Khairu al- Jama’ah, masyarakat madanicivil society Khairu al-Ummah dan
pada akhirnya akan membentuk bangsa yang sejahtera dan maju Khairu al- Baldah.
17
3. Ruang Lingkup Dakwah
Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana berdakwah atau mensosialisasikan ajaran Islam kepada objek dakwah
masyarakat dengan berbagai pendekatan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat direalisasikan dalam realitas kehidupan, dengan tujuan agar dapat ridha Allah
Swt. Agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Pada pemahaman seperti ini ilmu dakwah lebih dekat dan serumpun dengan ilmu-ilmu sosial, hal
ini dikarenakan teori-teori dakwah yang hendak dibangun merupakan produk generalisasi dari fenomena sosial. Dengan demikian bahwa, dengan sendirinya
ilmu dakwah merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial yang dirumuskan dan dikembangkan dengan mengikuti norma-norma ilmiah dan ilmu-ilmu sosial,
secara empiris, sistemis dan logis. Disiplin ilmu dakwah pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua: Ilmu Dakwah Dasar dan Ilmu Dakwah Terapan. Ilmu
Dakwah Dasar merupakan cabang Ilmu Dakwah yang memberikan kerangka teori dan metodologi dakwah Islam. Sedangkan Ilmu Dakwah Terapan
berusaha memberikan kerangka teknis operasional kegiatan dakwah Islam. Ilmu Dakwah Dasar berfungsi memberikan dasar-dasar teoritis dan
metodologis keahlian dakwah. Fungsi Ilmu Dakwah Terapan adalah memberikan kemampuan teknis keahlian profesi dakwah Islam.
18
17
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011, cet. ke-1, h. 9.
18
Ibid, h. 6-7.
Dakwah Islam juga melingkupi beberapa pembahasan diantaranya tentan: Materi Dakwah maaddah al-Dakwah; yang bersumber dari Al-
Qur’an dan As-Sunah Rasullah Saw., hasil ijtihad Ulama, sejarah peradaban Islam dan
lain-lain. Subjek Dakwah Da’i; orang yang aktif melaksanakan dakwah
kepada masyarakat. Da’i ini ada yang melakukan dakwah secara individu ada
juga yang berdakwah secara kolektif melalui organisasi. Objek dakwah Mad’u; adalah masyarakat atau orang yang didakwahi, yakni diajak kejalan
Allah agar selamat dunia dan akhirat, masyarakat sebagai objek dakwah biasanya sangat heterogen. Metode Dakwah Thariqoh Al-Dakwah; yaitu cara
atau strategi yang harus dimiliki da’i, dalam melaksanakan aktivitas
dakwahnya. Media Dakwah Washilah al-Dakwah; adalah media atau instrument yang digunakan sebagai alat untuk mempermudah sampainya pesan
dakwah kepada mad’u. Media ini dapat dimanfaatkan oleh da’i untuk
menyampaikan dakwahnya baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Diantara media dakwah yang masih banyak digunakan oleh para
da’i saat ini adalah: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, Buku, Internet, Handphone dan buletin.
Tujuan Dakwah Maqashid al-Dakwah; adalah tujuan yang hendak dicapai oleh kegiatan dakwah. Adapun tujuan dakwah itu dibagi dua yaitu tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
19
Ruang lingkup dakwah juga mencangkup teori dakwah yang beragam. Adapun teori adalah proporsi-proporsi ilmiah yang menghubungkan
keterkaitan antara satu kaidah dengan kaidah lainnya dan menyatukannya pada kesatuan prinsip yang dari padanya dapat diambil kepastian ketentuan dan
19
Ibid, h. 8-9.
kaidah ilmiah. Teori dakwah adalah konseptualisasi dakwah proses abstraksi dalam bentuk penyataan dan proporsi mengenai realitas dakwah. Teori
dakwah tidak lain berupa akumulasi dari hasil hasil penelitian yang teah teruji kebenarannya mengenai objek formal ilmu dakwah, sebagai hasil dari
penerapan metode nadzariah syumuliah qur’aniyah. Dari beberapa teori
dakwah yang telah terbagi penulis memilih teori pesan. Teori pesan adalah proporsi-proporsi sebagai hasil dari istinbath, iqtibas dan istiqra
’ mengenai pesan dakwah.
20
4. Internet Sebagai Media Dakwah
Dakwah sebagai suatu kegiatan komunikasi keagamaan dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin
canggih, memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan itu. Artinya dakwah dituntut agar dikemas dengan terapan media komunikasi sesuai dengan situasi
yang dihadapi.
21
Ada beberapa jenis media komunikasi yang dapat digunakan diantaranya yaitu media visual. Media komunikasi visual merupakan alat
komunikasi yang dapat digunakan dengan memanfaatkan indra penglihat dalam menangkap datanya.
22
Sebagai sarana dakwah. Kekeringan informasi dan ilmu keislaman yang diderita oleh masyarakat urban memaksa para
da’i atau yang tertarik dengan dunia keislaman untuk meluaskan jaringan dakwahnya hingga ke dunia maya.
23
Dr. Abdul Halim, Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan, teknologi adalah sunnatullah dan tidak ada yang bisa
20
Ibid, h. 117.
21
Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997, h. 33.
22
Ibid, h. 34.
