Di dalam tubuh cucu anak Adam terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah semua tubuhnya. Dan jika ia rusak, maka rusaklah semua tubuhnya. Ingatlah Dia adalah hati”H.R Bukhori dan Muslim. 34 Hati menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ialah tempat bergeraknya ruh dan dikaji dalam ilmu tariqah. Lewat hati inilah keesaanya dapat dikenali. Dalam pergerakannya ruh selalu memandang ke alam malakut, alam yang identik dengan kebaikan. Dialam ini ruh bisa mendapatkan cahaya yang terang benderang. Untuk mendapatkan kedamaian dan ketentraman pusat rahasia hati dapat dicapai dengan membersihkan hati. Dengan membiasakan dzikir mengingat Allah. 35 Menurut Al-Ghazali, hati atau qalbu bukan dalam arti segumpal daging dalam dada sebelah kiri itu sebagaimana biasanya disebutkan, namun hati adalah percikan rohaniah ketuhanan latifah rabbaniyah yang merupakan kebenaran hakiki manusia. Menurutnya, hati atau qalbu ibarat cermin yang mampu menangkap makrifat ketuhanan. Kemampuan hati qalbu tersebut tergantung pada bersih dan beningnya hati qalbu itu sendiri. 36 34 Syaikh Abdul Qadir Jailaniy, Nasehat-nasehat Wali Allah Bandung: Penerbit Husaini, 1995, h.12. 35 Syekh Abdul Qadir Al- Jilani, Rahasia Sufi Jogjakarta: Pustaka Sufi, 2002, h. 89. 36 Al-Ghazali, Al-Ikhlas, http:ikhlaskah.blogspot.com200911imam-al-ghazali.html , diakses pada Kamis, 13 Juni 2013, pukul 10.52. Konsep manajemen qalbu adalah memahami diri dan kemudian mau serta mampu mengendalikan diri setelah memahami benar siapa diri kita sebenarnya. Hatilah yang menunjukan watak dan siapa diri kita sebenarnya. Hati atau “qalbu”-lah yang membuat kita mampu berprestasi semata demi Allah Swt. Apabila hati bersih, bening dan jernih tampaknya keseluruhan perilaku diri kita juga akan menampakan kebersihan, kebeningan, dan kejernihan. Penampilan setiap insan merupakan refleksi dari hatinya sendiri. 37 Konsep manajemen qalbu K.H Abdullah Gymnastiar ini kemudian melahirkan prinsip bahwa apabila seseorang hatinya dibuat bersih, dia akan menjadi “pusat” segala aktivitas di bumi. Hati akan menyedot seluruh perhatian orang dari segala jenis profesi, baik pedagang, guru, praktisi dakwah, maupun pemimpin. Orang yang hatinya dibuat bersih, secara otomatis akan membuat geraknya memiliki magnet luar biasa. Kata-katanya akan menyakinkan dan menyejukan hati lawan bicaranya. Sikapnya akan menunjukan bahwa dia senantiasa sedang diawasi oleh Allah Swt. Totalitas dirinya menampakan sebuah keadaan bahwa hanya ridha Allah yang diharapkan, Allah menjadi pusat segala orientasi kehidupan. Sebagaimana sabda Rasulullah “dalam diri manusia terdapat suatu organ. Kalau organ itu baik, baik jugalah seluruh manusia itu; tapi kalau ia busuk, busuk pula seluruh manusia itu. Organ itu adalah hati”. Kalau hatinya sehat, secara otomatis pikiran, cara bicara, dan tindakannya juga sehat. Kalau badan disehatkan, tetapi hatinya tidak disehatkan, maka kesehatan badannya membawa masalah. Otak dicerdaskan, hati tidak disehatkan, kecerdasannya juga akan membawa 37 Hernowo dan M Deden Ridwan, ed., Aa Gym dan Fenomena Daaruttauhid Bandung: Mizan, 2002, h. 43. masalah. 38 Dalam penyebarannya Aa Gym mendekati unsure khalayak umum, individu tertentu, negara serta pasar. 39 Manajemen qalbu mencangkup pembersihan hati, yang meliputi pesan hati yang senantiasa membuat pikiran bekerja efektif, berfikiran positif. Pengenalan diri, yang meliputi pesan mengenai potensi yang ada dalam diri manusia, jasad, akal dan qalbu, ilmu pemahaman diri, memberikan kebahagiaan dan manfaat. Penilaian diri, yang meliputi penilaian diri dari lingkungan yang paling kecil, lingkungan keluarga, saudara-saudara terdekat, dan orang-orang sekeliling lalu secara luas dan menyeluruh. Serta Pembelajaran, yang meliputi proses belajar pada diri orang lain. 40

