Terkait pengendalian, terdapat 3 tiga perangkat utama yang harus disiapkan yakni:
a. Rencana Detail Tata Ruang RDTR
Sebagaimana kita ketahui bersama, permis penataan ruang adalah keseimbangan lingkungan hidup. Pemanfaatan suatu kawasan untuk berbagai
kegiatan disesuaikan dengan kemampuan daya dukung lingkungannya. Pola pengembangan kegiatanya pun pada umumnya memiliki pertimbangan tidak
hanya fisik melainkan juga sosial budaya. Kearifan lokal pun senantiasa menjadi salah satu referensi pokok dalam merumuskan langkah-langkah
pembangunan untuk menjawab tantangan kemajuan.
26
Dalam konteks ini, terbitnya UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang jelas perlu disambut secara positif. Dengan sejumlah perbaikan yang
cukup signifikan dari UU terkait sebelumnya UU No.241992, terbitnya payung hukum tersebut merupakan gambaran kuat dari komitmen seluruh
elemen masyarakat yang menginginkan agar penataan ruang berjalan lebih baik lagi ke depan. Selama ini, dalam 15 tahun perjalanannya penataan ruang
dinilai kurang begitu berhasil menjaga konsistensi perencanaannya sampai ke tahap pelaksanaan.
27
Fungsi utama dari RDTR adalah sebagai dokumen operasionalisasi rencana tata ruang wilayah. Dengan kedalaman pengaturan yang rinci dan
26
Buletin Tata Ruang, “Penataan Ruang Dalam Meminimalisasi Dampak Bencana”, h 2.
27
Ibid, 3.
skala peta yang besar, rencana detail dapat dijadikan dasar dalam pemberian izin dan mengevaluasi kesesuaian pemanfaatan lahan dengan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan. Penyiapan RDTR dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa prinsip
dasar. Pertama, rencana detail tata ruang harus dapat langsung diterapkan, sehingga ke dalaman rencana dan skala petanya harus benar-benar memadai.
Kedua, rencana detail tata ruang harus memiliki kekuatan hukum yang mengikat, untuk itu harus diamanatkan dalam Peraturan Daerah dan secara
tegas dinyatakan sebagai bagian tak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah. Ketiga, rencana detail tata ruang harus memiliki legitimasi yang kuat
dari seluruh pemangku kepentingan, sehingga harus disusun dengan pendekatan partisipatif.
b. Peraturan Zonasi Zoning Regulation