Batasan dan Rumusan Masalah Metodologi Penelitian
prosedur operasionalisasi konsep, dalam hal ini konsep dijabarkan dalam ukuran- ukuran tertentu, biasanya dalam bentuk kategori-kategori beserta indikatornya.
Kategori ini dibuat berdasarkan unit analisis, yaitu satuan yang akan dianalisis. Unit analisis adalah sesuatu yang akan dianalisis, dalam penelitian ini adalah
gagasan pesan dalam Twitter aagym dalam tweet-nya selama bulan Oktober- Desember 2012. Agar diperoleh kategorisasi yang reliabel maka perlu dilakukan
uji realibilitas pada kategorisasi tersebut.
12
Kategorisasi tersebut perlu mendapatkan realibilitas. Adapun untuk memperoleh realibilitas dan validitas
kategori-kategori isi tulisan dimintakan pengujian kategori kepada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari orang yang dianggap kredibel. Hasil dari kesepakatan
juri tersebut dijadikan sebagai koefisien realibilitas.
13
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, dengan cara : Data Lapangan dan Data Kepustakaan.
1. Data Lapangan
Untuk memperoleh data lapangan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data :
a. Dokumentasi yaitu salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk
metodologi penelitian sosial. Dalam penelitian ini penulis mengambil data dari jejaring sosial Twitter aagym selama bulan Oktober-Desember 2012. Data
tersebut penulis peroleh melalui rekapitulasi yang diambil dari Twitter aagym selama bulan Oktober-Desember 2012 secara Online.
12
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana, 2008, h. 235- 236.
13
Drs. Jumroni, M.Si, Metode-Metode Penelitian Komunikasi Jakarta: UIN Jakarta press, 2006, h. 75.
b. Wawancara harus mempunyai tujuan tertentu agar tidak menjadi suatu
percakapan yang tidak sistematis atau melakukan pengamatan yang tidak berujung pangkal. Wawancara memungkinkan peneliti mengamati perilaku individu dan
kelompok dan mengetahui pendapat dan keyakinan mereka dan terhadap apa yang berubah dengan perubahan dan kondisi mereka. Wawancara dapat membantu
menetapkan keabsahan data yang telah diperoleh peneliti dari sumber-sumber lain atau melalui instrument lain untuk mengungkapkan berbagai pertentangan yang
muncul diantara sumber-sumber tersebut.
14
Pada penelitian ini peneliti menggunakan bentuk pertanyaan wawancara tertutup, yaitu wawancara dengan
mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban-jawaban tertentu.
15
Peneliti mewawancarai Ibu Mia Kusmiasari sebagai Kepala Pimpinan Yayasan Daarut
Tauhid Cabang Jakarta karena beliau memahami aktifitas K.H. Abdullah Gymnastiar Aa Gym dan merupakan kepala pimpinan cabang di Yayasan
Daaruttauhid Cabang Jakarta. b.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Setelah penulis mendapatkan tweet yang ditentukan sebagai sampling
penelitian, dan kemudian pesan tersebut dijadikan dalam bentuk data. Peneliti menggunakan coding sheet atau lembar koding yang berupa daftar cek yang
berisikan kategori-kategori subjek yang diukur dalam mengolah data. Dan kemudian unit analisis yang digunakan adalah persentase isi pesan manajemen
qalbu yang terkandung dalam twitter aagym bulan Oktober-Desember 2012 yang ditulis oleh K.H. Abdullah Gymnastiar. Karena jumlah tweets dalam hal ini
adalah populasi target melebihi 1000 pesan, maka penulis menggunakan teknik
14
Emzir, Analisis Data Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, h. 50-51.
15
Ibid, h. 51.
sampling untuk memilih pesan yang akan dimasukan kedalam coding sheet. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti memakai rumus Slovin:
n =
N 1+Ne
2
n= Ukuran sampel N= Ukuran Polupasi
e= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.
16
pada penelitian ini adalah 5 diketahui jumlah populasi tweets aagym dari bulan Oktober-Desember 2012
adalah 1006 tweets dengan sampling error 5 n
= 1006
1+1006.0,05
2
= 1006
1+2.515 =
1006 3.515
= 286.20 dibulatkan menjadi 286 sampel.
Selanjutnya dilakukan penarikan sample purposive dari 1006 populasi.
Untuk memudahkan dan memahami kandungan dari isi pesan manajemen qalbu maka penulis membuat kategori-kategori pesan manajemen qalbu yang
termasuk kedalam kategori manajemen qalbu-nya yaitu: Memahami diri, Evaluasi diri dan Mengendalikan diri. Kategorisasi ini diambil berdasarkan hakikat inti dari
konsep manajemen qalbu.
16
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta; Kencana, 2008, cet. ke-3, h. 162.
Tabel I Kategorisasi Isi Pesan
No Kategorisasi
1. Memahami diri
2. Evaluasi diri
3. Mengendalikan diri
Adapun tiga kategori pesan manajemen qalbu yang saya ambil menurut K.H. Abdullah Gymnastiar dalam manajemen qalbu hakikat dan efeknya terbagi
menjadi tiga kategori: 1.
