Persiapan Sebelum Berdakwah Penerapan Retorika KH. Abdul Rahman al-Madinah Dalam Berdakwah

melakukan jawaban terhadap penerapan retorika dakwah yang beliau gunakan, maka penulis membaginya dalam beberapa langkah, yaitu:

1. Persiapan Sebelum Berdakwah

Pada hakikatnya setiap da’i ingin memperoleh pengaruh yang maksimal pada dakwah yang disampaikannya agar berhasil dan tepat pada sasarannya. Dakwah harus dilakukan dengan baik dan tepat dengan menggunakan retorika dakwah. Persiapan adalah salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam berdakwah, karena persiapan setengah untuk mencapai keberhasilan. Walaupun jam terbang KH. Abdul Rahman al-Madinah sangat padat, namun beliau tidak luput dari persiapan-persiapan yang matang demi menunjang keberhasilan berdakwah. Menurut beliau ada dua persiapan dalam berdakwah, persiapan secara lahir dan persiapan secara bathin. Di antara persiapan beliau secara lahir yaitu: a. Makan Yang Cukup b. Cukup Tidur c. Busana Dalam Berdakwah Harus Sesuai d. Menguasai Materi Persiapan sebelum Dakwah salah satunya kita memerlukan persiapan fisik agar ketika kita berada di atas mimbar tidak tegang dan kaku, dan ketika sedang melakukan dakwah supaya kondisi fisik kita sehat Persiapan lain kita harus makan yang cukup, sebab jika kita terlalu lapar atau kenyang maka itu tidak baik juga dalam penyampaian dakwah dan jika terlalu laparpun kita tidak konsen. Juga persiapan lainnya harus cukup tidur, sesab kalau kurang tidur da’i akan kaku di atas mimbar, penyampaiannyapun akan terbata-bata. Dan juga harus menguasai materi yang akan kita sampaikan sesuai dengan tema yang mad’u maksud. Pakaianpun harus kita siapkan dengan baik agar sesuai dengan keadaan ekonomi jama’ah, ketika saya diundang di hadapan fakir miskin maka saya menggunakan pakaian yang sederhana dan tidak terlihat terlalu mencolok. Adapun persiapan beliau secara bathin yaitu: a. Sholat Dhuha b. Sholat Hajat c. Sholat Tahajjud d. Puasa Ketika Nabi Musa akan mengahadap Firaun, seorang raja yang dzhalim pada masanya, maka Nabi Musapun dianjurkan oleh Allah agar berdoa “Robisyrohlii Sodrii Wayassirlii Amrii Wahlul ‘Uqdatan Min Lisaanii Yafqohu Qowlii”. Itu do’a yang selalu saya baca ketika saya berada di atas mimbar. Kadang juga persiapan bathin dengan sholat dhuha, sholat hajat, sholat tahajjud dan berpuasa. meminta kepada Allah agar dakwah itu sesuai dengan apa yang diperintahkan. 13 Persiapan bathin tujuannya karena semata-mata dakwah itu “Minallahi Wa Ilallahi” dari Allah dan hanya untuk Allah. Karena kedua persiapan itu tidak dapat dipisahkan. Manusia boleh sama kulitnya bahkan mungkin rambutnya tetapi 13 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah. hati mereka siapa yang tahu. Maka agar manusia tetap memperhatikan kita dalam berdakwah kita selalu memohon kepada Allah agar dakwah yang kita sampaikan dapat lancar dan mengena ke hati mad’u, meminta kepada Allah agar dibimbing dalam berdakwah dan tidak melukai hati orang. Sebab persiapan fisikpun tidak cukup dalam berdakwah, dengan persiapan bathin kita akan selalu berpegang pada Allah meminta bimbingan dari-Nya supaya apa yang kita sampaikan benar-benar datangnya dari Allah jadi dakwah yang kita serukan tidak menyimpang. 14

2. Penyusunan Dan Penguasaan Materi