2. Hakikat Manajemen Qalbu

Dua kunci penyelenggaraan manajemen qalbu; Pertama: Melakukan pembersihan dan pelurusan hati. Kedua, senantiasa berkemauan kuat untuk meningkatkan kemampuan diri keprofesional diri, dalam bidang apapun. 41 Inti dari konsep Manajemen qalbu adalah memahami diri dan mampu mengendalikan diri, setelah memahami benar siapa diri ini sebenarnya. Dan tempat untuk memahami diri ini ada di hati. Hatilah yang menunjukan watak dan siapa diri kita sebenarnya. Hati atau “Qalbu” lah yang membuat kita mampu berprestasi semata demi Allah swt. Untuk memahami aspek praktis dari semua ini dapat dilihat bahwa: 38 Ibid, h. 26. 39 Bakti, Andi Faisal, “Daarut Tauhid: New Approach to Dakwah for Peace in Indonesia”. Dakwah; Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi, vol. 8, no.1 Juni 2006, h. 1. 40 Hernowo dan M Deden Ridwan, ed., Aa Gym dan Fenomena Daaruttauhid Bandung: Mizan, 2002, h. 225-239. 41 Ibid, h. 225. 1. Manusia itu memiliki potensi. Potensi itu berupa sarana-sarana yang ada di dalam diri seseorang yang berfungsi untuk mengembangkan dan memperbaiki diri. Hanya dengan memiliki niat untuk terus memperbaiki dirilah potensi yang merupakan anugerah Allah itu akan menuju kepada Allah Swt. Menuju suatu keadaan yang terus membaik. Dalam bahasa sederhananya, manusia memiliki tiga potensi berupa jasad, akal dan qalbu. Hanya dengah hati atau qalbu yang bersihlah potensi jasad dan akal itu akan terkendalikan dengan baik. Jasad atau fisik kita menyalurkan hasil proses akal, fisik manusia tidak dapat mengambil keputusan. Akal pikiran akan mampu mengefektifkan dan mengefisienkan tindakan. Komputer, ponsel, alat perekam adalah produk akal. Ia bebas untuk melakukan kejahatan ataupun kebaikan. Dan qalbu membuat apa yang diwujudkan oleh fisik dan akal menjadi bernilai. Hati yang bersih mampu membuat kehebatan fisik dan akal pikiran menjadi mulia. Inilah hakikat manajemen qalbu. Manusia harus mampu menjadikan hatinya bersih. Akal pikiran yang dilandasi oleh hati yang bersih akan bekerja secara sangat efisien. Akal pikiran hanya akan memikirkan hal-hal yang baik dan bermanfaat. Akal pikiran kemudian terus membuka dirinya untuk terus maju dan mereguk pengetahuan yang membuat orang yang memiliki akal pikiran seperti ini akan tidak dipusingkan oleh iri hati, dengki dan sombong. Hatinya yang bersih membuat percepatan luar biasa bagi perkembangan akal pikiran tersebut. 2. Potensi yang terus diarahkan kepada kebaikan. Potensi yang diarahkan pada kebaikan akan menjadi sangat efektif daya gunanya bila dimulai atau berpangkal dari diri sendiri. Artinya, urusilah diri sendiri sebelum mengurusi orang lain. Perbaiki diri sendiri sebelum memperbaiki orang lain. Bersihkan diri sendiri dahulu sebelum membersihkan diri orang lain. Diri sendiri dahulu yang melalukan suatu kebaikan. Apabila ini dapat dilakukan oleh setiap manusia yang sadar akan keadaan dirinya, tentulah akan terjadi sesuatu yang luar biasa pada diri orang tersebut. Efektivitas itu yakni seseorang yang menggunakan potensinya dengan prinsip untuk memperbaiki kemampuan dirinya, akhirnya bermanfaat bagi lingkungannya. Gerak hidupnya adalah gerak hidup yang produktif. Senantiasa menguntungkan orang lain lantaran dari dirinya terpancar kebaikan, seperti memberikan keamanan dan kebahagiaan. Inilah juga merupakan ukuran sukses dari orang yang bersih hatinya. Sukses adalah bila dirinya semakin professional dan semakin meningkatkan kemampuannya. 