Memahami diri: proses memahami benar diri seseorang yaitu bagaimana diri seseorang tersebut mengetahui sifat atau sikap yang telah
dilakukannya, hati yang mampu berprestasi yaitu kebersihan hati seseorang akan mencerminkan sifat yang baik. Contohnya adalah
seseorang mempunyai fisik yang kuat jika hatinya tidak didasarkan pada hati yang bersih bisa jadi kekuatan fisiknya dapat dimanfaatkan untuk
berbuat dzalim, tetapi jika hatinya bersih maka kekuatan fisiknya akan diarahkan pada kebaikan. Menjelaskan potensi diri: jasad yaitu fisik yang
melakukan tindakan, akal yaitu pikiran yang membuat keputusan dan Qalbu yaitu hati yang menjadi dasar bagi pembuatan keputusan yang
mencangkup pengertian sifat ataupun sikap yang muncul baik dari diri seseorang seperti sifat baik ataupun buruk. Contoh pesannya adalah:
kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya dapat menghalau segala rintangan.
2. Mengevaluasi diri: potensi yang diarahkan pada kebaikan akan menjadi
efektif, yakni seseorang yang menggunakan potensinya dengan prinsip untuk memperbaiki kemampuan dirinya dan akhirnya bermanfaat bagi
lingkungannya yang berpangkal dari diri sendiri seperti memberikan kenyamanan dan kebahagiaan, upaya untuk terus memperbaiki diri.
Contohnya: memperbaiki dirinya sendiri sebelum memperbaiki orang lain, proses mengetahui kesalahan dari sifat ataupun sikap yang tidak sesuai
dengan upaya untuk memperbaikinya. Contoh pesan dari evaluasi diri: kita sering amat berharap dan menuntut orang lain untuk berubah namun
apakah kita lebih sungguh-sungguh menuntut diri sendiri berubah? 3.
Mengendalikan diri: pesan yang mengandung pembiasaan diri untuk mengingat Allah. Contohnya dengan dzikir dan ikhtiar, sebagai
pembiasaan diri dalam kebaikan atau sifat mulia adalah senjatanya. Setelah memahami serta mengevaluasi maka diri ini perlu dikendalikan
dengan cara pembiasaan secara terus menerus guna terciptanya akhlakul karimah dari setiap orang, upaya membersihkan diri dari penyakit hati
seperti: dengki, sombong dll, serta menanamkan kesabaran dan keikhlasan. Contoh pesannya adalah: perbanyak dzikir, ingat Allah dalam segala
keadaan, rasakan bedanya, tenang dan mantap.
17
Saya mengambil tiga kategorisasi karena manajemen qalbu pada intinya adalah pembersihan hati dengan tiga kategorisasi tersebut telah meliputi pesan
manajemen qalbu.
17
Hernowo dan M. Deden Ridwan, ed., Aa Gym dan Fenomena Daarut Tauhid Bandung: Mizan, 2002, cet. ke-8, h. 227-230.
Data yang sudah dikategorisasikan kemudian diberikan kepada juri, data yang telah terkumpul dan sudah diperoleh dari penilaian juri akan diamati,
dihitung dan diberi nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan termasuk mengetahui koefesien realibilitas tiap juri. Antar juri satu dan dua,
satu dan tiga, dua dan tiga. Koder juri terdiri dari Juri 1 adalah Feby Khesa Pratiwi, sebagai Divisi Hubungan Masyarakat Yayasan Daaruttauhid cabang
Jakarta. Juri 2, Mahfudoh, S. Pd sebagai guru bahasa dan sastra Indonesia dan followers twitter aagym, Juri 3 Suwardi, S.si, sebagai Wakil Kesiswaan di
Adzkia Islamic School. Penulis memilih ketiga juri tersebut karena dianggap relevan dan memahami mengenai konsep Manajemen Qalbu K.H. Abdullah
Gymnastiar. Setelah membuat tabel kategorisasi dan dilengkapi oleh juri, selanjutnya
peneliti menggunakan rumus Holsti 1969 yang menjadi acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien realibilitas kategori antar juri dan untuk
mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri sebagai berikut: Koefisien Reliabilitas : CR = 2M
N1 + N2 Keterangan :
CR : Coefisien Realibilitas.
2M : Nomor Keputusan yang sama antar juri.
N1, N2: Jumlah item yang dibuat oleh tim juri.
18
Komposit Realibilitas: NX antar juri
1+N-1X antar juri
18
Drs. Jumroni, M.Si, Metode-Metode Penelitian Komunikasi Jakarta: UIN Jakarta press, 2006, h. 76.
Keterangan : N
: Jumlah Juri X
: Rata-rata koefisien realibilitas antar juri.
19
2. Data Kepustakaan
Untuk melengkapi data-data yang teoritis atau kepustakaan penulis melakukan penelaahan atau pengkajian terhadap berbagai literatur seperti: Buku,
Modul, dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan judul diatas sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara kepustakaan.