Perencanaan Tata Ruang RUANG LINGKUP PERMENDAGRI NO 8 TAHUN 1998

kelompok-kelompok yang memiliki akses terhadap proses pengambilan keputusan politik. Sehingga untuk memperbaiki hal tersebut, maka suara masyarakat perlu diperkuat dengan cara melibatkan secara langsung masyarakat dalam proses penentuan kebijakan publik. 3 Bila kita cermati perkembangan politik pada beberapa negara barat yang telah mengalami sejarah panjang demokrasi, akan terlihat kematangan sistem demokrasi perwakilan dengan partisipasi masyarakat. Semakin baik proses dan sistem demokrasi perwakilan maka akan semakin mengurangi kebutuhan peran serta masyarakat secara langsung dalam pengambilan keputusan publik. 4 Maka berdasarkan PERMENDAGRI No 81998 tujuan penyelenggaraan penataan ruang terdapat pada Pasal 2 Tujuan penyelenggaraan penataan ruang di daerah yaitu; Terlaksananya perencanaan tata ruang secara terpadu dan menyeluruh, Terwujudnya tertib pemanfaatan tata ruang Terselenggaranya pengendalian pemanfaatan ruang

B. Perencanaan Tata Ruang

Berdasarkan permendagri No 81998 perencanaan tata ruang adalah kegiatan menyusun dan menetapkan rencana tata ruang yang dilakukan melalui proses dan prosedur penyusunan serta penetapan rencana tata ruang. 3 Ibid , h 3. 4 Sjo fja n Ba ka r, “ Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang”Jakarta : Dir. Fasilitas Penataan Ruang dab Lingkungan Hidup, 2009, h 1. Berdasarkan Permendagri No.81998 Pasal 6 perencanaan tata ruang itu berisi : 1 Pekerjaan peyusunan rencana tata ruang merupakan kewajiban dan tanggung jawab Kepala daerah. 2 Peyusunan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dapat dilakukan dengan cara : a. Bekerjasama dengan perguruan tinggi dan atau konsultan perencanaan yang berbentuk badan hukum. b. Swakelola. 3 Pemilihan pelaksana pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilakukan oleh instansi yang bertangung jawab menyusun rencana tata ruang Ruang wilayah negara yang meliputi ruang lautan, ruang udara, dan ruang daratan merupakan sumber daya alam dan suatu subsistem. Dalam subsistem terdapat sumber daya manusia dengan berbagai macam kegiatan pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya buatan, dengan tingkat pemanfaatan yang berbeda-beda yang apabila tidak ditata secara baik dapat mendorong ke arah ketidakseimbangan penanganan serta ketidaklestarian lingkungan hidup. 5 Pelaksanaan pembangunan, khususnya pembangunan fisik tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Pelanggaran pemanfaatan ruang ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor teknis operasional, administratif, dan perkembangan pasar. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa untuk mewujudkan terciptanya pembangunan yang “tertib ruang”, diperlukan tindakan pengendalian pemanfaatan ruang yang sungguh-sungguh. 6 Kecenderungan penyimpangan tersebut dapat terjadi karena produk rencana tata ruang kurang memperhatikan aspek-aspek pelaksanaan pemanfaatan ruang, atau sebaliknya pemanfaatan ruang kurang memperhatikan rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan. Sejalan dengan perubahan dan pembaharuan sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota sebagai daerah otonom telah diberikan kewenangan urusan pemerintahan dan sekaligus menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota untuk mengatur dan mengurus perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang di Daerah. Pemberian kewenangan dan kewajiban sesuai dengan strata dan fungsi pemerintahan tersebut, hendaknya dipandang sebagai 5 Sjofjan Bakar, “Kelembagaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Daerah”Jakarta : Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup – Depdagri, 2006, h 1. 6 Sjofjan Bakar, “Kelembagaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Daerah”, h 1. momentum bagi Daerah untuk lebih menguatkan pengembangan kapasitas Daerah berbasis kinerja, kerjasama antar daerah, dan koordinasi secara terpadu dan sinergis. 