3. Keadaan untuk memperbaiki diri sendiri perlu dibiasakan secara kontinu dan konsisten Istiqamah. Manusia itu pelupa. Manusia itu gampang terlena. Manusia itu gampang memilih sesuatu yang menyenangkan dan menyamankan dirinya. Keadaan menggoda ini harus terus dilawan setiap hari, bahkan setiap detik. Pembiasaan adalah senjatanya. Membiasakan diri untuk mengingat Allah tentulah Allah akan mengingat. Biasakan diri untuk bangun malam, tentulah suatu saat bangun malam tidak akan memberatkan-bahkan akan mengasyikan. Tidak ada kebiasaan baik yang dimulai dengan kemudahan. Kebiasaan baik menuntut perjuangan besar di awalnya. 42 42 Ibid, h. 225-230. Setelah mampu memahami dan mengendalikan diri dengan berpusat pada pembersihan hati semua akan mengarah pada diri tersebut. Seorang manusia yang mampu memahami dan kemudian mengembangkan dirinya lewat hati yang bersih, akan senantiasa menunjukan seluruh gerakan atau kiprahnya untuk mendapatkan ridha Allah Swt. Tidak ada yang ditujunya kecuali Allah Swt. Setiap hari bahkan setiap detik, perbaikan diri yang dilandasi oleh kebersihan hati senantiasa diterbangkan untuk menuju Allah Swt. Hanya Allah lah yang mengisi hari-harinya. Hanya Allah lah yang senantiasa mengatur gerak gerik dirinya. Jika semua manusia bersedia untuk kembali kepada diri sendiri sebelum berkeinginan untuk melihat, mengoreksi dan menilai orang lain diluar dirinya sendiri. bersedia untuk mengendalikan dirinya agar terus menerus dapat memperbaiki diri sendiri secara terbuka. Kemudian berusaha mendasarkan seluruh aktivitasnya pada hati yang bersih, hati yang ditanami keikhlasan dan dengan hati yang tidak ditanami oleh kedengkian, keirihatian, dan kesombongan sehingga sudah dapat ikhlas dengan demikian kata Imam Ali bin Abi Thalib r.a., maka Allah yang akan membesarkannya. 43 43 Ibid, h. 230-231. Kerangka Teori Isi pesan Manajemen Qalbu ISI PESAN 1 materi yang dipilih yang ditentukan oleh komunikator untuk mengomunikasikan maksudnya Teori Pesan Dakwah Istinbath Iqtibas Istiqra’ Manajemen 1960 Planning Actuating Leading Organizing Controlling Menetapkan misi dan visi Merumuskan grand strategy Rencana taktis dan operasional Melaksanakan rencana strategis Kontrol strategi Diagnosis Intervention Evaluasi Menetapkan standar Mengukur kinerja Membandingkan kinerja dengan standar Mengambil tindakan korektif Membuat kontribusi produktif Kontribusi anggota tim Mengatur orang dan sumber daya Komitmen dan mengejar kuat dari visi Membangun keagungan abadi Qalbu Menurut al-Ghazali, hati al-qalbu ibarat cermin yang mampu menangkap makrifat ketuhanan. Kemampuan hati al-qalbu tersebut tergantung pada bersih dan beningnya hati al-qalbu itu sendiri. Hati menurut Syaikh Abdul Qadir al Jilani ialah tempat bergeraknya ruh. Untuk mendapatkan kedamaian dan ketentraman pusat rahasia hati dapat dicapai dengan membersihkan hati. Dengan membiasakan dzikir mengingat Allah. Manajemen Qalbu K.H. Abdullah Gymnastiar 2 Memahami Diri Mengevaluasi Diri Mengendalikan Diri Hakikat Manajemen Qalbu adalah Pembersihan Hati dan Mengendalikan Diri. Rasulullah SAW bersabda: “ Di dalam tubuh cucu anak Adam terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah semua tubuhnya. Dan jika ia rusak, maka rusaklah semua tubuhnya. Ingatlah Dia adalah hati.”H.R. Bukhori dan Muslim Sumber: 1 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011, cet. ke-1. 2 Hernowo dan M. Deden Ridwan, ed., Aa Gym dan Fenomena Daaruttauhid Bandung. Mizan. 2002

