30
Djamarah 2002 mengelompokkan fungsi motivasi belajar sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Sesuatu yang belum diketahui
oleh anak didik akhirnya akan mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu.
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis yang
melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan. 3.
Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang diabaikan.
2.1.9 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Menurut Dichter 1971, prinsip motivasi belajar salah satunya adalah “An attempt to change human nature”.
Sebuah usaha untuk merubah sifat dasar manusia yaitu dengan pengalaman sehari-hari.
Djamarah 2008 Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktifitas belajar seseorang. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar
seperti dalam uraian berikut: 1.
Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk
menggali informasi, bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar maka dia akan melakukan aktifitas belajar dalam rentangan waktu
tertentu.
31
2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik. Efek
yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderuungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di
luar dirinya. 3.
Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Meskipun hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak
didik, akan tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. 4.
Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan oleh anak didik adalah
keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh karena itulah anak didik belajar.
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. Anak didik yang
mempunyai motivasi belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya
kini, tapi juga di hari-hari mendatang. 6.
Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
2.1.10 Proses Terbentuknya Motivasi
Dalam membicarakan konsep motivasi, tidak terlepas juga dari konsep kebutuhan, konsep dorongan, konsep perilaku serta tujuan. Hariyadi
mengemukakan, seseorang yang terdorong untuk berbuat atau melakukan
sesuatu, setidaknya karena adanya kebutuhan yang hendak dicapai. Seseorang yang diasumsikan mempunyai kebutuhan akan penghargaan dan
pengakuan, maka timbullah upaya berupa tingkah laku untuk mencapai tujuan yaitu kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan.
Misalnya seorang siswa yang memiliki kebutuhan untuk diakui dan
dihargai oleh teman-teman satu kelas, siswa tersebut mengambil keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan merebut kejuaraan kelas
dalam ulangan semester dengan tujuan agar teman-temannya memberikan penghargaan dan pengakuan. Setiap orang dapat membuat reaksi-reaksi
yang diperlukan berupa tingkah laku untuk mencapai tujuan. Tingkah laku merupakan realisasi dari usaha pemenuhan suatu kebutuhan. Kebutuhan
dapat dipandang sebagai suatu aturan yang obyektif terdapat dalam diri individu yang akan terpenuhi akan menyebabkan tercapainya suatu
kepuasan dan adanya penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Menurut Martin Handoko 2006 konsep terbentuknya motivasi adalah
sebagai berikut :
Bagan 2.1 Terbentuknya motivasi
32 Pe rb ua ta
- - - - -
Do ro ng a Mo ti
Ke b utuha Tujua
Mo tiva s i
33
Dari bagan di atas terlihat bahwa proses terbentuknya motivasi berawal dari suatu dorongan dan juga kebutuhan yang menimbulkan sebuah
motiv dan melahirkan motivasi yang menghasilkan suatu perbuatan karena tujuan tertentu. Organisme manusia selalu berusaha memenuhi suatu
keseimbangan, apabila keseimbangan itu terganggu, akan mengakibatkan suatu ketegangan yang menggerakkan manusia itu untuk mengembalikan
situasinya ke dalam perimbangan.
2.2 Intensitas Mengakses