7 Pada prinsipnya proses penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang daerah harus mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku, dalam hal ini sebagaimana disebutkan pada Pasal 18 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang bahwa sebelum Raperda tentang Rencana Tata Ruang Daerah baik Provinsi dan KabupatenKota ditetapkan menjadi Perda harus dilakukan persetujuan substansi teknis dari Menteri dan khusus untuk KabupatenKota perlu mendapat rekomendasi dari Gubernur. Berdasarkan berbagai hal di atas dan sejalan dengan PP Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan PP Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah KabupatanKota maka disusunlah pedoman mekanisme Konsultasi dan Evaluasi dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Daerah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah.Di dalam Permendagri tersebut perlu dipahami pentingnya peran BKPRD Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi dan KabupatenKota yang dibentuk berdasarkan Kepmendagri 7 Sjofjan Bakar, “Kelembagaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Daerah”, h 1. 147 tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah. BKPRD Provinsi mempunyai fungsi membantu Gubernur untuk mengkoordinasikan penyusunan rancangan perda RTRWP dan RTR Kawasan Strategis Provinsi dengan memperhatikan RTRWP yang berbatasan, RTR PulauKepulauan, dan RTRWN Pasal 5 ayat 1. BKPRD KabupatenKota mempunyai fungsi membantu BupatiWalikota untuk mengkoordinasikan penyusunan rancangan perda RTRWKabupatenKota, RTR Kawasan Strategis KabupatenKota, dan RDTR KabupatenKota,dengan memperhatikan RTRWKabupatenKota yang berbatasan, RTRWP, RTR PulauKepulauan, dan RTRWN Pasal 5 ayat 2. Dalam melakukan proses penyusunan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang provinsi terdapat dua tahap yaitu tahap “Konsultasi” dan tahap “Evaluasi” yang tergambar pada diagram berikut ini: Pada tahap “konsultasi” BupatiWalikota dibantu BKPRD Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah KabupatenKota mengkonsultasikan rancangan perda tentang RTRWKK, RTR Kawasan Strategis KabupatenKota, dan RDTRKK kepada instansi pusat yang membidangi urusan tata ruang yang dikoordinasikan oleh BKTRN guna mendapatkan persetujuan substansi teknis. Rancangan perda harus dilampiri dokumen RTR KabupatenKota dan album peta. Pengajuan permintaan persetujuan substansi teknis ke pemerintah pusat dilakukan setelah rancangan perda dibahas di BKPRD Provinsi dan mendapatkan rekomendasi dari Gubernur. Setelah keluar Surat Persetujuan Substansi Teknis dari instansi pusat yang membidangi urusan tata ruang, dilanjutkan oleh BupatiWalikota untuk mendapat persetujuan bersama dengan DPRD. Kedua bahan tersebut yaitu Surat Persetujuan Substansi Teknis dari Menteri yang membidangi urusan penataan ruang dan Surat Persetujuan Bersama dengan DPRD menjadi bahan Gubernur dalam melakukan “evaluasi” terhadap rancangan perda tentang RTRWKK, rancangan perda tentang RTR Kawasan Strategis KabupatenKota, dan rancangan perda tentang RDTR KabupatenKota serta klarifikasi terhadap Perda tentang RTRWKK, Perda tentang RTR Kawasan Strategis KabupatenKota, dan Perda tentang RDTR KabupatenKota yang telah ditetapkan. 8 8 Ibid, h 2. Indikator yang digunakan oleh Gubernur dalam mengevaluasi rancangan peraturan daerah tata ruang kabupatenkota seperti tercantum di dalam tabel berikut ini provinsi pemekaran yang belum memiliki DPRD sehingga belum dapat membentuk perda, pengaturan tata ruang daerah berdasarkan pada perda Provinsi induk Pasal 28 ayat 1. KabupatenKota pemekaran yang belum memiliki DPRD sehingga belum dapat membentuk perda, pengaturan tata ruang daerah berdasarkan pada perda KabupatenKota induk Pasal 28 ayat 2. Tata cara evaluasi terhadap perubahan Perda tentang RTRWP, Perda tentang RTR Kawasan Strategis Provinsi, Perda tentang RTRWKabupatenKota, Perda tentang RTR Kawasan Strategis KabupatenKota, dan Perda tentang RDTR KabupatenKota mutatis mutandis berdasarkan pada Peraturan Menteri ini Pasal 29. 9

C. Pemanfaatan Tata Ruang