D. Analisis isi

Analisis isi merupakan salah satu metode utama dari ilmu komunikasi. Penelitian yang mempelajari isi media menggunakan analisis isi. Lewat analisis isi peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan, dan perkembangan tren dari suatu isi. 44 Secara umum, analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditunjukan untuk mengidentifikasi secara sitematis isi komunikasi yang tampak dan dilakukan secara objektif, valid, reliable dan dapat direplikasi. Menurut Holsti dalam bukunya tahun 1969 yang dikutip oleh Eriyanto Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Menurut Weber dalam bukunya tahun 1994 yang dikutip oleh Eriyanto Analisis adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks. Analisis isi banyak dipakai untuk menggambarkan karakteristik dari suatu pesan. Dalam bukunya bahasa Holsti analisis isi disini dipakai untuk menjawab pertayaan dari suatu proses komunikasi. Pertanya an “what” berkaitan dengan penggunaan analisis isi untu menjawab pertanyaan mengenai apa isi dari suatu pesan, tren, dan perbedaan antara pesan dari komunikator yang berbeda. Analisis isi menggambarkan secara detail deskripsi dari suatu pesan. 45 44 Eriyanto, Analisis Isi Jakarta: Kencana, 2001, h. 11. 45 Ibid, h. 15. Dilihat dari pendekatan dalam analisis isi, dapat dibagi ke dalam tiga bagian besar yaitu pendekatan analisis isi desktiptif, eksplanatif dan prediktif. Analisis isi deskriptif sebatas menggambarkan pesan, sementara eksplanatif berusaha untuk menghubungkan di antara variable. Adapun analisis isi prediktif ditujukan untuk memprediksi variable lain dengan menggunakan satu variable. Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan analsis isi deskriptif. Analisis isi deskriptif adalah analisis yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu atau menguji hubungan diantara variabel. Analisis isi ini semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik suatu pesan. 46 46 Ibid, h. 45-47. 42

BAB III GAMBARAN UMUM KONSEP MANAJEMEN QALBU DAN K.H

ABDULLAH GYMNASTIAR

A. Konsep Manananejem Qalbu

Pada awal mulanya Manajemen Qalbu itu dimulai dari Liqa’ lalu termotivasi dengan ayat Allah yang berkenaan dengan hati yang selamat. Perkembangan Manajemen dari tahun 1996 sampai sekarang sangat maksimal. Karena dari proses penyebaran yang menyeluruh dalam menyebarkan dakwah dengan tema Manajamen Qalbu ini disampaikan dengan design format yang khusus yaitu sangat mengedepankan teori yang segalanya mudah dicerna oleh semua kalangan, aman, nyaman, penuh pesan dan sederhana. Adapun konsep Manajemen Qalbu penyebarannya melalui: 1. Manfaat yang berupa kajian terus menerus 2. Teknologi high end menggunakan semua teknologi terbaru 3. Pemanfaatan media secara maksimal seperti tulis ataupun radio. 4. Masuk ke komunitas. Keempat hal tersebut yang membuat Manajemen Qalbu banyak dikenal serta penggunaan semua media seperti buku, radio dan Internet membuat Manajemen Qalbu mudah diketahui oleh banyak orang. Adapun untuk aplikasinya Manajemen Qalbu terkait semua aspek kehidupan dan bentuk pesan Manajemen Qalbu teraplikasikan pada budaya MQ 1 . 1 Wawancara dengan Kepala Pimpinan Yayasan Daaruttauhid Cabang Jakarta, Ibu Mia Kusmiasari, pada hari Senin, 18 Maret 2013, pukul 10.15.