24
mencakup aspek-aspek yang dikemukakan oleh Wasty Soemanto 1983, Purwanto 1995, Sardiman 2001 Uno 2008.
Adapun penjelasannya karena aspek motivasi belajar pada teori Frandsen 1989, meliputi aspek-aspek yang ada Wasty Soemanto 1983,
Purwanto 1995, Sardiman 2001 Uno 2008. Indikator yang sama tersebut adalah menggerakkan, mengarahkan dan menopang pada Purwanto 1995,
mendorong, menentukan perbuatan, menyeleksi perbuatan pada teori Sardiman 2001, dan keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku
tersebut goals or end of such behavior pada Wasty Soemanto 1983, dan juga Adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
adanya lingkungan belajar yang kondusif pada teori Uno 2008.
2.1.5 Jenis-Jenis Motivasi
Ada berbagai jenis yang mempengaruhi motivasi yang dikemukakan oleh para ahli Kalat 2002, Santrock 2008, dan Schunk 2002, Djamarah,
2008 telah mengelompokkan beberapa jenis dari motivasi, secara ringkasnya adalah sebagai berikut:
1. Intrinsic motivation. Intrinsic motivation is a motivation to do an act
for its own sake. Motivasi intrinsik adalah motivasi melakukan suatu
tindakan untuk mendapatkan suatu kepentingan.
25
2. Ekstrinsik motivation. Ekstrinsik motivation is based on the
reinforcements and punishments that the act may bring. Motivasi
ekstrinsik adalah dasar dari penguat dan hukuman dimana dapat menimbulkan suatu tindakan.
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi belajar
Woolfolk 2009, mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah; Faktor intrinsik: kebutuhan, interesminat, rasa ingin
tahu, kegembiraan. Yang kedua adalah faktor ekstrinsik: faktor-faktor lingkungan seperti reward, tekanan sosial, dan hukuman.
Ames dalam Woolfolk, 2009, mengidentifikasikan enam bidang yang dapat mempengaruhi motivasi untuk belajar; sifat task tugas yang
diperintahkan untuk dikerjakan siswa, autonomy otonomikemandirian yang diperbolehkan bagi siswa dalam bekerja, bagaimana
pencapaianprestasi siswa recognized diakui, praktik-praktik grouping pengelompokan, prosedur evaluation evaluasi, dan time jadwal waktu di
kelas.
Uno 2008, motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang
menarik.
26
Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi menurut Sardiman, 2004 yaitu:
1. Sikap
Sikap merupakan produk dari dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi,
perilaku peran. Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi dan diubah. Sikap dapat membantu secar personal
karena berkaitan dengan harga diri yang positif, atau dapat merusak secara personal karena adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada
pada diri setiap orang sepanjang waktu dan secara konstan sikap itu mempengaruhi perilaku dan belajar.
2. Kebutuhan
Kebutuhan bertindak sebagai kekuatan internal yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan
kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan di dalam memenuhi kebutuhannya. Tekanan ini dapat
diterjemahkan ke dalam suatu keinginan ketika individu menyadari adanya perasaan dan berkeinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Apabila siswa membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung termotivasi.
3. Rangsangan
Rangsangan merupakan perubahan. di dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat
aktif. Apapun kualitasnya, stimulus yang unik akan menarik perhatian setiap orang dan cenderung mempertahankan keterlibatan diri secara
27
aktif terhadap stimulus tersebut. Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa. Apabila siswa tidak
memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada diri siswa tersebut.
4. Afeksi
Sikap afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional, kecemasan, kepedulian dan pemilikan. Dari individu atau kelompok pada waktu
belajar. Tidak ada kegiatan belajar yang terjadi di dalam kevakuman emosional. Siswa merasakan sesuatu saat belajar, dan emosi siswa
tersebut dapat memotivasi perilakunya kepada tujuan. Apabila emosi bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi
mampu mendorong siswauntuk belajar keras. Integritas emosi dan berpikir siswa itu dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi
kekuatan terpadu yang positif, sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar yang efektif.
5. Kompetensi
Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi mengasumsikan
bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.
6. Penguatan
Penguatan merupakan peristiwa untuk mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Penguatan positif memainkan
peranan penting. Penguat positif menggambarkan konsekuensi atas
28
peristiwa itu sendiri. Penguat positif dapat berbentuk nyata, misalnya dapat berupa sosial, seperti afeksi.
Dalam kegiatan belajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan
aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
2.1.7 Macam-macam Motivasi Belajar