23
Yuniardi Syukur, Facebook: Sebelah Surga, Sebelah Neraka Jogjakarta: Diva press, 2009, h. 27.
menghambatnya karena dia akan berjalan terus. Yang menjadi persoalan, menurutnya bukan alat pelayanan tapi orang yang memakai alat tersebut.
Dalam Islam juga ada sejumlah prinsip dalam agama yaitu harus bisa menjaga akal, tidak merusak agama , tidak merusak harta, dan tidak merusak garis
keturunan.
24
Bentuk dakwah dalam Internet agar divariasi dengan menuliskan kutipan ayat Al-
Qur’an, hadist, atau kata-kata dari para ulama, tokoh masyarakat atau ahli hikmah, yang menarik untuk disimak. Kata-kata inspiratif
itu akan memberikan inspirasi bagi orang lain.
25
Wasilah [media] dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah [ajaran Islam] kepada
mad’u. untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan
berbagai wasilah . Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima
macam, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak. 1.
Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato,
ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya. 2.
Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat-menyurat [korespondensi], spanduk dan sebagainya.
3. Lukisan atau media dakwah melalui gambar, karikatur dan sebagainya.
4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra
pendengaran, penglihatan atau kedua-keduanya, seperti televisi, film slide, OHP, Internet, dan sebagainya.
24
Ibid, h. 36-37.
25
Ibid, h. 111.
5. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang
mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh
Mad’u.
26
C. Ruang Lingkup Manajemen Qalbu
1. Pengertian Manajemen Qalbu
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.
Artinya manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam bahasa Arab, istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzhim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala
sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya. Pengertian tersebut dalam skala aktivitas juga dapat diartikan sebagai
aktivitas menerbitkan, mengatur, dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu mengemukakan, menata, dan merapihkan segala sesuatu
yang ada di sekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidup selaras dan serasi dengan yang lainnya.
Sedangkan secara terminology terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya adalah:
“The process of planning, organizing, leading, and controlling the work of organization members and of using all available organizational
resources to reach stated organizational goals. ”
27
26
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah Jakarta: Kencana, 2009, cet. ke-2, h. 32.
27
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, h. 284.
[sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan terhadap para anggota organisasi serta penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada
secara tepat untuk meraih tujuan organisasi yang telah ditetapkan]. Sementara itu, Robert Kritiner mendefinisikan manajemen sebagai
suatu proses kerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah.
28
Dari dua titik pandang tersebut dapat diambil pengertian manajemen mengajak orang lain, mengutamakan pembagian tugas, mencari kombinasi
agar perencanaan dan pembagian tugas tepat guna dan berdaya guna sehingga dapat mencapai tujuan.
Selanjutnya, manajemen memiliki unsur-unsur, berikut ini unsur-unsur manajemen menurut beberapa ahli:
1. Louis A. Allen pada tahun 1958 dalam bukunya Management and
Organization mengemukakan bahwa unsur-unsur manajemen adalah: Planning perencanaan, Organizing pengorganisasian, Coordinating
pengoordinasian, Motivating motivasi, dan Controlling pengawasan. 2.
Henry Fayol pada tahun 1916 dalam bukunya General Industrial Management mengatakan bahwa unsur-unsur manajemen terdiri dari:
Planning perencanaan, Organizing pengorganisasian, Commanding pengomandoan, Coordinating pengorganisasian dan Controlling
pengawasan
29
. 3.
George R. Terry tahun 1960 dalam buku Principles of Management mengatakan bahwa manajemen itu terdiri dari: Planning perencanaan,
28
Ibid, h. 284.
29
Ibid, h. 286.
Organizing pengorganisasian, Actuating penggerakan dan Controlling pengawasan.
30
Adapun definisi 4 fungsi pokok manajemen diantaranya: 1.
Merencanakan planning. Rencana mampu mengarahkan tujuan dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya.
2. Mengorganisasi organizing adalah proses mengatur dan mengalokasikan
pekerjaan, wewenang dan sumber daya ke sejumlah anggota, sehingga dapat mencapai sasaran. Juga termasuk dengan mencari staff staffing
yang cocok dengan jumlah dan waktunya. Kata kunci dalam mengorganisasi adalah koordinasi. Yang menjamin pengalokasian semua
pekerjaan sampai habis kepada setiap orang di dalam organisasi berjalan dengan baik.
3. Memimpin actuating, leading meliputi mengarahkan, memengaruhi, dan
memotivasi untuk melaksanakan tugas yang penting. Fungsi leading merupakan fungsi yang paling menentukan keberhasilan dari keseluruhan
fungsi manajemen. 4.
Mengendalikan Controlling adalah proses kegiatan untuk memastikan bahwa aktivitas yang terjadi sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.
31
Sehingga manajemen dapat diartikan sebuah proses yang secara umum mengandung unsur Planning, Organizing, Actuating dan Controlling
menurut George R. Terry juga unsur tambahan lainnya yang berbeda menurut para ahli.
30
Pawit M. Yusup, Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi, Pendidikan dan perpustakaan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012, cet. ke-1, h. 11-12.
31
Sentot Imam Wahjono, Manajemen tata kelola organisasi bisnis Jakarta: PT. Indeks, 2008, cet. ke-1, h.7-9.